SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Dunia maya lagi heboh. Sosok yang dikenal flamboyan dan aktif di berbagai bidang, Lucky Hakim, kini jadi sorotan publik. Bukan karena prestasi, tapi karena kepergok liburan ke Jepang… dan kabarnya tanpa izin dari pemerintah pusat.
Yes, benar. Bupati Indramayu itu disebut-sebut jalan-jalan ke Negeri Sakura padahal, menurut aturan, kepala daerah wajib izin kalau mau pergi ke luar negeri. Dan sayangnya, izin itu gak ada.
Ketahuan dari Postingan Gubernur
Drama ini pecah setelah Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengunggah foto Lucky Hakim yang tampak menikmati liburannya di Jepang. Tapi bukan sekadar unggah biasa—caption-nya tajam dan sarkastik.
“Selamat berlibur Pak Lucky Hakim. Nanti kalau ke Jepang lagi, bilang dulu yah…”
Netizen pun langsung ramai. Banyak yang heran, kok bisa pejabat daerah pergi ke luar negeri di tengah masa tugas, dan diduga tanpa izin resmi?
Kemendagri Langsung Bergerak
Melihat keramaian ini, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya nggak tinggal diam. Ia memastikan, Lucky Hakim akan segera dipanggil untuk dimintai klarifikasi. Katanya, ini bukan soal jalan-jalan doang, tapi soal aturan negara.
“Pak Bupati akan kami minta penjelasan. Mungkin waktu retret kepala daerah kemarin, beliau terlewat memahami soal kewajiban dan larangan kepala daerah,” ujar Bima Arya, yang juga sempat menjabat Wali Kota Bogor.
Aturannya Gak Main-Main
Bukan cuma teguran ringan. Dalam UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, disebut jelas: kepala daerah dilarang pergi ke luar negeri tanpa izin Mendagri.
Kalau melanggar? Sanksinya bukan main-main. Kepala daerah bisa diberhentikan sementara selama tiga bulan. Untuk level bupati atau wali kota, yang berwenang memberikan sanksi adalah Menteri Dalam Negeri langsung.
“Undang-undangnya tegas. Kalau pergi ke luar negeri tanpa izin, ya kena sanksi. Ini bukan hal sepele,” tegas Bima Arya.
Gak Ada Surat, Gak Ada WA
Dedi Mulyadi juga menambahkan, hingga kini tidak ada surat permohonan dari Lucky Hakim soal perjalanan luar negeri. Bahkan, komunikasi pribadi pun nihil.
“Jangankan surat, WA juga nggak. Saya sempat tanya via WhatsApp, tapi nggak dibalas. Mungkin sibuk atau jarang baca WA,” ujar Dedi dengan nada kecewa.
Netizen: “Kok Bisa?”
Postingan soal ini langsung menyebar cepat di media sosial. Warganet mempertanyakan, apakah kepala daerah bisa sebebas itu bepergian saat masih menjabat?
Beberapa bahkan mengungkapkan kekecewaan, karena mereka berharap pejabat daerah lebih fokus pada pembangunan dan pelayanan, apalagi menjelang masa transisi pasca-Lebaran.
Yang Dinanti: Klarifikasi Lucky Hakim
Hingga kini, Lucky Hakim belum memberikan pernyataan resmi. Netizen, Kemendagri, bahkan masyarakat Indramayu masih menunggu penjelasan langsung dari sang bupati.
Akan ada klarifikasi? Atau justru makin ramai?
Satu hal yang pasti: perjalanan ke Jepang ini bukan cuma urusan jalan-jalan biasa. Ini tentang aturan, tanggung jawab, dan integritas publik.
(Anton)