SUARAINDONEWS.COM, Bogor-Wakil Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR RI Achmad Dimyati Natakusumah mengatakan para wartawan yang bertugas di lingkungan DPR RI atau Kordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) merupakan aparat non organik. Karenanya, insan media, idealnya harus bersinergi juga mengemban tanggung jawab untuk menyiarkan berita secara berimbang, objektif dan berdampak positif.
“Saya mengingatkan dalam struktur organisasi di DPR RI, ada aparatur yang bersifat organik yang dipimpin oleh Pak Sekjen dan juga ada yang anorganik diantaranya adalah teman-teman wartawan press room (Koordinatoriat Wartawan Parlemen). Mau tidak mau ada dalam batang tubuh DPR RI. Kehidupannya ada dalam DPR itu, harus saling berfungsi dan bermanfaat serta bersinergi,” jelas Dimyati saat membuka acara silaturahmi Koordinatoriat Wartawan Parlemen dengan Pimpinan BURT beserta Sekretariat Jenderal DPR RI di Wisma Griya Sabha DPR RI, Kopo, Bogor, Selasa (3/11/2020) malam.
Dimyati berharap para wartawan yang bertugas meliput kegiatan di lingkungan DPR RI, turut serta mengemban tugas promotif, protektif, dan kuratif terhadap DPR RI. Dimyati menjelaskan promotif yang dia maksud adalah mempromosikan sisi positif DPR RI secara berimbang. Sedangkan protektif adalah melakukan protektif tehadap parlemen.
“Jadi harus protektif kalau ada yang menginformasikan tantang jeleknya parlemen maka sudara-saudara yang harus memprotek lewat tulisan,” ujar politikus Fraksi PKS itu.
Adapun kuratif yang dimaksud Dimyati adalah, upaya untuk mengevalusasi secara kontruktif jika ada permasalahan yang membutuhkan pembenahan. “Kalau DPR RI terkena serangan informasi yang tidak berimbang maka obati,” terang Wakil Rakyat dapil Banten I itu.
Politikus Fraksi PKS itu menambahkan selama ini Pimpinan BURT DPR RI selalu mengayomi dan memperhatikan kesejahteraan para pewarta di parlemen. Meski demikian dia berharap di antara para anggota Koordinatoriat Wartawan Parlemen tidak menjadi parasit yang ada di internal DPR.
“Saya warning, saya ingatkan sekali lagi, kalau saudara menjadi parasit di dalam DPR RI, tidak segan-segan saya minta dicabut ID-nya. Kalau mau teriak-teriak di luar, jangan di dalam. Kalau di dalam, sama saja dengan parasit. Kritik boleh, menginformasikan kebaikan boleh tapi jangan membunuh parlemen,” ujarnya.(EK)