SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Kerjasama wartawan dan kehumasan di ASEAN memegang peran penting untuk memperkuat saling pengertian dan pemahaman masyarakat di negara-negara anggota organisasi ASEAN itu. Apalagi bila dalam perjalanan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ditemukan konflik dan ketegangan di masyarakat negara-negara anggota. Maka bila tidak dijembatani dengan baik konflik dan ketegangan itu akan merugikan dan membuat tujuan MEA tidak tercapai.
“CAJ dan APRN memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa setiap benturan kepentingan baik antara negara-negara anggota ASEAN maupun yang terjadi di kalangan masyarakat anggota ASEAN dapat dikomunikasikan dengan baik,” demikian dikemukakan Sekjen Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Hendri Ch Bangun, saat menandatangani MOU penyelenggaraan Pertemuan Dewan Direktur Konfederasi Wartawan ASEAN (CAJ) di kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Jalan Kebon Sirih, Jakarta (13/9) kemarin, yang dihadiri pula Presiden ASEAN Public Relations Network (APRN), Prita Kemal Gani, Sekjen APRN Gesille S. Buot dan Ketua bidang Luar Negeri PWI, Teguh Santosa.
Sementara Prita Kemal Gani mengatakan, dirinya menyambut baik ajakan PWI untuk terlibat di CAJ karena pada praktiknya profesi wartawan dan PR saling mengisi.
“Tanpa wartawan, PR tidak akan berkembang. Mempromosikan ASEAN sebagai kesatuan masyarakat membutuhkan kerjasama yang baik di antara dua komunitas profesi ini,” ujar Prita Kemal Gani yang juga pendiri London School of Public Relations (LSPR).
Pertemuan Dewan Direktur CAJ akan diselenggarakan pada tanggal 21-23 November di kampus LSPR di Jakarta. Sejauh ini diperoleh kepastian bahwa pertemuan akan diikuti enam delegasi organisasi wartawan anggota CAJ, yakni dari Indonesia sebagai tuan rumah, Vietnam, Thailand, Filipina, Malaysia dan Laos.
Saat ini CAJ dipimpin oleh Vietnam didampingi Thailand. CAJ merupakan organisasi kerjasama wartawan ASEAN yang didirikan pada tahun 1975. Sekretariat Tetap CAJ berada di Jakarta, tepatnya di kantor PWI.(ist/tjo)