SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Kerajaan Salakanagara merupakan kerajaan tertua di Pulau Jawa yang diperkirakan berdiri antara tahun 130 hingga 363 Masehi. Terletak di bagian barat Pulau Jawa, kerajaan ini memiliki sejarah yang sangat penting dalam perkembangan peradaban nusantara, meski keberadaannya masih diselimuti misteri.
Asal Usul dan Pendiri Kerajaan Salakanagara
Menurut naskah-naskah kuno, salah satunya Naskah Wangsakerta dan Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara, Kerajaan Salakanagara didirikan oleh seorang pedagang India bernama Dewawarman. Dewawarman tiba di Teluk Lada (sekarang Pandeglang, Banten) dan menikahi putri dari Aki Tirem, kepala daerah di wilayah tersebut. Pada tahun 130 Masehi, Dewawarman mendirikan kerajaan ini dengan ibu kota di Rajatapura, yang kini belum diketahui lokasinya secara pasti.
“Kerajaan Salakanagara diyakini sebagai kerajaan tertua di Indonesia, jauh sebelum kerajaan lainnya seperti Kerajaan Kutai,” ungkap pakar sejarah dari Universitas Indonesia, Dr. Asep Subhan.
Perkembangan Kerajaan dan Wilayah Kekuasaan
Kerajaan Salakanagara dipimpin oleh Dewawarman I dengan gelar Prabu Darmalokapala Aji Raksa Gapura Sagara. Selama masa pemerintahannya, yang berlangsung antara tahun 130 hingga 168 M, Dewawarman melakukan ekspansi besar-besaran, menguasai wilayah yang mencakup hampir seluruh Jawa Barat, bahkan sebagian pulau-pulau di sebelah barat Pulau Jawa dan sebagian perairan menuju Pulau Sumatera.
Setelah pemerintahan Dewawarman I berakhir pada 168 M, kekuasaan kerajaan diteruskan oleh putranya, Dewawarman II, yang dikenal dengan gelar Prabu Digwijayaksa Dewawarmanputra. Kerajaan ini kemudian terus dipimpin oleh 11 raja yang silih berganti selama lebih dari dua abad, hingga akhirnya pada tahun 362 M, Kerajaan Salakanagara berada di bawah kekuasaan Kerajaan Tarumanegara.
Raja-Raja yang Pernah Memerintah Salakanagara
Berikut ini adalah daftar raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Salakanagara:
- Dewawarman I (Prabu Darmalokapala Aji Raksa Gapura Sagara) – 130-168 M
- Dewawarman II (Prabu Digwijayaksa Dewawarmanputra) – 168-195 M
- Dewawarman III (Prabu Singasagara Bimayasawirya) – 195-238 M
- Dewawarman IV – 238-252 M
- Dewawarman V – 252-276 M
- Mahisa Suramardini Warmandewi – 276-289 M
- Dewawarman VI – 289-308 M
- Dewawarman VII – 308-340 M
- Sphatikarnawa Warmandewi – 340-348 M
- Dewawarman VIII – 348-362 M
- Dewawarman IX – 362 M
Kerajaan Salakanagara dan Warisan Budaya Sunda
Setelah masa pemerintahan Dewawarman VIII, Kerajaan Salakanagara akhirnya berada di bawah kekuasaan Kerajaan Tarumanegara. Namun, kerajaan ini meninggalkan warisan besar, baik dari segi kebudayaan maupun silsilah kerajaan. Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa keturunan raja-raja Salakanagara melahirkan beberapa kerajaan besar berikutnya, termasuk Sriwijaya, Pajajaran, dan Majapahit.
“Kerajaan Salakanagara memberikan dasar bagi peradaban Sunda, dan merupakan cikal bakal dari kebesaran kerajaan-kerajaan besar di nusantara,” kata Dr. Asep.
Meskipun bukti-bukti fisik seperti prasasti atau candi yang menguatkan keberadaan Kerajaan Salakanagara minim, cerita tentang kerajaan ini tetap menjadi bagian penting dalam sejarah Indonesia, terutama dalam memahami asal-usul peradaban Sunda.
Kesimpulan
Dengan keberadaannya yang penuh misteri dan catatan sejarah yang terbatas, Kerajaan Salakanagara tetap menjadi bukti penting dari keberagaman budaya nusantara. Meskipun Kerajaan Kutai lebih dikenal sebagai kerajaan pertama di Indonesia, Kerajaan Salakanagara layak dikenang sebagai kerajaan yang mengawali perkembangan peradaban di Jawa Barat dan sekitarnya.
Sumber sejarah yang terbatas menambah keunikan Kerajaan Salakanagara sebagai warisan budaya yang terus menarik minat para peneliti dan pencinta sejarah Indonesia.
(Anton)