SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Posko Nasional ESDM Hari Raya Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, yang berlangsung 18 Desember 2019 – 8 Januari 2020, atau sepanjang 21 hari, mencatat BBM Normal, Gas dan Pasokan Listrik Aman. Demikian dijelaskan anggota Komite BPH Migas, Ir. Henry Ahmad, M.T., di Gedung BPH Migas (8/1).
Lebih lanjut, Henry menyebutkan bahwa cataran secara umum, untuk pendistribusian BBM di beberapa wilayah yang di monitor, tidak terjadi suatu kelangkaan, yang ada cuma keterlambatan pengiriman. Tapi pada prinsipnya itu tidak menganggu dari pada aktivitas masyarakat untuk memperoleh BBM di semua penyaluran, di SPBU, SPDN dan penyalur penyalur lainnya.
Demikian juga dengan Elpiji, tadi sudah dipresentasikan, sudah kita monitor, sudah kita diskusikan. Elpiji juga Tidak Ada Masalah. Hanya pada saat saat menjelang Natal, pendistribusian agak sedikit banyak, karena tentu aktivitas Natal yang meningkat.
Khusus tanggal 1, 2 Januari kemarin, sebagaimana diketahui bersama, itu terjadi banjir di beberapa wilayah terutama di wilayah Banten, Jawa Barat dan DKI sendiri. Dampak yang kita lihat ada 18 SPBU yang terdampak akibat banjir tersebut. Tapi pada prinsipnya, kalau seandainya wilayah wilayah tersebut sudah kering dari air. Maka SPBU itu dapat segera dioperasikan.
Kemudian terkait listrik, kemarin juga bermasalah karena ada banjir, terutama tentunya dilihat daripada gardu gardu yang terendam, sehingga gardu tersebut menjadi tidak bisa aktif. Bahkan ada juga yang korslet. Dari 6.320 gardu yang ada, 6.243 gardu sudah dapat beroperasi. Tinggal 77 gardu sisanya atau sekitar 1.2 persen (Jawa dan luar Jawa), masih belum beroperasi, papar Henry.
“Sebagian besar gardu yang belum beroperasi masih terendam. Ada juga berada di wilayah wilayah yang kebetulan longsor, hanyut, wilayahnya sudah tidak ada lagi penduduknya atau diungsikan. Gardu gardu ini mungkin tidak akan diaktifkan lagi, ” ujar Henry.
Henry pun mencatat, kondisi secara geologi bahwa terjadi gempa, seperti yang terjadi di daerah Sinabang dengan 6.4 SR, ada pergeseran tanah, timbul longsor, jalan rusak, dan seterusnya. Semua itu kini sudah dipetakan dan mudah mudahan kedepan dapat menjadi prediksi atau mungkin dapat menjadi evaluasi agar tidak terjadi di tahun tahun kedepannya.
Adapun hasil pelaksanaan Posko ESDM di Sektor Migas, Listrik dan Geologi, selengkapnya ;
Stok BBM selama posko normal, Tidak terjadi kelangkaan BBM. Coverage Day BBM rerata selama masa posko, untuk (Bensin RON 88 : 20 hari), (Bensin RON 90 : 18 hari), (Bensin RON 92 : 18 hari), (Bensin RON 95 : 35 hari), (HSD CN 48 : 15 hari), (HSD CN 51 : 36 hari), (HSD CN 53: 15 hari), (Avtur:18 hari), (Kerosene : 64 hari).
Kondisi Penyaluran BBM sampai tanggal 7 Januari 2020 (realisasi data sampai dengan tanggal 6 Januari 2020); Secara Umum, penyaluran GASOLINE selama masa Posko ESDM turun sekitar 36,9% dibanding penyaluran (DOT) normal selama tahun 2019. Dan naik sekitar 2,2% dibandingkan dengan penyaluran pada masa Posko Nataru ESDM Tahun 2018-2019.
Secara umum, penyaluran GASOIL turun 44,5% dibanding penyaluran (DOT) normal selama tahun 2019, atau naik 9,9% apabila dibandingkan dengan penyaluran pada masa Posko Nataru ESDM Tahun 2018-2019.
