SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Woro Srihastuti Sulistyaningrum, menegaskan bahwa pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan perlindungan terhadap anak, memberdayakan perempuan, serta mendukung pembangunan pemuda. Hal ini disampaikan Woro dalam acara “Deputy Meet The Press” yang berlangsung di Media Center Kemenko PMK, Jakarta, pada Senin (7/10/2024).
Pencapaian Perlindungan Anak
Dalam diskusi tersebut, Woro mengungkapkan bahwa sejak 2018 hingga 2021, pemerintah telah berhasil menekan angka kekerasan terhadap anak dan perempuan. Namun, pada tahun 2020 sempat terjadi peningkatan kasus akibat pandemi COVID-19. Meski demikian, tren kekerasan mengalami perubahan, di mana kekerasan emosional menjadi lebih dominan dibandingkan dengan kekerasan fisik. Kasus kekerasan seksual juga lebih sering dilaporkan, menandakan pentingnya perhatian khusus pada kesehatan mental anak-anak yang terdampak.
Di sisi lain, penurunan angka perkawinan anak juga menjadi pencapaian yang signifikan. Bahkan, angka ini sudah melampaui target yang ditetapkan dalam Sustainable Development Goals (SDGs) untuk tahun 2030. Namun, Woro mencatat bahwa beberapa provinsi di Indonesia masih menghadapi peningkatan angka perkawinan anak, sehingga perlu adanya penguatan regulasi di tingkat daerah untuk menangani masalah ini.
“Indeks Perlindungan Anak meningkat berkat program-program strategis seperti Satuan Pendidikan Ramah Anak dan Puskesmas Ramah Anak. Program hotline 129 dan lembaga-lembaga terintegrasi juga membantu dalam penanganan kekerasan terhadap anak dan perempuan,” ujar Woro.
Pemberdayaan Perempuan dan Tantangan di Sektor Politik
Terkait pemberdayaan perempuan, Woro melaporkan adanya peningkatan dalam Indeks Pembangunan Gender dan Indeks Pemberdayaan Perempuan. Namun, tantangan masih ada, terutama dalam hal representasi perempuan di sektor politik dan kepemimpinan publik yang masih perlu diperbaiki.
Pembangunan Pemuda dan Tantangan Pengangguran
Di sektor pemuda, peningkatan terlihat dalam aspek pendidikan dan kesehatan. Meskipun demikian, tingkat pengangguran terbuka, terutama di kalangan perempuan muda, masih menjadi salah satu tantangan utama yang harus diatasi. Pemerintah juga terus mendorong pembangunan keluarga yang lebih baik, meskipun masih ada isu seperti rumah layak huni dan kekerasan dalam rumah tangga yang membutuhkan perhatian lebih.
Koordinasi Lintas Sektor untuk Masa Depan yang Inklusif
Pemerintah menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor untuk terus meningkatkan kualitas layanan di bidang perlindungan anak, pemberdayaan perempuan, dan pembangunan pemuda. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia.
Dengan adanya berbagai pencapaian dan tantangan yang masih harus dihadapi, Woro Srihastuti Sulistyaningrum optimis bahwa dengan kerjasama berbagai pihak, kualitas hidup anak, perempuan, dan pemuda Indonesia akan terus meningkat demi pembangunan yang berkelanjutan.
(Anton)