SUARAINDONEWS.COM, Banjar-Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Saiful Rasyid kembali menggelar sosialisasi empat pilar MPR RI, Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD 1945 sebagai kontitusi kesatuan Republik Indonesia sebagai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Politisi dari Partai Gerindra itu mengatakan sosialisasi Empat Pilar MPR RI merupakan program dari anggota MPR RI guna memasyarakatkan kembali nilai-nilai luhur bangsa dan mengajak semua elemen bangsa untuk kembali bersama-sama memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia dalan kehidupan.
MPR berharap diadakannya kegiatan ini, masyarakat bisa lebih memahami tentang Empat Pilar tersebut, sehingga rasa kebangsaan bisa tertanam dalam diri sebagai warga NKRI. “Saya berharap kepada masyarakat agar semua ini bisa di implementasikan di dalam kehidupan sehari-hari untuk bangsa dan negara yang lebih baik,” ujar Saiful Rasyid saat melakukan sosialisasi empat pilar di halaman rumah warga desa Sungai Tabuk Kota, Kecamatan Sungai Tabuk, kabupaten Banjar, provinsi Kalsel, pada Kamis (13/9/2018).
Menurut anggota Komisi V DPR itu, meski masyarakat Indonesia mempunyai Pancasila, UUD NRI 1945, Bhinneka Tunggal Ika, tetapi masih banyak masyarakat Indonesia belum mengerti apa kandungannya. Karena itu MPR akan terus melaksanakan sosialisasi empat pilar sebagai langkah antisipasi terhadap tantangan kebangsaan yang bangsa hadapi sekarang.
“Makna empat pilar akan meningkatkan generasi bangsa, rasa cinta pada budaya, dan menerapkan ideologi NKRI, yakni Pancasila kedalam kehidupan sehari-hari, “kata mantan Bupati Hulu Sungai Tengah – Barabal (2000-2010) dan Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Barito Kuala (1997-1999).
Dengan sosialisasi Empat Pilar, Saiful Rasyid berharap masyarakat di Sungai Tabuk memahami nilai-nilai kebangsaan sehingga ketika ada permasalahan sosial di masyarakat dapat diselesaikan dengan cara musyawarah bukan dengan cara kekerasan.
Dalam pertemuan itu, Saiful mengingatkan kembali pada nilai-nilai Pancasila dan pentingnya generasi muda memahami tata nilai kebangsaan sehingga ke depan bangsa ini tidak kehilangan semangat perjuangan dan tujuan bernegara.
“Indonesia walaupun berbeda latar budaya, suku, dan agama. Namun merupakan satu kesatuan yang utuh, yang tidak menjadikan perbedaan itu sebagai pemecah belah, melainkan sebagai sebuah kekuatan persatuan, “ katanya.(Bams)