SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Perceraian di Indonesia lagi-lagi jadi bahan omongan. Nggak heran sih, angkanya terus naik, dan bikin banyak pihak mulai geleng-geleng. Bahkan Menteri Agama, Nasaruddin Umar, sampai angkat suara. Katanya, Undang-Undang Perkawinan perlu banget direvisi. Bukan cuma soal ijab kabul aja, tapi juga soal “gimana caranya rumah tangga bisa awet kayak batik warisan.”
Beliau ngusulin biar UU Nomor 1 Tahun 1974 ditambah bab baru yang isinya khusus soal pelestarian perkawinan. Karena menurut dia, negara nggak boleh cuma datang pas nikah doang, tapi juga harus siap turun tangan kalau rumah tangga mulai “goyah kayak sinyal di hutan”.
Nah, sambil ngomongin soal perceraian, kita intip juga yuk daftar negara-negara dengan tingkat perceraian tertinggi di dunia. Dan percaya atau enggak, Indonesia belum masuk daftar atasnya—tapi bukan berarti aman, ya!
13 Negara dengan Tingkat Perceraian Tertinggi di Dunia (per 1.000 orang)
- Maldives (Maladewa) – 5,52
- Kazakhstan – 4,6
- Rusia – 3,9
- Belarusia – 3,7
- Belgia – 3,7
- Moldova – 3,3
- China – 3,2
- Kuba – 2,9
- Ukraina – 2,88
- Denmark – 2,7
- Latvia – 2,7
- Lituania – 2,7
- Amerika Serikat – 2,7
Paling tinggi? Maldives! Iya, yang katanya tempat bulan madu impian itu. Ternyata, negara kecil dengan lautnya yang bening itu punya tingkat perceraian 5,52 per 1.000 orang. Bahkan, tahun 2002, angka perceraian mereka sempat menyentuh 10,97 per 1.000 orang! Saking “hebatnya”, Maldives sampai masuk Guinness World Record buat urusan cerai-cerai-an.
Kok bisa? Salah satu penjelasannya, di sana hubungan di luar nikah tabu banget. Jadi orang buru-buru nikah, dan… ya, kalau nggak cocok? Bubar jalan juga cepet. Simple tapi agak ngeri, sih.
Negara-Negara yang Perceraiannya Super Rendah (Tapi Jangan Cepet Iri Dulu)
- Sri Lanka – 0,15
- Guatemala – 0,20
- Vietnam – 0,20
- Saint Vincent & Grenadines – 0,40
- Peru – 0,50
- Afrika Selatan – 0,60
7–15. Negara-negara kayak Chili, Irlandia, Qatar, sampai Venezuela juga di angka 0,70
Tapi… tunggu dulu. Angka rendah bukan berarti semua orang bahagia lho. Di banyak negara, perceraian tuh susah banget secara hukum, sosial, bahkan finansial. Banyak perempuan yang akhirnya terpaksa bertahan di pernikahan yang udah rusak, karena nggak punya pilihan lain. Jadi, jangan cepat mengira angka rendah = pernikahan ideal.
Indonesia Gimana?
Nah, balik lagi ke tanah air tercinta. Angka perceraian naik terus tiap tahun. Dari yang awalnya dianggap aib, sekarang jadi sesuatu yang—walaupun tetap berat—udah nggak asing. Menteri Agama bener juga sih, kalau negara pengen ikut campur, ya jangan cuma buat sah-sahan doang. Tapi juga bantu edukasi, mediasi, dan kasih ruang aman buat pasangan yang berjuang.
Karena pada akhirnya, pernikahan bukan cuma soal pesta mewah dan caption manis di Instagram. Tapi soal dua orang yang terus berusaha, dibantu keluarga, lingkungan, dan—kalau perlu—negara.
(Anton)