SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Pimpinan MPR RI, Eddy Soeparno, menyatakan keyakinannya bahwa kebijakan Presiden Prabowo Subianto dapat menyelamatkan karyawan Sritex dari pemutusan hubungan kerja (PHK). Menurutnya, komitmen Prabowo sangat jelas untuk tidak ada pihak yang ditinggalkan dalam proses pemulihan ini.
“Komitmen Presiden Prabowo jelas bahwa tidak akan ada yang ditinggalkan, no one is left behind. Kebijakan strategis sedang disiapkan agar tidak ada PHK bagi karyawan Sritex dan pabrikan bisa tetap beroperasi,” ujar Eddy.
Untuk mendukung upaya tersebut, Eddy mengusulkan modernisasi teknologi sebagai langkah penting dalam penyelamatan Sritex. Ia menekankan pentingnya pembaruan mesin-mesin produksi agar lebih efisien, efektif, dan berkualitas, sehingga produk Sritex dapat lebih kompetitif di pasar global.
“Mesin-mesin produksi membutuhkan penyegaran lebih update dengan teknologi terbaru yang efektif, efisien dan berkualitas. Hal ini perlu dilakukan agar daya saing produk Sritex juga semakin kompetitif,” ungkap Eddy.
Tidak hanya sekadar modernisasi mesin, Eddy juga menyoroti pentingnya reskilling dan upskilling bagi tenaga kerja di Sritex. Dengan meningkatkan keterampilan pekerja, Sritex dapat menghasilkan produk yang lebih berkualitas, yang pada gilirannya akan mendukung keberlanjutan perusahaan dalam jangka panjang.
“Modernisasi teknologi juga diimbangi dengan peningkatan keterampilan tenaga kerja untuk produk-produk yang lebih berkualitas. Semua ini dilakukan agar solusi menghadapi masalah Sritex ini berkelanjutan dan komprehensif,” jelasnya.
Eddy juga mengingatkan pentingnya perlindungan terhadap industri tekstil dalam negeri, mengingat kondisi perang dagang global, terutama antara Amerika Serikat dan China. Ia menganggap perlu ada proteksi terhadap produk tekstil lokal dari ancaman banjir produk impor.
“Di tengah perang dagang US – China ini semua negara berusaha memberikan proteksi pada produksi dalam negeri dari banjirnya produk asing. Dengan kejadian Sritex saat ini, proteksi pada produk dan pasar dalam negeri perlu ditingkatkan,” ujar Eddy.
Ke depannya, Eddy berharap adanya sinergi antar kementerian untuk mendukung kebijakan Presiden Prabowo dalam menyelamatkan Sritex. Menurutnya, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) perlu fokus pada reskilling dan upskilling tenaga kerja, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bertanggung jawab atas modernisasi teknologi, dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) harus memperkuat proteksi terhadap produk tekstil Indonesia.
“Kemenaker membidangi reskilling dan upskilling tenaga kerja, Kemenperin berperan dalam modernisasi teknologi dan Kemendag fokus pada proteksi produk tekstil dalam negeri. Semuanya menjadi bagian dari kebijakan Presiden Prabowo menyelamatkan Sritex dan mengembalikan kejayaan produk tekstil Indonesia,” tutup Eddy.
Dengan adanya sinergi antara pemerintah, industri, dan pekerja, diharapkan Sritex dapat bangkit kembali dan menjadi lebih kuat di tengah tantangan global yang semakin berat.
(ANTON)