SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Palu, Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, menggelar sosialisasi transformasi kelembagaan pelindungan pekerja migran Indonesia di Kota Palu pada Minggu, 17 November 2024. Kegiatan ini, yang diselenggarakan bekerja sama dengan Ikatan Keluarga Alumni SMAN 2 Palu (IKASMADA), mendapat sambutan hangat dari warga setempat, terutama para calon pekerja migran dan keluarga mereka, yang antusias mengikuti acara ini.
Dalam pidatonya, Menteri Karding menekankan bahwa pelindungan terhadap pekerja migran tidak cukup hanya dengan memastikan proses keberangkatan mereka sesuai prosedur. “Untuk menjadi pekerja migran yang terlindungi dan aman, kita harus mempersiapkan mereka dengan lebih baik, tidak hanya secara administratif, tetapi juga melalui peningkatan keterampilan dan kesiapan mental,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa dengan keterampilan yang tepat dan mental yang kuat, pekerja migran Indonesia bisa lebih siap menghadapi tantangan global dan memastikan perlindungan di negara tujuan.
Keterampilan dan Mental yang Tangguh: Kunci Keberhasilan Pekerja Migran
Menteri Karding menjelaskan bahwa keterampilan atau skill yang sesuai dengan kebutuhan pasar internasional merupakan salah satu kunci utama dalam memperkuat posisi pekerja migran Indonesia. “Pekerja migran yang memiliki keahlian, seperti di bidang teknologi, kesehatan, atau manufaktur, akan lebih dihargai di luar negeri dan memiliki peluang yang lebih besar untuk berkembang,” katanya.
Namun, selain keterampilan teknis, kesiapan mental juga sangat penting. Bekerja di luar negeri, kata Karding, bukan hanya soal kemampuan bekerja, tetapi juga soal bagaimana pekerja migran mengelola stres, beradaptasi dengan budaya baru, dan menghadapi permasalahan yang mungkin muncul. “Mental yang kuat akan membantu mereka bertahan dalam situasi sulit, baik dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan sehari-hari di luar negeri,” tambahnya.
Transformasi Kelembagaan: Meningkatkan Pelindungan dan Layanan
Kegiatan sosialisasi ini juga bertujuan untuk memperkenalkan transformasi kelembagaan yang sedang dijalankan oleh Kementerian P2MI, yang berfokus pada peningkatan layanan dan pelindungan bagi pekerja migran. Menteri Karding menekankan bahwa perubahan kelembagaan ini akan memperkuat kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat dalam menciptakan sistem pelindungan yang lebih efektif.
Menurut Karding, sistem pelindungan yang baik harus melibatkan seluruh elemen masyarakat, bukan hanya pemerintah pusat. “Kolaborasi ini akan menciptakan ekosistem yang lebih mendukung pekerja migran Indonesia, yang tidak hanya terlindungi secara hukum, tetapi juga mendapat dukungan dalam berbagai aspek, seperti pelatihan keterampilan dan bantuan psikologis,” ujarnya.
Kesadaran Masyarakat: Langkah Awal Menuju Pekerjaan yang Legal dan Terlatih
Selain itu, sosialisasi ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya bekerja di luar negeri secara legal dan terlatih. Menteri Karding menegaskan bahwa banyak pekerja migran yang masih berangkat tanpa persiapan yang memadai, baik dalam hal keterampilan maupun pemahaman terhadap hak-hak mereka. “Pekerja migran yang berangkat tanpa pelatihan yang tepat berisiko besar. Mereka bisa terjebak dalam masalah hukum atau bahkan eksploitasi,” jelasnya.
Oleh karena itu, Kementerian P2MI berfokus untuk memastikan bahwa setiap calon pekerja migran Indonesia memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri internasional dan berangkat dengan prosedur yang jelas dan legal. Ini bukan hanya untuk melindungi pekerja migran, tetapi juga untuk meningkatkan martabat mereka di mata dunia internasional.
Pendidikan dan Pelatihan: Langkah Strategis untuk Mempersiapkan Pekerja Migran
Dalam upaya meningkatkan keterampilan pekerja migran, Menteri Karding menekankan pentingnya pelatihan yang terstruktur dan berkelanjutan. Pekerja migran harus dipersiapkan dengan keterampilan yang dibutuhkan oleh pasar global agar mereka dapat bersaing secara sehat dan mendapatkan pekerjaan yang layak. Kementerian P2MI berkomitmen untuk memperluas program pelatihan yang terintegrasi dengan industri internasional, bekerja sama dengan berbagai lembaga pelatihan dan perusahaan luar negeri yang menawarkan kesempatan kerja.
Peran Keluarga dan Masyarakat: Dukungan yang Tak Tergantikan
Menteri Karding juga mengingatkan pentingnya peran keluarga dan masyarakat dalam mendukung para pekerja migran. Keluarga, menurutnya, memiliki peran besar dalam memberikan dukungan psikologis kepada calon pekerja migran, serta memberikan informasi yang benar terkait prosedur dan hak-hak yang harus mereka dapatkan. Masyarakat juga diharapkan lebih aktif dalam mengawasi proses perekrutan pekerja migran, agar mereka tidak terjebak dalam praktik perekrutan ilegal yang berisiko.
“Pekerja migran yang berangkat dengan dukungan keluarga dan masyarakat yang kuat akan lebih siap menghadapi tantangan yang ada. Ini adalah tanggung jawab bersama untuk memastikan mereka berangkat dengan aman dan terlindungi,” ujar Menteri Karding.
Langkah Ke Depan: Peluang dan Tantangan
Ke depan, Kementerian P2MI berencana untuk terus memperluas dan meningkatkan kualitas pelatihan keterampilan yang diberikan kepada pekerja migran. Dengan adanya pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan industri global dan persiapan mental yang matang, pekerja migran Indonesia diharapkan tidak hanya menjadi tenaga kerja yang kompetitif, tetapi juga bisa bekerja dengan aman dan mendapatkan hak-hak mereka dengan jelas.
Menteri Karding berharap bahwa sosialisasi ini akan menjadi titik awal bagi perubahan yang lebih baik, baik dalam sistem pelindungan pekerja migran Indonesia maupun dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keberangkatan yang legal dan terlatih. Dengan langkah-langkah ini, pekerja migran Indonesia diharapkan dapat mencapai keberhasilan di luar negeri dengan membawa kebanggaan bagi bangsa dan negara.
Menuju Pekerja Migran yang Terlindungi dan Berdaya Saing Global
Pelindungan terhadap pekerja migran Indonesia tidak hanya berfokus pada perlindungan hukum, tetapi juga pada persiapan keterampilan dan mental yang kuat. Melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga, serta peningkatan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan global, Indonesia dapat memastikan bahwa pekerja migran tidak hanya terlindungi, tetapi juga dapat bersaing dengan tenaga kerja global. Sebuah langkah penting untuk mewujudkan pekerja migran Indonesia yang berdaya saing dan dihargai di seluruh dunia.
(Anton)