SUARAINDONEWS.COM, Amerika Serikat-Code for Unalerted Encounter at Sea (CUES) dalam tajuk “Pencapaian dan Tantangan Bagi WPNS” menjadi paparan
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Ade Supandi S.E., M.A.P., dalam International Seapower Symposium (ISS) ke-22 tahun 2016, di US Naval War College Newport, Rhode Island, Amerika Serikat.
International Sea Power Symposium (ISS), sebuah forum dua tahunan yang diselenggarakan Kepala Saf Operasi Angkatan Laut Amerika Serikat dan Komandan Sekolah Staf dan Komando AL AS serta dihadiri pula para Kepala Staf Angkatan laut dan kepala coast guard dari berbagai negara.
Dihadapan 185 pemimpin yang terdiri dari para kepala staf angkatan laut dan pimpinan coast guard serta delegasi dari 113 negara, Kasal sebagai Chairmain Western Pacific National Symposium (WPNS) ke-15 menyampaikan “Pencapaian dan Tantangan Bagi WPNS”. WPNS adalah wadah kerjasama angkatan laut yang telah berdiri selama hampir 30 tahun dan menjadi model atau contoh kerjasama antar angkatan laut regional lainnya.
Kasal menyampaikan capaian WPNS dengan telah diterimanya Code for Unalerted Encounter at Sea (CUES) yang digunakan unsur-unsur operasional untuk berkomunikasi dan berkoordinasi di lapangan. Dokumen ini akan selalu dievaluasi dan di revisi agar tetap sesuai dengan perkembangan lingkungan strategis.
Selain Kasal, menjelaskan bahwa status pengamat diberikan kepada angkatan laut Inggris dan Kolombia yang berada di luar Pasifik Barat, namun memiliki kepentingan. Hal ini mencerminkan respon dari WPNS yang saling keterkaitan antara angkatan laut di beberapa wilayah yang terpisah dangan wilayah Pasifik Barat dalam menghadapi tantangan bersama.
Disamping Kasal menyampaikan adanya peningkatan kegiatan praktis berupa latihan dan Working Group, terutama yang melibatkan generasi muda perwira. Hal ini penting untuk menumbuhkan kerjasama personal sejak dini serta adanya perubahan lingkungan strategis, termasuk di Pasifik Barat yang dapat membawa berbagai tantangan yang kompleks pada anggota WPNS.
Dengan demikian lanjut Kasal, perlunya meningkatkan kerjasama dengan pemangku kepentingan di bidang keamanan maritim selain angkatan laut seperti coast guard, pihak swasta, polisi perairan, dan lain sebagainya. Kemudian perlunya memperluas cakupan geografis kerjasama dengan angkatamn laut di luar Pasifik Barat serta mencegah stagnasi WPNS melalui inovasi agar kerja sama antar angkatan laut melalui WPNS tetap seusai dengan perubahan di lingkungan strategis.
Symposium secara khusus membahas dan menjajaki kemungkinan kerjasama keamanan maritim internasional dan para peserta dapat memiliki kesempatan untuk melaksanakan kerjasama regional dan internasional yang bertujuan mencari pemecahan masalah dan tantangan yang dihadapi oleh negara negara di bidang maritim.
(sgt/tjo; foto ist