SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Sabtu (15/6/2019) Sutopo Purwo Negoro mengunggah video yang menunjukkan dirinya sedang berada di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. “Hari ini saya ke Guangzho untuk berobat dari kanker paru yang telah menyebar di banyak tulang dan organ tubuh. Kondisinya sangat menyakitkan sekali,” katanya.
“Saya mohon didoakan agar sembuh dari kanker dan penyakut lainnya. Semoga Allah SWT memberikan mukjizat dan belas kasihan kepada saya bisa sembuh dari sakit ini. Kanker masih terus menggerogoti tubuh saya dan kondisinya makin menyebar. Semoga doa rekan-rekan diijabah Allah
SWT. Aamiin YRA,” ujar Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tersebut dalam pesan pendek pada sebuah situs online.
Pada Minggu (7/7/2019) Allah menyembuhkanNya dengan memanggilNya untuk MenghadapNya. Hari Minggu yang cerah pagi ini mengabarkan duka kepergian menghadap Sang Kuasa, Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada dini hari ini di Guangzhou, China. Sutopo meninggal pukul 02.00 waktu setempat.
Kabar meninggalnya Sutopo itu disampaikan Direktorat Pengurangan Risiko Bencana (PRB) BNPB melalui Twitter resminya. Selaun kabar meninggalnya Sutopo juga disampaikan oleh sang putra melalui Instagramnya, Muhammad Ivanka Rizaldy, yang memohon doa untuk sang ayah. Malam ini telah berpulang ke Rahmatullah seorang pahlawan dan ayahanda tercinta saya, Sutopo Purwo Nugroho saat menjalani pengobatan di Guangzhou, Cina, tulis Ivanka.
“Bagi semua sahabat dan keluarga mohon sebesar-besarnya untuk memaafkan semua kesalahan Pak Sutopo sengaja maupun tidak sengaja. Mari mendoakan Almarhum Pak Sutopo agar selalu diterima di sisi Nya dan diterima amal ibadahnya. Aamiin. Terimakasih atas semua yang kau berikan Pah, aku kan selalu mendoakan mu,” lanjutnya.
Dr. Sutopo Purwo Nugroho, M.Si., APU lahir di Boyolali, Jawa Tengah, 7 Oktober 1969 , menikah dengan Retno Utami Yulianingsih, dan mereka memiliki 4 orang anak dari pernikahan itu. Sutopo meninggal dalam perjuangannya melawan kanker paru-paru. Ia didiagnosis di sekitar awal Desember 2017 dan di tengah perjuangannya masih sempat bertugas mengawal kejadian bencana di Indonesia.
Alumni Universitas Gajah Mada (UGM) dan Institut Pertanian Bogor (IPB). Ia bekerja di pemerintahan sebelum akhirnya ditempatkan di BNPB pada 2010 sebagai Direktur Pengurangan Risiko Bencana. Sementara selaku Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat di BNPB, dia menyampaikan perkembangan mutakhir tentang kejadian yang sedang menjadi perhatian publik. Wajahnya sangat familiar, karena kerap nongol di media. Selain mengabarkan bencana, Pak Topo juga mengajar di IPB, Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Pertahanan Indonesia.
Januari 2018, Sutopo sempat mengumumkan bahwa dirinya mengidap kanker paru-paru stadium IV dan masih berada di bawah tahap perawatan. Keluarga dan dokternya telah memintanya untuk berhenti beraktivitas, namun ia menolak, meskipun sakit. Karenanya ia juga terpaksa pakai morfin. Ia juga masih tetap bersemangat dan tak pernah surut, terutama jika berbicara dengan para wartawan.
Sutopo pun aktif memantau bencana di media sosial, menyediakan informasi, dalam berbagai kejadian kebencanaan yang menjadi perhatian masyarakat. Meski belakangan kegiatannya berkurang jauh, dan waktunya hanya terbatas pada kerja kantor saja.
Belum lama berselang, saat Ibu Ani Yudhoyono meninggal, Sutopo menyatakan duka mewakili keluarga besar penyintas kanker. Dalam tulisan tersebut, Sutopo juga mengungkapkan jasa Bu Ani yang luar biasa bagi Indonesia serta doa semoga selalu berbahagia di surga.
Pak Topo kini sudah tak sakit lagi. Allah swt meniadakan sakitnya. Semoga Pak Topo tenang di alam sana.
“Selamat jalan Pak Sutopo Purwo Negoro. Tuhan telah memanggilmu. Tuhan telah melepas sakit dari tubuhmu. Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan kepada Allah kita akan kembali. Semoga Allah mengampuni dosa dan menerima amal ibadah kita. Aaminn.”
(pung; foto dok