SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Lama tidak terdengar kabarnya, Raslina Rasidin genap berusia 48 tahun, yang dirayakan secara sederhana pada 20 Oktober 2021 silam. Ibu dari dua anak ini mengaku bersyukur, di usianya yang sudah tak muda lagi masih diberi kesehatan dan peran sebagai ibu, istri, artis dan juga politisi.
Dua tahun lagi, setengah abad sudah usia pemeran sinetron “Pintu Hidayah” ini. Dengan lugas Raslina mengatakan bahwa dirinya masih tetap ada di dunia yang membesarkan namanya itu.
“Saya masih syuting kok di sejumlah sinetron. Masih sampai sekarang. Jadi saya nggak tinggalin dunia hiburan ini,” ujar Raslina meyakinkan.
Mulai terjun ke dunia hiburan pada 1995, Raslina secara terus menerus menghiasi televisi Indonesia. Wajah cantik perempuan asal Aceh ini juga wara-wiri di sejumlah film layar lebar nasional.
Pada awal terjun ke dunia hiburan, nama Raslina Rasidin langsung menyita perhatian. Kala itu, sejajar dengan nama artis lain seperti, Lulu Tobing, Elma Theana, Tessa Kaunang, Vira Yuniar, Ari Wibowo, Sultan Djorghi, Paramitha Rusady, Annisa Trihapsari, Doni Kusuma dan masih banyak lainnya.
Bersamaan dengan berkurangnya penampilan mereka di pemberitaan infotainment, termasuk Raslina, itu karena kesibukan yang lebih menyita artis-artis seangkatan Raslina. Selebihnya memang ada regenerasi.
Raslina praktis mengurangi segenap kegiatan di dunia hiburan, sejak dinikahi Indra Surya Winata dan kini dikaruniai dua anak, yang kini beranjak dewasa yakni Siti Syalina dan Ahmad Andra.
Raslina juga mengikuti kegiatan suami di panggung politik, melalui Partai Amanat Nasional (PAN) sejak 2005 hingga 2018 silam.
“Sampai sekarang saya masih berpolitik. Alhamdulillah. Kemarin saya masih menjadi juru bicara, juru debat, jurkam. Ini sudah periode ketiga saya mungkin,” jelas Raslina Rasidin.
Raslina mengaku “resign” dari partai PAN karena anak-anaknya yang sudah mulai tumbuh dan besar. Satu diantara anaknya bahkan sudah duduk di bangku kuliah.
Di tengah perjalanan karirnya di kancah politik Tanah Air, Raslina berlabuh ke partai bentukan keluarga Cendana, Partai Berkarya. Di partai itu sang suami ikut mendirikannya.
“Saya memang diminta sama keluarga besar untuk bergabung. Alhamdulillah, sempat lolos verifikasi tapi kami tidak lolos ambang batas parlemen atau parliamentary threshold sebanyak empat persen. Tapi sebagai partai baru, Berkarya paling tinggi dibanding partai baru lain seperti PSI,” ungkap Raslina.
Walau tak bisa menempatkan kader-kader terbaiknya di Senayan, Raslina cukup puas karena partai Berkarya sudah memiliki 138 anggota dewan di kota dan kabupaten dan provinsi di Indonesia.
“Jadi diantara partai yang tidak lolos parliamentary threshold itu, Berkarya ada di peringkat satu. Ini pencapaian yang baik untuk sebuah partai baru,” imbuhnya.
Raslina pun menyadari jika kehadirannya bersama artis lain, sebatas cuma “pengumpul suara” berkat popularitas sebagai artis.
“Kalau itu dulu saya sebut boleh-boleh saja. Kalau kita bicara keberhasilan parpol, artinya kita bicara soal pengkaderan. Jadi wajar saja jadi banyak parpol memakai artis untuk mendongkrak suara. Kalau menurut saya, popularitas dan elektabilitas harus berbanding lurus,” lanjut Raslina.
Duduk sebagai salah satu pimpinan di Partai Berkarya bagi Raslina sebagai suatu kebanggaan sekaligus tantangan. Tantangan terbesar ketika partai kecil memiliki tugas yang lebih berat ketimbang partai besar.
“Kalau partai besar kita tinggal datang, duduk manis dan mencalonkan diri. Kalau partai kecil, kan nggak seperti itu,” tukas Raslina.
Termasuk soal isu mahar di sebuah parpol, Raslina pun menjabarkannya dengan cerdas.
“Politik pasti ada mahar politik. Engga ada tuh, dalam berpolitik enggak ada mahar. Bohong kalau ada yang bilang politik tanpa mahar. Kenapa? karena untuk menghidupkan parpol itu pasti perlu modal. Tapi, menurut saya ada mahar yang diperbolehkan, ada juga yang melewati batas tidak diperbolehkan. Kayak orang berdagang yang ada ijab kabulnya,” papar Raslina.
Pandangan Artis Masa Kini
Raslina lalu menyoroti perilaku artis saat ini yang dinilainya acap menjual sensasi di media sosial dengan menjual sensasi. Menurutnya, masyarakat sebaiknya menilai seorang artis itu dari riwayat karir daripada hal-hal yang beraroma sensasi.
“Kalau saya memang punya riwayat karir sebagai artis. Saya pernah jadi pemeran wanita terbaik, pernah masuk nominasi, pernah jadi anggota badan pertimbangan perfilman. Artinya, ada sejarah yang saya tulis,” kenang Raslina Rasidin.
“Saya jadi artis tidak sekadar datang begitu saja. Saya pendiri Parfi bersama Anwar Fuadi. Jadi senangnya, tunjukkanlah kemampuan bahwa kamu pantas ada disana. Sekarang kan seperti itu. Kalau ada artis berani buka baju, langsung terkenal dia. Kita sedang dalam krisis budaya,” ujar Raslina protes.
Selamat ulang tahun Mba Raslina. Semoga Allah SWT, Tuhan YME melimpahkan kesehatan. Amin. (Tumpak S)