SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Mekkah, Suasana hangat dan penuh empati terasa saat Senator Agita Nurfianti, anggota DPD RI dari Dapil Jawa Barat, mendatangi langsung para jamaah haji asal Jawa Barat yang tengah menjalankan ibadah haji di Tanah Suci, Minggu (1/6). Kunjungan kerja ini dilakukan dalam rangka fungsi pengawasan penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025.
Dengan mengenakan busana syar’i sederhana dan senyum ramah khasnya, Agita menyapa satu per satu jamaah yang berada di sektor 1, 6, dan 7 — dengan sektor 7 tercatat sebagai yang paling padat dihuni jamaah asal Jabar.
Namun, di balik rasa syukur bisa menunaikan ibadah rukun Islam kelima, beberapa keluhan pun disampaikan langsung ke sang senator. Salah satu yang paling mencolok adalah soal sistem syarikah—beberapa pasangan suami istri yang bertugas sebagai pendamping jamaah justru terpisah dari kelompok yang mereka bimbing.
Tak hanya itu, keterlambatan pengiriman koper juga menjadi ganjalan bagi kenyamanan jamaah. Bahkan, di sektor tertentu, koper jamaah baru tiba beberapa hari setelah mereka sampai.
🎙️ “Pasangan suami istri yang niat mendampingi justru harus berpisah. Ini tidak hanya mengganggu psikologis, tapi juga efektivitas pendampingan,” ujar Agita prihatin.
Meski begitu, bukan berarti semuanya kelabu. Para jamaah tetap memberikan apresiasi terhadap beberapa aspek pelayanan. Transportasi dinilai nyaman, penginapan layak dan bersih, serta makanan disajikan tepat waktu dan terasa lezat. Sebuah kabar baik di tengah berbagai dinamika penyelenggaraan haji tahun ini.
Sayangnya, ada pula keluhan minor tapi signifikan — tidak tersedianya ruang khusus merokok. Akibatnya, asap rokok menyebar ke berbagai tempat dan mengganggu jamaah lain yang sensitif terhadap asap.
Tak hanya mendengar keluhan, Agita juga melakukan sidak ke klinik sektor, menyapa petugas kesehatan yang berjibaku sejak dini hari.
🎙️ “Pasien sudah berdatangan sejak pukul 3 pagi, dan jam 9 pagi jumlahnya bisa ratusan,” ungkap salah satu tenaga kesehatan yang terlihat tetap sigap meski kelelahan.
Tercatat hingga saat ini, tiga orang jamaah asal Jabar meninggal dunia, dan beberapa lainnya masih dirawat di rumah sakit.
Kritik juga muncul dari Kloter 3 terkait aplikasi Mulur yang belum akurat mencantumkan data mereka. Sebanyak 82 nama dari kloter lain justru muncul di data mereka — sebuah kekeliruan teknis yang tak bisa diabaikan.
Di akhir kunjungannya, Agita menyampaikan harapan dan doa agar seluruh jamaah diberikan kekuatan dan kelancaran dalam menunaikan ibadah suci ini.
🎙️ “Alhamdulillah saya bisa hadir langsung, bersilaturahmi, dan menyerap aspirasi. Semoga seluruh jamaah senantiasa diberi kesehatan, kemudahan, dan kelancaran dalam beribadah oleh Allah SWT,” tutur Agita dengan mata berkaca-kaca.
Salah seorang jamaah pun menyampaikan apresiasinya terhadap pelayanan petugas haji, meski masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki.
🎙️ “Saya ucapkan terima kasih kepada para petugas yang sudah berusaha maksimal untuk melayani kami semua,” ucap seorang jamaah dengan penuh haru.
Agita menutup kunjungannya dengan komitmen kuat: semua catatan dan keluhan yang diterima akan dibawa sebagai bahan evaluasi dan perbaikan ke depan.
(Anton)