SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Lifter unggulan Indonesia, Eko Yuli Irawan, berhasil meraih perak pada kelas 61 kg. Dia hanya berada di bawah rivalnya dari China, Li Fa Bin. Adapun torehan atlet asal Lampung tersebut adalah snatch 137 kg dan clean and jerk 165 kg. Total Eko meraih 302 kg.
Pertandingan angkat besi putra kelas 61 kg itu dihelat di Hall Tokyo International Forum, Minggu (25/7/2021) pukul 14.00 WIB. Dalam laga tersebut, Eko tergabung di Grup A bersama 8 atlet lain dari Arab Saudi, Vietnam, Jepang, China, Italia, Taiwan, Georgia, dan Kazakstan.
Sementara itu, batu sandungan utama Eko adalah lifter asal China, Li Fa Bin. Atlet berusia 28 tahun itu meraih juara dunia angkat besi di tahun 2019.
Di sisi lain, atlet tanah air itu juga merupakan juara dunia pada 2018. Dengan demikian, keduanya saling bersaing untuk memperebutkan medali di laga ini.
Pada percobaan pertama, Eko langsung ngegas dengan memilih berat angkatan 137 kg. Angka itu merupakan beban terberat kedua dalam laga tersebut. Sementara itu, rival terkuatnya, Li Fabin juga memulai dengan ambisius dengan mengangkat 137 kg pada percobaan pertama.
Eko sedikit waspada ketika atlet tuan rumah, Yoichi Itokazu berhasil mengangkat berat 133 kg pada percobaan ketiga. Angka tersebut mendekati target angkatan dari lifter asal Lampung itu.
Dengan mudah, percobaan pertama dapat dilakukan oleh Eko Yuli. Lifter juara dunia itu berhasil mengangkat beban 137 kg pada percobaan pertama. Di sisi lain, unggulan China, Li Fa Bin, gagal mengangkat berat yang sama pada percobaan pertama. Hal ini membuat Eko memimpin klasemen sementara.
Namun, Li Fa Bin tidak menyerah begitu saja. Pada percobaan kedua, lifter berusia 28 tahun itu kembali mengangkat berat yang sama. Beruntung, angkatan itu berhasil dilakukan.
Tidak mau kalah, atlet tanah air mengambil berat 141 kg pada percobaan kedua. Sayang, angkatannya malah gagal.
Persaingan semakin panas kala Li Fa Bin memilih berat 141 kg pada percobaan terakhir. Meski sempat kesulitan di awal angkatan, dia dapat mengangkat berat tersebut dengan baik. Torehan itu tentu memberi tekanan lebih pada lifter tanah air.
Eko Yuli mencoba kembali mengangkat berat 141 kg pada percobaan ketiga. Sayang, angkatannya kembali gagal. Dengan demikian, hasil itu menempatkan Li Fa Bin di peringkat pertama dengan 141 kg. Sementara itu, Eko Yuli berada di posisi kedua dengan 137 kg.
Sementara Atlet Kazakstan, Igor Son, berhasil mengangkat berat 163 kg pada percobaan ketiga. Secara mengejutkan, dia berhasil melakukannya. Torehan itu membuat Igor menempati tiga besar dengan raihan 294 kg.
Pada percobaan pertama, Eko memilih angkatan 165 kg. Dengan sempurna, lifter veteran itu berhasil mengamankan angka pertamanya di Clean and Jerk. Meski begitu, atlet kelahiran Metro itu masih harus mengejar defisit 4 angka dari peringkat pertama, Li Fa Bin.
Sayang, atlet China itu juga berhasil mengamankan percobaan pertama dengan angkatan 166 kg. Torehan itu membuat Li semakin menjauhi Eko yang berada di peringkat dua dengan jarak 5 poin.
Eko berusaha mengejar ketertinggalan pada percobaan kedua dengan angkatan 172 kg. Pada saat itu, medali perak sejatinya sudah berada di tangan atlet tersebut. Namun, dia berambisi meraih medali emas pertama cabor angkat besi sepanjang sejarah keikutsertaan Indonesia di Olimpiade.
Di sisi lain, Li Fa Bin juga mengangkat berat yang sama pada percobaan kedua dengan 172 kg. Menariknya, angkatan tersebut bisa dilakukan dengan sempurna. (wwa)