SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Masyarakat Pemerhati Bulutangkis Indonesia (MPBI) menilai, terdapat kecurangan usia dalam tubuh atlet bulu tangkis di tanah air yang sudah berlangsung bertahun-tahun.
“Terus terang, kecurangan umur dalam tubuh bulutangkis ditanah air kian merajalela dan sudah berlangsung bertahun-tahun. Dampaknya, prestasi bulutangkis di Indonesia jalan ditempat,” ungkap Wakil Ketua I MPBI Edi Bagus,di Jakarta, Senin (2/4/2018).
Menurutnya, pemasalahan kecurangan umur atlet telah luput dari pandangan masyarakat Indonesia dan lembaga terkait. Karenanya, kasus ini harus segera diatasi, karena banyak anak-anak berbakat yang menjadi korban. Akibat kecurangan itu membuat prestasi bulutangkis di Indonesia semakin merosot.
“Kami telah melakukan study yang panjang, Indonesia tidak memiliki pemain tunggal putra dan putri yang diperhitungkan di mata dunia, terlebih ganda campuran. Sebenarnya, banyak bibit-bibit atlet bulutangkis yang pontensial untuk meraih prestasi tingkat dunia. Hanya saja adanya kecurangan ini prestasi bulutangkis semakin merosot,” tuturnya.
Edi mencontohkan, kecurangan umur yang dimaksud adalah anak yang usianya 2 tahun diatas ditempatkan pada usia dibawahnya. Sehingga, adanya ketidaksesuaian usia kepada anak-anak berbakat. Sebabnya, anak berbakat tidak akan mampu melawan senior diatasnya.
“Kecurangan atau pemalsuan umur atlet harus di berantas. Kecurangan umur penyebab utama prestasi olahraga khususnya bulutangkis terpuruk. Kecurangan umur ada peraturannya di PBSI, namun regulasi ini tidak berjalan. Saya menduga ada oknum yang bermain guna meraup keuntungan”, terang Edi.
Namun begitu, MPBI tengah gencar melakukan komunikasi ke lembaga terkait seperti PBSI, Kemenpora RI, Komisi X DPR RI, KONI Pusat serta Kemendiknas RI.
“Untuk PBSI sudah kami sudah kirimi surat. Kalau KPAI sudah berkomunikasi dan sangat mendukung langkah yang kita lakukan. Bahkan, KPAI menilai ini bentuk eksploitasi anak,” ujarnya. (pp)