SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Ketua DPD RI Sultan B Najamudin menerima kunjungan kehormatan dari Presiden Senat Kerajaan Kamboja, Jenderal Hun Sen, sosok legendaris yang selama puluhan tahun menjadi Perdana Menteri sekaligus panglima perang di negaranya. Kali ini, ia hadir sebagai tokoh penting legislatif yang secara konstitusi bahkan dapat menggantikan posisi raja saat berhalangan.
“Beliau ini bukan orang baru, beliau tokoh kunci di Kamboja. Puluhan tahun jadi PM, panglima, dan sekarang Presiden Senat. Beliau penuh pengalaman, dan hari ini beliau datang ke DPD, sebagai sesama kamar kedua,” ungkap Sultan usai pertemuan, Selasa (7/5).
Kunjungan ini menjadi bagian dari rangkaian diplomatik Hun Sen di Indonesia, usai bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto dan berdiskusi di Sekretariat ASEAN mengenai berbagai isu strategis kawasan.
Hadapi Ketidakpastian Global, ASEAN Harus Solid
Situasi ekonomi global yang tak menentu jadi perhatian utama dalam dialog antara kedua pemimpin parlemen. Sultan menyampaikan bahwa penguatan hubungan antar-lembaga di kawasan ASEAN menjadi krusial.
“Menghadapi ekonomi global yang penuh ketidakpastian — seperti yang sering disebut Pak Presiden Prabowo — maka hubungan bilateral dan regional antarnegara ASEAN harus diperkuat.”
Sultan menyoroti potensi ASEAN sebagai kekuatan pasar dunia, bukan hanya dari sisi jumlah penduduk tetapi juga kapasitas ekonomi yang besar dan terus berkembang.
“Kita punya market yang jauh lebih besar dibandingkan Eropa dan Amerika. Tinggal bagaimana kita memperkuat konektivitas dan kerja sama antarnegara ASEAN.”
Dukungan Penuh DPD untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran
Dalam kesempatan itu, Sultan juga menegaskan posisi DPD RI sebagai lembaga yang mendukung penuh kebijakan eksekutif, khususnya dalam bidang ketahanan pangan dan energi.
“Kami di DPD ini tidak hanya kolaboratif, tapi juga eksekutor. Kami mendukung penuh semua program strategis Prabowo-Gibran, khususnya soal kemandirian energi dan pangan. Itu prioritas bangsa.”
Forum Senat ASEAN: Kesepakatan Besar yang Segera Lahir
Puncak dari pertemuan bersejarah ini adalah kesepakatan membentuk Forum Senat ASEAN. Sebuah langkah baru yang akan memperkuat sinergi antarparlemen tingkat senat di kawasan Asia Tenggara.
“Kita sudah sepakat! Indonesia, Kamboja, Filipina, Malaysia, dan Thailand siap bentuk Forum Senat ASEAN. Tinggal formalitas saja. Ini akan jadi forum yang benar-benar fokus pada senat, bukan campur seperti AIPA.”
Forum ini akan memiliki struktur sendiri, anggaran dasar, dan berpotensi menjadi kekuatan diplomatik regional yang membahas isu-isu geopolitik dan geoekonomi secara langsung dari para pemimpin kamar kedua.
Kehadiran Jenderal Hun Sen bukan hanya simbolik, tapi juga strategis. ASEAN sedang bergerak menuju kesatuan parlemen yang lebih kuat — dan DPD RI berdiri di garis depan perubahan ini.
(Anton)