SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Keuangan negara kembali jadi sorotan. Untuk pertama kalinya dalam empat tahun terakhir, APBN mengalami defisit di awal tahun, mencapai Rp 31,3 triliun per Februari 2025. Penyebab utama? Penerimaan pajak anjlok hingga 41,86% dibandingkan tahun lalu.
Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI, Amin Ak, menilai tren ini sebagai ancaman serius bagi perekonomian nasional.
“Kami sangat prihatin dengan kondisi ini. Turunnya penerimaan pajak bukan cuma mengganggu anggaran negara, tapi juga bisa berdampak pada nilai tukar rupiah dan kepercayaan investor,” ujar Amin.
Kementerian Keuangan menyebut salah satu penyebab utama adalah gangguan teknis pada sistem Coretax, sistem administrasi pajak yang baru. Bukannya memperlancar, justru sistem ini membuat pengumpulan pajak tersendat.
“Kalau sistem pajak yang baru malah bikin penerimaan negara turun drastis, ini berarti ada kesalahan dalam perencanaannya,” tegas Amin. “Pemerintah harus segera memastikan Coretax berjalan optimal. Kalau tidak, harus ada solusi darurat agar pengumpulan pajak tetap lancar.”
Selain masalah teknis, turunnya penerimaan pajak juga mencerminkan perlambatan ekonomi. Pajak dari sektor korporasi dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ikut melemah, menandakan daya beli masyarakat dan aktivitas bisnis sedang lesu.
Jika situasi ini terus berlangsung, bukan tidak mungkin defisit APBN bakal melampaui target Rp 612,2 triliun (2,53% dari PDB) tahun ini.
Isu transparansi juga menjadi sorotan. Pemerintah terlambat merilis laporan APBN Januari-Februari 2025, menimbulkan pertanyaan tentang keterbukaan data fiskal.
“Kita nggak mau ada spekulasi negatif akibat keterlambatan informasi,” ujar Amin. “Menteri Keuangan harus lebih transparan dan responsif agar pasar dan pelaku usaha bisa mengantisipasi risiko dengan baik.”
Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI menegaskan bakal terus mengawasi kebijakan ekonomi nasional agar tetap sehat dan berkelanjutan.
“Kami akan terus mengawal dan memberikan masukan agar kebijakan fiskal tidak hanya mengejar target angka, tapi juga benar-benar memperkuat ekonomi nasional secara menyeluruh,” pungkas Amin.
Dengan defisit yang sudah muncul sejak awal tahun, pemerintah punya tantangan besar untuk menjaga keseimbangan fiskal. Langkah cepat dan transparan jadi kunci agar ekonomi tetap stabil dan kepercayaan publik tetap terjaga.
(Anton)