SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Malam-malam terakhir Ramadan menjadi momen yang dinanti-nanti oleh umat Muslim di seluruh dunia. Selain memperbanyak ibadah, harapan terbesar mereka adalah bertemu dengan Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari 1.000 bulan. Berdasarkan hitungan kalender masehi, Lailatul Qadar 2025 diperkirakan jatuh pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadan, yaitu:
- Malam ke-21 Ramadan – 20 Maret 2025
- Malam ke-23 Ramadan – 22 Maret 2025
- Malam ke-25 Ramadan – 24 Maret 2025
- Malam ke-27 Ramadan – 26 Maret 2025
- Malam ke-29 Ramadan – 28 Maret 2025
Namun, apakah malam istimewa ini dapat diprediksi secara ilmiah?
Lailatul Qadar, Bisa Dideteksi Secara Ilmiah?
Menurut peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), secara fisik tidak ada perubahan signifikan di langit yang bisa menjadi indikator Lailatul Qadar. Ia menjelaskan bahwa pengalaman Lailatul Qadar lebih bersifat spiritual dan bergantung pada kualitas ibadah seseorang.
Meski begitu, beberapa hadits menyebutkan tanda-tanda malam istimewa ini. Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya malam itu adalah malam yang lembut, cerah, tidak panas, dan tidak dingin. Pada malam itu turun rahmat kepada manusia.” (HR. Ahmad)
“Sesungguhnya malam itu adalah malam yang cerah putih seperti pagi harinya. Tidak ada malam yang menyerupainya.” (HR. Ahmad)
Fenomena Alam yang Berkaitan dengan Lailatul Qadar
Sejumlah teori menarik muncul terkait kaitan antara Lailatul Qadar dengan fenomena alam, seperti aktivitas seismik dan meteor.
1. Gempa dan Lailatul Qadar
Sebuah studi yang diterbitkan dalam IOP Conference Series: Earth and Environmental Science meneliti kemungkinan keterkaitan antara Lailatul Qadar dan gempa bumi. Studi ini menganalisis data gempa pada beberapa tahun, seperti 2000, 2002, 2004, 2008, dan 2011.
Hasilnya?
– Lailatul Qadar terjadi di malam yang berbeda-beda, tidak selalu malam ganjil!
– Malam Lailatul Qadar pernah jatuh pada malam kedua, ketujuh, ke-16, ke-28, dan ke-29.
Dari sini, dapat disimpulkan bahwa Lailatul Qadar bukan hanya soal malam ganjil, tetapi juga bisa terjadi di malam lainnya.
2. Berkurangnya Meteor Saat Lailatul Qadar?
Hadits menyebutkan salah satu tanda Lailatul Qadar adalah langit yang tenang dan tidak ada bintang jatuh (meteor). Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Lailatul Qadar adalah malam yang cerah dan terang seakan-akan nampak di dalamnya bulan bersinar terang, tetap dan tenang, tidak dingin dan tidak panas. Haram bagi bintang-bintang melempar pada malam itu sampai waktu Subuh.”
Dalam Islam, meteor atau asy-syihab sering dikaitkan dengan panah api yang dilempar ke langit, seperti yang disebutkan dalam beberapa ayat Al-Qur’an:
“Kecuali syaitan yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari malaikat) lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang.” (Al-Hijr:15)
NASA memperkirakan 48,5 ton material meteor jatuh ke Bumi setiap hari. Namun, ada teori yang menyebutkan bahwa jumlah meteor yang jatuh drastis berkurang pada satu malam di bulan Ramadan. Seorang ilmuwan NASA, Carner, konon pernah menyampaikan ini kepada ilmuwan Mesir Dr. Abdul Basit Muhammad.
Menurutnya, NASA menyadari bahwa ada satu malam di Ramadan di mana jumlah meteor yang jatuh tiba-tiba berkurang drastis, bahkan hampir tidak ada. Sayangnya, tidak ada bukti ilmiah yang benar-benar mengonfirmasi fenomena ini.
Kesimpulan: Misteri yang Terus Diteliti
Lailatul Qadar tetap menjadi misteri ilahi yang sulit diprediksi dengan sains. Rasulullah SAW sendiri menyebutkan bahwa waktu pastinya hanya diketahui oleh Allah. Namun, dengan memperbanyak ibadah di 10 hari terakhir Ramadan, umat Muslim berkesempatan mendapatkan berkah dari malam penuh kemuliaan ini.
Jadi, meski kita tak bisa memastikan kapan Lailatul Qadar terjadi, semangat untuk mencari malam ini tidak boleh surut!
(Anton)