SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Wakil Ketua MPR Yandri Susanto menekankan pentingnya literasi atau pengetahuan masyarakat tentang obat dan makanan yang mereka konsumsi agar tidak membahayakan tubuh.
“Obat dan makanan menjadi hal yang sangat strategis untuk kita kawal bersama. Para kepala desa/lurah, ketua RT, ketua RW, bisa menyebarkan pengetahuan tentang obat dan makanan yang sehat dan tidak mengandung zat-zat yang membahayakan tubuh,” ujar Yandri dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (6/4).
Pengetahuan tentang obat dan makanan ini, tutur Yandri melanjutkan, juga bisa disebarluaskan para ustad atau penyuluh agama sampai di tingkat paling bawah.
“Apa yang dilakukan pejuang-pejuang untuk pengawasan obat dan makanan ini juga menjadi dakwah kepada manusia supaya sehat jasmani dan rohani,” ucap Yandri.
Dalam kesempatan itu, dia juga menyebutkan keberadaan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sangat strategis karena memberi keamanan dan kenyamanan kepada masyarakat dalam mengonsumsi obat dan makanan.
Kegiatan komunikasi, informasi, dan edukasi yang dilakukan BPOM secara langsung kepada masyarakat akan membuat masyarakat sadar untuk tidak mengkonsumsi obat dan makanan yang mengandung zat yang membahayakan tubuh manusia.
“Badan POM ini harus kita support (dukung). Saya mengapresiasi kegiatan komunikasi, informasi, dan edukasi yang diselenggarakan BPOM untuk memberikan penjelasan secara langsung dari BPOM kepada masyarakat tentang obat dan makanan,” kata Yandri.
Menurut Yandri, sosialisasi (komunikasi, informasi, dan edukasi) dari BPOM tentang obat dan makanan ini sangat penting karena menyangkut rutinitas dalam kehidupan sehari-hari, yaitu makan. Misalnya, makanan untuk berbuka, seperti gorengan atau jajanan pasar.
Yandri menyoroti masih ada makanan atau jajanan yang murah tetapi membahayakan, seperti makanan dengan tampilan berwarna-warni.
“Padahal, bisa saja makanan itu memakai zat pewarna untuk pakaian (tekstil), boraks, atau formalin. Ini tentu sangat membahayakan bagi kesehatan yang akibatnya baru dirasakan lima tahun atau sepuluh tahun kemudian,” ujarnya. (ANT/RF)