SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), J. Kristiadi dan Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menjadi pembicara dalam ngobrol etika penyelenggara pemilu dengan media, NGETREN MEDIA di Jakarta. Obrolan dengan media tersebut mengangkat tema Pemilu, Medium Bangun Peradaban Bangsa.
J Kristiadi menekankan pentingnya suara pemilih dalam gelaran pemilu. Dia menegaskan, suara dalam pemilu bukan sekadar kegiatan pemilih mencoblos surat suara, tapi juga memberikan kepercayaan pada calon yang mengerti dan kompeten untuk membuat kebijakan guna tujuan bersama.
“Kita menyerahkan kepada orang-orang itu diberi suara, diberi kekuasaan, kehormatan untuk mengurus kita. Mestinya seperti itu,” ujar Kristiadi saat berbicara dalam forum diskusi “Ngobrol Etika Penyelenggara Pemilu (Ngetren) Dengan Media” yang digelar Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) di hotel Shalva, Kebon Kacang, Jakarta Pusat, Jumat (24/11/23) kemarin.
Aparatur Sipil Negara (ASN) dan aparat penegak hukum harus netral dalam Pemilu.
“Kenapa birokrasi harus netral? Bahaya bagi demokrasi jelas mencederai prinsip pemilu bebas dan adil. Pasti ada ketidaksetaraan kompetisi,” kata Titi
Titi mengatakan alat negara yakni aparatur sipil negara dan penegakan hukum berpotensi digunakan oleh pihak tertentu untuk memenangkan pertarungan pemilu.
Kalau hal itu terjadi menurut dia, membuat kompetisi dalam pemilu menjadi tumpang tindih sehingga persaingan antar peserta menjadi tidak sehat. Dia menjelaskan jika hal itu terus berlanjut, maka pemerintah yang dihasilkan dari pemilu tersebut tidak akan berjalan dengan efektif.
(Anton | Foto: Istimewa)