Bensin RON 88 turun sekitar 48,9% dibanding penyaluran (DOT) normal, serta turun sekitar 12,5% dibandingkan dengan penyaluran pada masa Posko Nataru ESDM Tahun 2018-2019
Bensin RON 90 naik sekitar 1,9% dibanding penyaluran (DOT) normal serta naik sekitar 10,9% dibandingkan dengan penyaluran pada masa Posko Nataru ESDM Tahun 2018-2019.
Bensin RON 92 turun sekitar 72,9% dibanding penyaluran (DOT) normal, serta naik sekitar 1,5% dibandingkan dengan penyaluran pada masa Posko Nataru ESDM Tahun 2018-2019.
Bensin RON >= 95 turun sekitar 30,5% dibanding penyaluran (DOT) normal, serta naik sekitar 54,5% dibandingkan dengan penyaluran pada masa Posko Nataru ESDM Tahun 2018-2019.
HSD CN 48 turun sekitar 45,1% dibanding penyaluran (DOT) normal, serta naik sekitar 9,8% dibandingkan dengan penyaluran pada masa Posko Nataru ESDM Tahun 2018-2019.
HSD CN 51 turun sekitar 11,8% dibanding penyaluran (DOT) normal, serta naik sekitar 13,2% dibandingkan dengan penyaluran pada masa Posko Nataru ESDM Tahun 2018-2019.
LPG mengalami kenaikan penyaluran sebesar 22.09% = 4.801 MT dibanding DOT, puncak realisasi LPG terjadi pada tanggal 24 Desember 2018 dari depot ke SP(P)BE dan tanggal 30 Desember 2019 dari SP(P)BE ke agen.
Untuk BBG stock perhari sebesar 169.500 M3. Sedangkan Jaringan Gas Bumi stock yang disalurkan sebesar 65.006 M3
Secara umum kelistrikan nasional berada pada kondisi Aman, walaupun beberapa sistem kelistrikan dipadamkan secara lokal di lokasi yang terdampak bencana (banjir dan puting beliung); Beban Puncak Nasional wilayah penugasan PLN TURUN 15.92% saat natal dan 32.67% pada saat tahun baru; Bahkan terkait dengan pemadaman listrik di beberapa daerah yang terdampak bencana, PLN akan terus memulihkan kembali pasokan listrik pada lokasi lokasi yang terdampak bencana hingga normal kembali
Dari sektor Geologi, patut dicatat ada, 3 (tiga) Gunungapi berstatus Siaga (G.Agung, Sinabung, dan Karangetang), serta 18 Gunungapi bersatus Waspada (G.Merapi dll), juga 48 Gunungapi berstatus Normal. Selain, terjadi pula gerakan tanah serta gempa bumi, dengan kejadian terbesar mencapai 6.4 SR yang terjadi di Sinabang, Aceh pada tanggal 7 Januari 2020
Seperti diketahui, bahwa Posko ini memiliki tugas antara lain; Melakukan pengumpulan atau inventarisasi data lapangan; Melakukan kordinasi dan pengawasan lapangan terhadap fasilitas penyediaan dan pendiatribusian BBM, Gas, dan Listrik, serta Daerah Rawan Bencana di Indonesia; Melakukan evaluasi hasil kordinasi pengawasan mengenai penyediaan dan pendistribusian BBM, Gas, Listrik, dan Kebencanaan Geologi; serta Melakukan pensusunan rekomendasi aksi tanggap darurat penanganan kelangkaan pasokan BBM, Gas, Listrik, dan penanganan bencana alam serta menyusun Laporan hasil pelaksanaan kegiatan.
Dengan kata lain, untuk secara keseluruhan, kegiatan posko di BPH Migas dari beberapa aspek terkait dengan migas (BBM dan Elpiji), walaupun juga tidak terlepas juga memantau terhadap ketersediaan daripada CNG, Jargas dan pipa. Termasuk BBM sendiri yang kini dilaksanakan oleh dua badan usaha, yang kebetulan melaksanakan subsidi adalah PT. AKR dan PT. Pertamina. Disamping, melibatkan pula badan usaha yang sampai saat ini menyalurkan BBM Non Subsidi, seperti Shell, Total Indonesie, dan Vivo.
“Kedepannya, koordinasi antar lembaga harus dilakukan dengan cepat dan tepat agar kita (tim posko) dapat menjawab setiap permasalahan yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia,” tutup Henry tegas.
(tjo; foto ist