SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Korea Selatan tengah menghadapi bencana kebakaran hutan terbesar dalam sejarahnya! Kebakaran yang dimulai di Kabupaten Uiseong kini telah meluas hingga membakar 35.810 hektare lahan. Peristiwa ini bahkan lebih besar dibandingkan kebakaran tahun 2000 yang kala itu menghanguskan 24 ribu hektare.
“Kecepatan penyebaran kebakaran hutan yang belum pernah terjadi sebelumnya menimbulkan banyak korban jiwa dan membuat seluruh negeri dalam situasi kritis,” kata Pelaksana Tugas Presiden Han Duck-soo dalam rapat tanggap darurat, Rabu (26/3/2025).
Militer Turun Tangan, 120 Helikopter Dikerahkan!
Kondisi semakin mengkhawatirkan karena api dengan cepat menyebar ke arah timur, mencapai wilayah pesisir. Upaya pemadaman pun semakin sulit akibat angin kencang dan cuaca kering.
Militer Korea Selatan turut membantu dengan memasok bahan bakar untuk helikopter pemadam kebakaran agar bisa terus beroperasi. Pemerintah juga telah mengerahkan lebih dari 120 helikopter ke berbagai titik kebakaran untuk memadamkan api di daerah pegunungan.
“Curah hujan di wilayah terdampak diperkirakan sangat rendah, kurang dari lima milimeter. Tampaknya ini tidak akan banyak membantu dalam memadamkan api,” ungkap Menteri Badan Kehutanan Korea, Lim Sang-seop.
Ribuan Warga Mengungsi, Jalur Komunikasi Terputus
Bencana ini telah menyebabkan sekitar 27.000 orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka. Selain itu, kebakaran juga memutus jalur transportasi dan komunikasi di beberapa daerah.
“Sebagian besar korban tewas adalah warga setempat, tetapi setidaknya tiga petugas pemadam kebakaran juga meninggal, termasuk seorang pilot helikopter yang jatuh saat bertugas,” kata pejabat setempat.
Dampak Perubahan Iklim? Tahun Terpanas dalam Sejarah!
Para pakar menyebut kebakaran kali ini bukan hanya bencana biasa, tetapi juga dampak nyata dari perubahan iklim. Tahun lalu, Korea Selatan mencatat suhu rata-rata 14,5 derajat Celsius, atau naik 2 derajat dari rata-rata 30 tahun sebelumnya.
“Kebakaran hutan ini sekali lagi menunjukkan realitas pahit dari krisis iklim yang belum pernah kita alami sebelumnya,” ujar Lee Han-kyung, Kepala Divisi Bencana dan Keselamatan Korea Selatan.
Kondisi kering yang tak biasa dengan curah hujan di bawah rata-rata, ditambah angin kencang, membuat api semakin sulit dikendalikan. Para ilmuwan dari Climate Central juga menyebut bahwa pemanasan global telah memperparah risiko kebakaran hutan di seluruh dunia.
“Perubahan iklim mempercepat kondisi kering yang ekstrem, mengubah lanskap menjadi bahan bakar api yang sangat berbahaya,” tulis laporan ilmuwan tersebut.
Apa Langkah Selanjutnya?
Pemerintah Korea Selatan terus berjuang memadamkan api dan mengevakuasi warga dari daerah terdampak. Namun, dengan kondisi cuaca yang masih kering dan angin kencang, tantangan terbesar masih ada di depan mata.
Apakah kebakaran ini bisa segera dikendalikan? Ataukah ini menjadi peringatan bahwa dunia harus lebih serius menangani krisis iklim? Kita tunggu perkembangan selanjutnya!
(Anton)