SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa hingga akhir November 2024, realisasi belanja negara Indonesia telah mencapai Rp2.894,5 triliun. Ini mencerminkan 87,87% dari total alokasi anggaran yang tertuang dalam Undang-Undang APBN 2024. Angka ini menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan, yaitu 15,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Belanja Negara Meningkat Signifikan
Sri Mulyani menjelaskan bahwa belanja negara menunjukkan tren yang positif. Dengan realisasi belanja mencapai 87% dari pagu anggaran, angka ini tumbuh cukup tajam jika dibandingkan dengan tahun lalu.
“Belanja negara menunjukkan tren yang positif, mencapai 87% dari pagu anggaran dan tumbuh cukup tajam dibanding tahun lalu,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Keuangan, Rabu (11/12).
Defisit APBN Tercatat Rp401,8 Triliun
Selain itu, Menteri Keuangan juga melaporkan bahwa defisit APBN hingga November 2024 tercatat sebesar Rp401,8 triliun. Meski demikian, angka ini masih berada di bawah batas defisit yang ditetapkan dalam Undang-Undang APBN 2024, yakni Rp522,8 triliun, atau 76,8% dari alokasi defisit anggaran tahun ini. Dalam konteks rasio terhadap Produk Domestik Bruto (GDP), defisit tersebut setara dengan 1,81% dari GDP Indonesia.
“Defisit ini masih dalam kendali, mencerminkan pengelolaan fiskal yang disiplin dan hati-hati,” tambahnya.
Fokus pada Belanja yang Berdampak Positif
Sri Mulyani menegaskan bahwa pemerintah akan terus memaksimalkan penggunaan anggaran untuk mendukung pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama melalui belanja produktif. Belanja ini difokuskan pada sektor-sektor yang memberikan dampak nyata bagi masyarakat, seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.
“Fokus kita tetap pada belanja yang memberikan dampak nyata bagi masyarakat, seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan,” jelasnya.
Optimisme Pengelolaan Anggaran 2024
Kementerian Keuangan optimis bahwa pengelolaan anggaran negara akan tetap berjalan sesuai target meskipun tantangan yang ada. Sri Mulyani memastikan bahwa pemerintah akan menjaga agar defisit anggaran tidak melebihi batas yang telah ditetapkan dalam undang-undang.
Fluktuasi Harga Komoditas Pengaruhi Penerimaan Negara
Sri Mulyani juga menjelaskan dampak dinamika global terhadap APBN 2024, terutama terkait dengan fluktuasi harga komoditas yang memengaruhi penerimaan negara.
“Harga minyak global saat ini berada di angka USD 72,1 per barel pada akhir periode, meskipun secara rata-rata year-to-date mendekati USD 80,” ujarnya. “Harga ini masih di bawah asumsi yang digunakan dalam APBN, yang berpengaruh pada penerimaan pajak sektor pertambangan.”
Kondisi Komoditas yang Beragam
Harga batu bara, menurutnya, masih belum pulih secara signifikan setelah lonjakan harga pada 2022. Namun, ada kabar baik dari komoditas lain, seperti minyak sawit mentah (CPO), yang menunjukkan perbaikan. Tahun 2024 ini, harga CPO meningkat tajam, dengan harga kini di atas USD 1.200 per metrik ton, naik 50% dibandingkan awal tahun.
“Harga CPO saat ini berada di atas USD 1.200 per metrik ton, naik tajam dibandingkan awal 2024 yang berada di bawah USD 900,” tambah Sri Mulyani.
Sementara itu, komoditas tembaga juga menunjukkan tren positif, meskipun tidak setajam CPO. Kenaikan harga tembaga year-on-year tercatat 8,9%, dan year-to-date mencapai 7,9%.
Namun, harga beras internasional mengalami penurunan, baik year-on-year maupun year-to-date, masing-masing turun sekitar 12,7%. Perubahan cuaca, terutama transisi dari El Nino ke La Nina, turut memengaruhi pasokan beras global.
Kendalikan Inflasi dengan Pengelolaan Stok Beras
Sri Mulyani optimis bahwa pengelolaan stok beras yang baik akan membantu menjaga inflasi agar tetap terkendali. Pemerintah juga mengandalkan kombinasi antara produksi domestik dan impor untuk memastikan stabilitas harga.
“Kombinasi produksi domestik dan impor akan membantu menjaga stabilitas harga,” ujar Sri Mulyani.
Tantangan dalam Menjaga Penerimaan Negara
Dinamika global ini, meski menjadi tantangan, tidak menghentikan upaya pemerintah untuk memastikan penerimaan negara tetap optimal. Sri Mulyani menekankan bahwa pengelolaan anggaran harus tetap dilakukan dengan hati-hati untuk mendukung target pembangunan yang telah ditetapkan. Meskipun menghadapi banyak tantangan, pemerintah akan berfokus pada pengelolaan yang baik agar ekonomi Indonesia tetap berkembang secara berkelanjutan.
Pemerintah terus berkomitmen untuk memastikan agar pengelolaan anggaran negara berjalan lancar, mendukung pembangunan, dan menjaga keseimbangan fiskal demi pertumbuhan ekonomi yang stabil dan inklusif. (Heru tri yuniarto)
(ANTON)