SUARAINDONEWS.COM, Kupang-Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Wamen LHK), Alue Dohong, optimistis sektor pariwisata alam segera bangkit seiring melandainya kasus COVID-19 di Indonesia. Optimisme ini didasarkan pada terjadinya perubahan preferensi masyarakat untuk hidup lebih sehat, yang lebih memilih menghabiskan waktu liburannya di alam atau kembali ke alam (back to nature).
“Diversifikasi produk wisata, antara alam dan budaya masyarakat adalah kombinasi yang paling menarik untuk menjadi strategi pengembangan wisata alam di era adaptasi COVID-19. Dengan strategi ini diharapkan pemulihan ekonomi melalui reaktivasi wisata alam akan terus meningkat,” jelas Wamen LHK dalam keterangan resmi terkait Acara peringatan HKAN 2021, di Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Teluk Kupang, Pantai Lasiana, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Rabu (24/11/2021).
Menurut Wamen LHK, peluang ini harus ditangkap oleh para pengelola wisata alam untuk menjadi lebih kreatif dalam menciptakan produk-produk wisata yang mengedepankan pariwisata berkualitas (quality tourism) dan mendorong terciptanya pariwisata sehat (wellness tourism).
Untuk itu dia berpesan supaya pengelolaan wisata alam harus tetap menerapkan protokol kesehatan ketat, dengan tetap mengutamanan kenyamanan pengunjung, sesuai dengan tema peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN), yakni Memupuk Kecintaan pada Alam dan Budaya Nusantara.
“Tema Bhavana Satya Alam Budaya Nusantara: Memupuk Kecintaan pada Alam dan Budaya Nusantara pada peringatan HKAN 2021 yang diterjemahkan living with nature and culture, sejalan dengan pembelajaran yang diberikan oleh pandemi COVID-19 hampir dua tahun ini,” ujar Wamen LHK
Lebih lanjut Wamen LHK menjelaskan, penyelenggaraan Peringatan Puncak HKAN tahun 2021 di Kupang telah menghasilkan efek berantai (multiplayer effect) yang nyata.
Hingga Rabu (24/11/2011), lanjut dia, penyelenggaraan HKAN telah menghasilkan turn over sektor pariwisata NTT dengan nilai hingga Rp11,850 Miliar.
“Jadi sangat luar biasa Multiplier effect dari penyelenggaraan HKAN di Provinsi NTT ini,” imbuhnya.
Sebelumnya sektor pariwisata alam diakui sempat terpukul akibat penutupan kawasan konservasi di seluruh Indonesia untuk mencegah penyebaran virus berbahaya tersebut.
Berdasarkan data Direktorat Pengelolaan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi (PJLHK) hingga Oktober 2021, kata dia, nilai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari pariwisata alam di suaka margasatwa (SM), taman nasional (TN) dan taman wisata alam (TWA) turun 68,5 persen dari 2019.
“Program reaktivasi wisata alam di kawasan konservasi pada 106 unit Taman Nasional (TN) atau Taman Wisata Alam (TWA) yang dilakukan KLHK beberapa waktu lalu menjadi salah satu pendorong kebangkitan pariwisata dan ekonomi,” kata dia. (Agung S).