SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Sebagai upaya menarik lebih banyak lagi investor yang menanamkan investasinya di Indonesia, Asosiasi Kontraktor Terintegrasi Indonesia (AKTI) menyelenggarakan business forum construction industry development in Indonesia, yang bertempat di hotel borobudur, Jakarta, Selasa (9/5) kemarin.
Menurut Ketua AKTI Tengku Zulfikar, penyelenggaraan ajang tahunan ini, mempertemukan sekitar 116 pengusaha asing yang sudah ada di Jakarta, dan membahas upaya apa yang perlu dilakukan, agar mereka tetap nyaman berusaha di Indonesia. Hadir juga sejumlah asosiasi seperti Aspekti (Asosiasi Perusahaan dan Konsultan Telematika Indonesia), sehingga seluruh peserta diperkirakan lebih dari 120 pengusaha.
“Melalui ajang ini, kami ingin tahu masalah apa yang mereka hadapi saat menanamkan investasinya di Indonesia, apakah ada hambatan yang mereka hadapi, dan juga bagaimana komunikasi di antara chamber of commerce (KADIN) Indonesia dengan KADIN Komite negara-negara mereka. Dari sini AKTI akan mem-back up masalah yang mereka hadapi.
Mereka juga ingin tahu bagaimana sistem perizinan di Indonesia. Bahkan menurut Zulfikar, mereka telah mengetahui 14 paket deregulasi yang telah digulirkan pemerintah beberapa tahun belakangan ini. Masalah yang kerap dihadapi mereka, terutama terkait perselisihan kerja dan konflik internal yang kerap dihadapi dalam perusahaan.
Para investor yang tergabung dalam organisasi yang terbentuk sejak tahun 2003 ini, rata-rata bergerak di bidang usaha terkait sektor usaha gas dan perminyakan. Selain itu ada juga yang bergerak di bidang infrastruktur, sehingga salah satu tujuan diadakannya pertemuan ini adalah menarik sebanyak mungkin investasi dari mereka ke Indonesia.
“Apalagi pemerintah tengah gencar membangun infrastruktur di seluruh wilayah dari Sabang sampai Merauke,” Zulfikar menambahkan. Selain infrastruktur dan migas, bidang usaha telekomunikasi juga termasuk salah satu sektor yang ditawarkan kerjasama investasinya.
Melihat asal negaranya, para investor dalam forum ini tidak hanya berasal dari kawasan Asia saja seperti Singapura, Malaysia, India, Korea, Jepang, Tiongkok dan Taiwan, tetapi juga ada yang berasal dari Australia, Inggris, Denmark, dan Amerika Serikat.
“Harapannya mereka akan menceritakan bagaimana kondisi berusaha (berinvestasi) termasuk upaya pemerintah dan kami melindungi usaha mereka di Indonesia kepada investor lain di negaranya, sehingga mereka juga tertarik datang ke Indonesia,” paparnya.[Nonie]