SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Suasana khidmat mewarnai halaman Gedung Sekretariat Jenderal DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, pagi ini. Dalam balutan upacara bendera memperingati Hari Lahir Pancasila yang jatuh setiap 1 Juni, Sekretaris Jenderal MPR RI, Siti Fauziah, tampil sebagai Pembina Upacara.
Mengenakan seragam resmi, Siti dengan penuh semangat membacakan amanat dari Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), seraya mengajak seluruh elemen bangsa untuk kembali merenungi makna Pancasila sebagai dasar negara.
“Hari ketika kita tidak hanya mengenang rumusan dasar negara, tetapi juga meneguhkan kembali komitmen kita terhadap nilai-nilai luhur yang menjadi pondasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tegas Siti di hadapan peserta upacara.
Lebih dari sekadar seremonial, peringatan Hari Lahir Pancasila menurutnya adalah momen penting untuk menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan nyata. Ia menegaskan bahwa Pancasila bukan hanya dokumen historis, tapi adalah “jiwa bangsa, pedoman hidup bersama, serta bintang penuntun dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.”
“Pancasila Adalah Rumah Besar Keberagaman”
Dalam pidatonya, Siti menyoroti pentingnya Pancasila sebagai perekat kebhinekaan. Di tengah bangsa yang terdiri dari lebih 270 juta jiwa dengan latar belakang yang sangat beragam, Pancasila menjadi simpul pemersatu.
“Dalam Pancasila, kita belajar bahwa kebhinekaan bukanlah alasan untuk terpecah, melainkan kekuatan untuk bersatu,” ujar Siti lantang.
Ia juga menekankan bahwa setiap sila dalam Pancasila memuat prinsip yang relevan untuk membangun bangsa, mulai dari nilai-nilai ketuhanan hingga keadilan sosial. Menurutnya, semangat gotong royong, keadilan, dan penghormatan terhadap martabat manusia adalah esensi utama yang harus terus dihidupkan.
Asta Cita & Tantangan Zaman Digital
Siti mengingatkan bahwa pemerintah telah menetapkan Asta Cita, delapan agenda prioritas nasional menuju Indonesia Emas 2045. Salah satu poin penting dari agenda ini adalah memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia.
“Kemajuan tanpa arah ideologis akan mudah goyah. Kemajuan ekonomi tanpa pondasi nilai-nilai Pancasila bisa melahirkan ketimpangan. Kemajuan teknologi tanpa bimbingan moral Pancasila bisa menjerumuskan bangsa pada dehumanisasi,” ucapnya serius.
Namun, di era globalisasi dan digitalisasi, Pancasila kini menghadapi tantangan serius: penyebaran paham radikal, intoleransi, hingga banjir disinformasi. Karena itu, revitalisasi nilai-nilai Pancasila menjadi sangat mendesak, bahkan harus menyentuh ruang-ruang digital.
“Kita dipanggil untuk melakukan revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam segala dimensi kehidupan: dari pendidikan, birokrasi, ekonomi, hingga ruang digital,” ujar Siti.
Pendidikan Jadi Garda Terdepan
Siti juga menyoroti pentingnya menanamkan nilai-nilai Pancasila sejak dini di dunia pendidikan. Tidak hanya dalam bentuk teori di kelas, tetapi juga melalui teladan dan praktik keseharian.
“Sekolah dan universitas harus menjadi tempat lahirnya generasi yang cerdas secara intelektual, tangguh secara karakter, dan kuat dalam integritas moral,” katanya.
Upacara ini turut dihadiri para tokoh penting, seperti Sekjen DPR RI Indra Iskandar, Sekjen DPD RI Komjen Pol Mohammad Iqbal, serta jajaran pimpinan perbankan dari Bank Mandiri, BNI, BRI, hingga Nobu Bank. Hadir pula para ASN dan peserta upacara lainnya yang menambah semarak peringatan sakral ini.
Di tengah tantangan zaman, peringatan Hari Lahir Pancasila bukan hanya seremoni tahunan. Tapi, seperti yang disampaikan Siti, ini adalah panggilan moral untuk menjaga fondasi kebangsaan yang telah diwariskan para pendiri bangsa.
“Memperkokoh Pancasila berarti menjaga nyawa bangsa ini tetap hidup dalam kebersamaan.”
(Anton)