SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Gempa bumi berkekuatan 7,7 skala Richter mengguncang Myanmar tengah pada Jumat siang, menurut data Survei Geologi Amerika Serikat (USGS). Guncangan kuat ini menyebabkan kerusakan parah pada bangunan dan terasa hingga Bangkok, Thailand.
Gempa terjadi di dekat Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar, sekitar pukul 12.50 siang waktu setempat. Hanya 12 menit kemudian, gempa susulan berkekuatan 6,4 SR menyusul di lokasi yang berdekatan, sekitar 60 kilometer dari pusat gempa. Fenomena ini dikenal sebagai doublet earthquake, yaitu dua gempa besar dengan magnitudo hampir sama dalam waktu dan lokasi yang berdekatan.
Bangunan Runtuh, Puluhan Korban Jiwa
Dampak gempa sangat dirasakan di Myanmar dan Thailand. Di Myanmar, setidaknya 25 orang tewas, termasuk lima anak yang meninggal akibat runtuhnya sebuah biara di Taungoo, menurut laporan Eleven Media Group.
“(Masjid) itu runtuh saat kami sedang beribadah. Ada banyak orang yang terjebak. Saat ini, setidaknya 20 orang telah meninggal, dan jumlah korban bisa bertambah,” ujar seorang petugas penyelamat kepada media lokal.
Di Bangkok, Thailand, satu orang dilaporkan tewas dan 43 orang masih terjebak di dalam gedung bertingkat yang runtuh di distrik Chatuchak, seperti dilaporkan oleh Thai PBS.
Selain itu, Jembatan Ava yang bersejarah di Mandalay runtuh, sementara Istana Mandalay juga mengalami kerusakan. Komunikasi seluler di beberapa wilayah terdampak pun mengalami gangguan.
Peringatan dari BMKG dan Status Darurat
Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa kerusakan di Bangkok terjadi karena tanahnya yang lunak dan lapisannya tebal, sehingga memperkuat getaran gempa.
“Bangkok itu tanah endapan, akan resonansi,” terang Daryono.
BMKG mengonfirmasi bahwa gempa ini merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Besar Sagaing, dengan mekanisme pergerakan mendatar (strike-slip). Namun, hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Sementara itu, pemerintah Myanmar menetapkan status darurat di wilayah yang terdampak parah, termasuk Sagaing, Mandalay, Magway, Negara Bagian Shan timur laut, Naypyidaw, dan Bago. Pemerintah Thailand juga menetapkan Bangkok sebagai “zona darurat” akibat gempa.
Dampak Ekonomi dan Upaya Evakuasi
Bursa Efek Thailand menghentikan aktivitas perdagangan akibat guncangan gempa, menurut laporan Thai Enquirer. Di Myanmar, rumah sakit di ibu kota Naypyidaw menerima banyak korban luka akibat runtuhnya bangunan.
Hingga pukul 15.28 WIB, BMKG mencatat tiga gempa susulan, dengan magnitudo terbesar M6.6 dan terkecil M4.6.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah percaya pada informasi yang belum terverifikasi.
“Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” sebut BMKG dalam siaran resminya.
Tim penyelamat masih terus bekerja untuk mengevakuasi korban yang terjebak di bawah reruntuhan. Upaya penyelamatan kini menjadi prioritas utama di Myanmar dan Thailand, sementara dunia menunggu perkembangan lebih lanjut dari bencana ini.
(Anton)