SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Sebuah legenda yang telah bertahan selama berabad-abad masih terus memikat perhatian dunia, terutama para pemburu harta karun, sejarawan, dan arkeolog laut. Di suatu tempat di perairan Aceh Utara, tepatnya di wilayah Pase, diyakini terdapat harta karun sebesar 60 ton emas yang hilang bersama karamnya kapal Portugis legendaris, Flor de la Mar, pada tahun 1511.
Kapal yang diakui sebagai salah satu kapal terbesar pada masanya ini, dikabarkan tenggelam di Laut Aceh setelah mengangkut rampasan harta yang sangat berharga dari Kesultanan Malaka. Hingga kini, lokasi tepat karamnya kapal serta harta karun yang diangkutnya masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.
Kisah Kapal Flor de la Mar
Flor de la Mar merupakan kapal karak Portugis yang dibangun pada tahun 1502 di Lisbon, Portugal. Kapal ini dirancang untuk menjelajah samudera dalam misi penaklukan dan perdagangan, khususnya di wilayah India. Dengan bobot 400 ton dan panjang 36 meter, Flor de la Mar adalah kapal terbesar di Eropa saat itu, mampu mengangkut hingga 500 pelaut dan dilengkapi 50 meriam.
Pada awalnya, kapal ini dikhususkan untuk mendukung armada Portugis dalam menaklukkan wilayah India, namun peran penting Flor de la Mar datang saat ikut serta dalam ekspedisi militer ke Malaka, yang dipimpin oleh Afonso de Albuquerque pada tahun 1511. Setelah menaklukkan Kesultanan Malaka, Albuquerque memutuskan menggunakan kapal ini untuk membawa harta rampasan dalam jumlah besar, termasuk 60 ton emas dari istana Sultan Mahmud Syah, pemimpin Kesultanan Malaka.
Perjalanan Maut Menuju Tenggelamnya Kapal
Setelah keberhasilannya dalam merebut Malaka, Albuquerque bersiap membawa harta rampasan tersebut ke India dan kemudian ke Portugal. Namun, nasib berkata lain. Dalam perjalanan pulang, kapal Flor de la Mar beserta armada pengiringnya menghadapi badai besar di perairan dekat Aceh. Kapal yang sudah kelebihan muatan itu tidak mampu bertahan menghadapi amukan alam. Pada malam 20 November 1511, badai besar menghantam kapal tersebut hingga akhirnya tenggelam.
Dalam catatan sejarah Peter O. Koch dalam bukunya To the Ends of the Earth: The Age of the European Explorers (2015), disebutkan bahwa kapal tersebut tenggelam bersama seluruh awak kapal dan semua harta berharga yang diangkutnya, termasuk 60 ton emas.
Legenda Harta Karun yang Hilang
Sejarawan Portugis, Tome Pires, dalam bukunya Suma Oriental, menyebutkan bahwa kapal Flor de la Mar tenggelam di kawasan perairan Pasai, Aceh. Beberapa sumber lain juga menyebutkan bahwa kapal tersebut karam di wilayah lain, seperti perairan Pidie atau Tamiang, Sumatra.
Legenda yang mengelilingi harta karun tersebut terus hidup hingga saat ini. Meski sudah ratusan tahun berlalu, banyak yang yakin bahwa 60 ton emas yang tenggelam bersama kapal tersebut masih ada di dasar laut. Keberadaan harta karun ini dipastikan masih utuh mengingat sifat emas yang tahan air, meski lokasinya mungkin sudah berpindah akibat arus laut selama ratusan tahun.
Upaya Pencarian yang Kontroversial
Bangkai kapal Flor de la Mar dan harta karun yang hilang telah menarik minat berbagai negara untuk melakukan pencarian, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Portugal. Masing-masing negara mengklaim memiliki hak atas penyelamatan bangkai kapal tersebut. Namun, hingga kini, belum ada yang berhasil menemukan lokasi pasti kapal tenggelam dan harta karunnya.
Selain itu, upaya pencarian harta karun Flor de la Mar juga sering menjadi topik kontroversial dalam komunitas arkeologi bawah laut, karena banyak yang khawatir upaya ini akan merusak situs bersejarah di dasar laut.
Harta Karun yang Menjadi Inspirasi Budaya Populer
Kisah karamnya Flor de la Mar bahkan telah diangkat dalam beberapa karya populer. Salah satunya dalam serial fiksi ilmiah Doctor Who dengan episode berjudul Legend of the Sea Devils yang disiarkan BBC pada tahun 2022. Dalam episode tersebut, harta karun yang hilang dari kapal tersebut menjadi bagian dari alur cerita yang menarik.
Selain itu, kisah Afonso de Albuquerque dan tragedi kapal Flor de la Mar sering kali disebut sebagai salah satu contoh dari “hukum karma” dalam sejarah. Sebagai pemimpin yang secara licik merampok kekayaan dari Malaka, Albuquerque akhirnya harus menghadapi karma ketika kapal yang mengangkut harta rampokannya justru tenggelam di laut.
Misteri yang Belum Terpecahkan
Hingga hari ini, keberadaan harta karun 60 ton emas dari kapal Flor de la Mar masih menjadi misteri besar. Meskipun berbagai ekspedisi pencarian telah dilakukan, belum ada yang berhasil menemukan lokasi tepat dari bangkai kapal atau harta yang tenggelam. Keberadaan harta tersebut masih menyisakan banyak spekulasi dan menjadi daya tarik bagi para pemburu harta karun, sejarawan, hingga arkeolog.
Sebagai warisan sejarah yang tak ternilai, pencarian bangkai kapal dan harta karun ini masih terus berlanjut, dengan harapan suatu hari legenda Flor de la Mar akan terungkap, bersama dengan harta karun yang terkubur di dasar laut selama lebih dari 500 tahun.
Kesimpulan
Legenda harta karun 60 ton emas yang tenggelam bersama Flor de la Mar di perairan Aceh masih menjadi salah satu misteri besar dalam sejarah maritim dunia. Kisah ini tidak hanya mencerminkan tragedi yang menimpa armada Portugis di perairan Nusantara, tetapi juga menjadi simbol dari karma dan keserakahan manusia. Hingga saat ini, misteri ini tetap hidup dan menjadi salah satu kisah yang paling menarik di antara para pencari harta karun di seluruh dunia.
(Anton)