SUARAINDONEWS.COM, Moskwo – Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim kemenangan di kota Mariupol Ukraina. Pria 69 tahun itu menyebut kota pelabuhan tersebut “sudah dibebaskan” dari Ukraina.
Dalam pertemuan yang disiarkan televisi di Kremlin, Putin mengucapkan selamat kepada menteri pertahanannya dan pasukan Rusia. “Berhasil menyelesaikan upaya pertempuran untuk membebaskan Mariupol,” katanya, dikutip Reuters, Jumat (22/4/2022).
Lalu apakah Ukraina sudah menyerah?
Mengutip The Telegraph, Ukraina sendiri mengaku tak akan menyerahkan Mariupol. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky monegasken hal itu.
“Di selatan dan timur negara kita, penjajah terus melakukan segalanya untuk memiliki alasan membicarakan setidaknya beberapa kemenangan,” katanya.
“Mereka hanya menunda hal yang tak terhindarkan yakni waktu saat haris meninggalkan wilayah kita, khususnya Mariupol, sebuah kota yang terus melawan Rusia, terlepas dari semua yang dikatakan penjajah,” tambahnya.
Sementara, dalam video lainnya, Zelenskiy juga memohon kepada negara-negara Barat untuk mengirim lebih banyak senjata. Ia juga ingin Barat menjatuhkan lebih banyak sanksi ekonomi ke Moskow.
Dalam pidato virtual di forum Bank Dunia (World Bank), dia mengatakan Ukraina membutuhkan US$ 7 miliar per bulan untuk menebus kerugian ekonomi yang disebabkan oleh serangan Rusia. Rusia sendiri suda menyerang sejak 24 Februari.
“Ini hanya langkah pertama (bagi Rusia) untuk menguasai Eropa timur, untuk menghancurkan demokrasi di Ukraina,” katanya dalam pidato video kepada parlemen Portugal.
“Kami berjuang tidak hanya untuk kemerdekaan kami, tetapi untuk kelangsungan hidup kami, untuk rakyat kami sehingga mereka tidak terbunuh, disiksa, dan diperkosa.”
Mariupol merupakan sebuah pelabuhan utama di wilayah Donbas timur Ukraina. Area itu terletak di antara wilayah yang dikuasai oleh separatis Rusia dan Krimea, di semenanjung Laut Hitam, yang direbut Moskow pada tahun 2014.
Dengan merebut kota itu, Rusia akan dapat menghubungkan kedua wilayah tersebut untuk mengintensifkan serangannya di timur Ukraina. Dikuasainya Mariupol dapat mempermudah Rusia memberikan bantuan logistik ke tentaranya.
Ukraina telah memperkirakan puluhan ribu warga sipil telah tewas di Mariupol. Bahkan banyak di antara mereka telah dikubur di kuburan massal.
Beberapa wartawan aning yang berhasil mencapai Mariupol selama pengepungan menemukan jalan-jalan penuh dengan mayat. Selain itu, hampir semua bangunan hancur dan penduduk meringkuk kedinginan di ruang bawah tanah.
Di sisi lain, AS sendiri membantah pernyataan kemenangan Putin. Kementerian Luar Negeri AS menyebut pidato kemenangan adalah disinformasi.
“Lebih banyak disinformasi dari buku pedoman mereka yang sudah usang,” ujar lembaga itu.
Berdasarkan laporan terbaru Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) menyatakan lebih dari 7,7 juta orang mengungsi di Ukraina. Survei terbaru, yang dilakukan antara 11 April dan 17 April, menemukan bahwa setidaknya 60% dari pengungsi internal adalah perempuan dan mereka kekurangan beberapa produk makanan.
“Sebanyak 28% keluarga dengan anak di bawah usia lima tahun mengatakan mereka menghadapi kesulitan dalam mendapatkan makanan yang cukup untuk anak-anak mereka,” ujar IOM. (wwa)