SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-
Me
as the object of Who I Am
LOOK
the way I want to be looked
Me
me is me
I am as I am
I represent holistically my soul, my mind, my body
my LOOK,
As far! know Who I am,
To whom I belong to,
To what I stand for.
To WHY l want to be Looked
Mel helps you to be yourself
Menerjemahkan rasa ‘berkesenian’ dari setiap rancangan-rancangan fashionnya menjadikannya sesuatu yang Unik, Cantik, Bergaya, Sederhana, Mudah, Fleksibel, Adjustable, Efisien, Optimal, serta tentunya Eksklusif. Oleh karenanya, penciptaan karya rancang desain fashionnya yang mengeksplore harta terpendam lewat aneka corak warna serta ragam kain milik Nusantara ini, menjadi ‘sesuatu yang berbeda’, dan sarat filosofi.
Itulah yang mendorong insinyur yang mendalami bisnis manajemen ini, untuk memutuskan ‘fashion art’ menjadi pilihan untuk menapaki kesibukannya di masa-masa purnabaktinya. Dan melalui proses yang terus berjalan laksana rumah tumbuh, Mel atau lengkapnya Melanie R Wibowo Dharmosetio, ingin fashion nusantara yang dirancangnya dengan Harmony, Beauty dan Simplicity tersebut menjadi tuan rumah di negaranya sendiri dan diakui di seluruh dunia.
Sebuah bentuk Tanggung Jawab Sosial-nya, melalui Cinta dan Gairah terhadap Seni Fashion pada khususnya, untuk Menjadi Diri Sendiri. Dan ‘Mel helps you to be yourself’, Itulah kata yang kerap diungkapkannya kepada para costumers-nya. Mel atau Melanie pun akan membantu siapapun untuk memilikinya, dengan menciptakannya, sebagai sesuatu yang mewakili, sekaligus mengenalkannya, mempromosikannya, dan mempertahankannya sebagai sesuatu yang berharga.
“Saya ingin jujur dengan setiap karya fashion yang saya ciptakan. Dan saya lebih menyebutnya sebagai modern etnik ready to wear dalam setiap karya fashion dari meLOOKmel ini,” ujarnya di sela-sela kesibukannya melayani para costumernya di Crafina 2017.
Seperti ketika “MeLooKMel” memperkenalkan tenun Baduy yang sederhana, jujur, filosofis, dalam kekuatan konsep disain. Lalu mengkreasikannya menjadi ujud tampilan yang berjiwa saat dipadukan dengan kain Lurik Jawa. Dan tarikan garis sederhana sarat filosofis dalam kain Baduy menjadi kreasi karya fashion yang artistik. Dalam gelaran Crafina 2017 (11 – 15/10) di Jakarta Convention Centre (JCC).
Melanie pun menginterpretasikan tiap karya fashionnya pada tenun Baduy sebagai salah satu warisan budaya Indonesia dengan prinsip disain nan Harmonis, Unik, Cantik, Simple serta Timeless.
Dua tahun ini saya fokus pada kain tenun Baduy yang sejatinya memiliki karakter sederhana, mencerminkan keseimbangan kehidupan itu sendiri, dengan elemen garis vertikal, horizontal maupun diagonal dalam pakem-pakemnya seperti Adu Mancung, Aros, Poleng, Suat Songket, Suat Samata dan lain-lain. Elemen garis inilah yang menjadi kekuatan karakter brand meLOOKmel, ungkap Mel.
Tenun Baduy, memiliki kekhasannya sendiri. Bahannya agak kasar dan warnanya cenderung gelap. Bintik bintik kapas dari proses pemintalan tradisional menghasilkan tekstur kain yang khas. Karena kain dibuat dengan alat pemintal tradisional yang bernama gedoga atau raraga. Tenun ini awalnya dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan sandang, dibuat sederhana berpadu simetris dengan elemen garis vertikal maupun horizontal. Nah, Kedua elemen inilah yang membuat kain Baduy punya karakter dan makna alam didalamnya. Seakan ada relasi yang tak terpisahkan. Inilah kekuatan Holistik yang dirasakan Melanie.
“Saya tertantang untuk memperkuatnya menjadi keunikan tersendiri. Saya percaya kalau desain dibuat dengan hati dan kecintaan pasti hasilnya akan indah. Dan desain saya buat hanya untuk limited edition,” tutur alumnus Arsitektur Parahyangan, Bandung, dimana dibalik karya karya Melanie selalu ada cerita yang menarik.
Tak heran bila pada event Inacraft 2016 lalu, meLOOKmeL meraih penghargaan dari Inacraft untuk Kategori Textile, pada karyanya yang berjudul “Celana Empat Pintu”. Dan pada Agustus 2017, meLOOKmeL terpilih melalui kurasi ketat oleh konsultan Amerika dari By Hand Consultant, sekaligus terpilih mewakili Indonesia di gelaran event Handmade Internasional “New York Now 2017.
Melanie tidak hanya memadupadankan kain Baduy saja, beberapa tenun daerah pun dirancang untuk dipadupadankannya seperti Tenun Lampung Pucuk Rebung dengan Obi dan Wrapped Skirt atau Lurik yang di Bordir dengan kain Dayak Sintang yang dipadukan dengan Blouse Lace Cotton yang juga di bordir.
Atau Pucuk Rebung Tapis Lampung yang cantik dan elegan, dengan Baduy Pair Wrapped Skirt and Crop Jacket berwarna kuning yang sangat disukai pengamat ekonomi Avriliani, serta Sotis Crop Jacket dengan kain Chiffon Ruffles dan Lurik yang di bordir berwarna keunguan yang dibuat cocok buat perempuan aktif dan energik.
Bahkan merancang Woven Wrapped Skirt dari Kain Sidan Kalimantan Barat, Songket Tapanuli untuk Plated Skirt and Big Brass Bucket, disamping rancangan uniknya dari kain Fatuliu dengan bordir tangan untuk Woven Skirt and Buna Insana Crop Jacket yang dipadukan dengan Wrapped Skirt serta Hijab.
“Lewat Rasa dan Seni Fashion, Saya ingin mengangkat kain-kain nusantara ke panggung mode hingga ke gaya hidup casual. Mimpi saya bisa membuat warisan bangsa ini menjadi tuan rumah di negara sendiri, lebih dikenal dan bercita rasa global,” pungkas Melanie.
(tjo; foto a yen