SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita mengapresiasi peresmian kantor promosi Swiss di Jakarta, Swiss Business Hub Indonesia. Melalui kantor ini, diharapkan hubungan ekonomi Indonesia dan Swiss akan semakin bergerak ke arah yang saling menguntungkan. Demikian disampaikan Mendag Enggar saat bertemu dengan Menteri Ekonomi, Pendidikan, dan Riset Swiss Johann N. Schneider-Ammann dan 15 delegasi Swiss yang terdiri atas pelaku usaha dan perwakilan pemerintah di Kantor Kemendag, Jumat (14/7) minggu lalu.
“Kami harap Swiss Business Hub Indonesia dapat berkontribusi terhadap peningkatan hubungan dagang dan investasi kedua negara,” ungkap Mendag Enggar.
Menteri Schneider-Ammann mengunjungi Indonesia untuk meresmikan Swiss Business Hub Indonesia, yang merupakan kantor perwakilan dari Switzerland Global Enterprise (S-GE) di negara- negara mitra dagang swiss. S-GE adalah lembaga promosi dagang dan investasi yang bergerak di bawah Pemerintah Swiss. Swiss Business Hub bertugas mempromosikan perusahaan-perusahaan asal Swiss yang ingin ekspansi ke negara-negara mitra.
“Swiss Business Hub Indonesia juga diharapkan dapat membantu pengusaha Indonesia untuk berekspansi mencari peluang pasar dan investasi di Swiss, sehingga bermanfaat bagi para pelaku usaha di Indonesia,” kata Mendag Enggar.
Menteri Schneider-Ammann juga menekankan pentingnya kedua belah pihak mendukung iklim persaingan usaha dan investasi yang kondusif dalam rangka mendorong arus perdagangan dan investasi.
Data tahun 2016 menunjukkan total nilai perdagangan Indonesia dan Swiss mencapai USD 2,9 miliar. Nilai ekspor Indonesia ke Swiss mencapai USD 2,19 miliar sementara impor Indonesia dari Swiss mencapai USD 722 juta, menghasilkan surplus USD 1,47 miliar bagi Indonesia. Produk- produk unggulan ekspor ke Swiss antara lain perhiasan, serat optik, minyak esensial, sepeda motor, dan alas kaki. Swiss merupakan negara tujuan ekspor nonmigas ke-16 dan negara asal impor ke-24.
Sebagai negara strategis di Eropa, Mendag Enggar berharap peningkatan kerja sama dengan Swiss dapat membuka peluang lebih besar bagi Indonesia untuk menembus pasar di benua tersebut. Swiss tergabung dalam European Free Trade Association (EFTA) yang beranggotakan Swiss, Norwegia, Islandia, dan Liechtenstein. Untuk menggarap pasar EFTA dengan lebih maksimal, diharapkan perundingan Indonesia dan EFTA untuk membentuk Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dapat terselesaikan di 2017.
“Skema Indonesia-EFTA CEPA (IE-CEPA) dapat mendorong peningkatan akses pasar ke EFTA, menarik investasi dari EFTA, menjalin kerja sama peningkatan daya saing produk Indonesia, dan meningkatkan ekspor ke Swiss. Keberhasilan perundingan IE-CEPA dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk mempercepat perundingan Indonesia-Uni Eropa CEPA,” kata Mendag Enggar.
Pada pertemuan tersebut, Mendag Enggar juga menyampaikan perhatiannya terhadap kebijakan Norwegia yang membatasi penggunaan bio-fuel berbasis minyak kelapa sawit. Menurut Mendag, kebijakan ini tidak konstruktif terhadap proses perundingan IE-CEPA karena mengundang sentimen negatif stakeholders dan mendorong negara lain menerapkan kebijakan serupa.
“Kami harap Swiss dapat membantu melakukan pendekatan kepada Norwegia untuk membatalkan kebijakannya karena dapat mengganggu ekspor CPO dan bio-fuel berbasis minyak kelapa sawit dari Indonesia ke negara-negara EFTA maupun Uni Eropa,” kata Mendag Enggar.
Perdagangan Indonesia dengan EFTA tahun 2016 surplus USD 1,21 miliar. Total perdagangan mencapai USD 3,33 miliar, dengan ekspor Indonesia ke EFTA USD 2,27 miliar dan impor Indonesia dari EFTA USD 1,06 miliar. EFTA menjadi tujuan ekspor nonmigas dari Indonesia ke-15 dan asal impor ke Indonesia ke-19.
Selain itu, Mendag Enggar menyampaikan kepada Menteri Schneider-Ammann dan delegasi Swiss untuk ikut serta dalam pameran dagang Trade Expo Indonesia ke-32 yang akan diselenggarakan pada 11-15 Oktober 2017 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai, Banten.(EK)