SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, menekankan pentingnya pembelajaran politik yang diperoleh dari satu dekade kepemimpinan Presiden Joko Widodo selama pembukaan Kongres III NasDem yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada Minggu malam. Paloh menyoroti bahwa Presiden Jokowi telah membangun kesepahaman yang kuat antara pemerintah dan Partai NasDem, yang sangat berperan dalam membentuk sikap politik partai.
Dalam pidatonya, Paloh menyampaikan bahwa NasDem telah belajar banyak tentang kemitraan yang setara di bawah kepemimpinan Jokowi. “Kami bebas bergerak, berbicara, mengeluarkan pendapat, sepakat, dan kadang-kadang tidak sepakat,” ujar Paloh. Pernyataan ini menggambarkan dinamika dan tantangan hubungan antara NasDem dengan pemerintah, yang mencerminkan kompleksitas penyesuaian politik.
Paloh mengakui bahwa proses menyamakan pandangan tidaklah mudah dan penuh tantangan. “Kadang-kadang kami bisa tersenyum lebar. Kadang-kadang kami harus termangu-mangu. Ada kalanya kami harus duduk sejenak berpikir, apa yang sebenarnya kurang dengan NasDem ini?” Refleksi Paloh yang jujur ini disambut riuh oleh kader yang hadir, menunjukkan kesadaran bersama akan perjalanan politik partai.
Meskipun menghadapi tantangan, Paloh menekankan bahwa dirinya memahami Jokowi sebagai manusia yang tak luput dari kekurangan dan kesilapan. Namun, ia tetap yakin akan niat baik yang dimiliki Jokowi. “Satu hal yang saya yakini, di sana ada niat baik, ada keinginan untuk berbuat baik. Dan seharusnya perspektif kita adalah menjaga yang baik dan mengenyampingkan yang kurang baik,” kata Paloh.
Paloh juga menyadari bahwa masa kepemimpinan Jokowi telah mengajarkan NasDem bahwa niat baik saja tidak cukup; strategi yang tepat sangatlah penting dalam pemerintahan. Ia pun menyampaikan terima kasih kepada Jokowi atas pembelajaran berharga tersebut yang telah membantu NasDem dalam membentuk pendekatan politiknya.
Partai NasDem telah mengambil jalur yang berbeda dengan Jokowi maupun Prabowo dalam Pemilihan Presiden 2024. Belakangan ini, NasDem semakin mendekat ke kubu Prabowo, yang menunjukkan adanya perubahan strategi politik partai tersebut.
Kongres III Partai NasDem akan membahas beberapa isu utama, termasuk Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), rekomendasi, dan program aksi. Politikus NasDem, Willy Aditya, menjelaskan bahwa ada lima isu besar yang akan dibahas secara mendalam di kongres ini, yaitu negara hukum, ekonomi hijau, politik, isu internasional, dan krisis lingkungan. Pembahasan ini diharapkan akan membentuk agenda dan strategi partai ke depan.
Kongres ini menjadi momen penting bagi Partai NasDem untuk merenungkan pembelajaran masa lalu dan merumuskan arah masa depan dalam lanskap politik Indonesia yang terus berkembang.
(Anton)