SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Masih bermaterikan Amirzidane (Vokal), Wiwit (Guitar), Dani Rahardian (Keyboard), Ello (Drum) dan Ade Riyan (Bass), Keraton Band yang telah 22 Tahun tak muncul, bangkit kembali dengan makna syair lagu yang semakin dewasa.
” … Fa-biayyi alaa’i Rabbi kuma tukadzdzi ban (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?) …”
Sebuah nukilan ayat dari surah AR-Rahman, surah ke 51 dari Alquran Karim, dimana sebagian besar surah ini menerangkan kepemurahan Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya, yaitu dengan memberikan nikmat-nikmat yang tidak terhingga baik di dunia maupun di akhirat nanti.
Inilah pula yang dirasakan Amirzidane untuk mengajak kembali para personil bandnya untuk kembali mewarnai blantika musik Indonesia. Amir yang merasa bahwa sepanjang 22 tahun itulah dirinya kerap mendustakan nikmat Allah SWT yang telah diberikan. Meski musikalisasi begitu rockchestra namun syairnya syarat makna kehidupan.
Nikmat Mana Yang Engkau Dustakan sengaja disiapkan Amirzidane (Vokalis Keraton) agar dapat dirasakan setiap orang tanpa memikirkan asal dan agamanya. Amirzidane ingin mengingatkan bagaimana orang mudah melupakan nikmat yang sudah diberikan oleh sang pencipta. Dimana setiap orang pernah mengalami hal-hal semacam itu.
“Saya ini memang emosi tadi saat menyanyikan lagu Nikmat Mana Yang Engkau Dustakan, ini karena senang bercampur, haru, dan marah juga. Yang membuat saya marah adalah pribadi saya ini telah membuang banyak umur untuk mendustakan nikmat yang saya terima, dimana diri ini banyak tidak bersyukur. Dan Alhamdulillah senang karena hari ini kita berlima personil Keraton Band bisa berkumpul dan membuang umur 21 tahun. Karena kita membuat Keraton band ini di tahun 1999 dan saat ini bisa berkumpul kembali, ini yang membuat saya senang dan bahagia,” ujar Amirzidane di D’Luna Cafe, Kawasan Kota Tua Jakarta.
Apalagi kedatangan Habib Fadly pula untuk memimpin doa, ada ayahanda juga yang pernah hadir di acara tasyakuran 21 tahun lalu Keraton Band di Potlot saat merilis album.
Kalau membuat lagu dengan tema sakit hati dan cinta saya cukup butuh waktu lima belas menit langsung jadi liriknya. Tapi ini, lagu yang mengambil dari Al Quran itu tidak bisa. Apalagi langsung comot saja. Al Quran itu tidak bisa disembarangin.
“Saya butuh waktu dua bulan membuat lirik lagu ini, sampai akhirnya saya menginap di majelis taklim Miftahul Abidin tempat saya mengaji. Ketika bangun jam 1 malam mungkin karena karomah para kyai-kyai dan guru-guru hadir pada saat itu dapatlah Nikmat Tuhanmu Yang Mana Yang Engkau Dustakan, dan cukup segitu saja,” ungkapnya.
Bagi Wiwit (Gitaris) Keraton Band, bahwa sebelumnya telah mendapat kabar dari Amirzidane telah memiliki materi lagu untuk Keraton band. Itu sebuah suprise buat saya. Asyik lantaran sudah puluhan tahun nga-ngobrol, nga-ketemu dan ini ketemu sudah ada materi.
Sedangkan bagi Dani Rahardian (Keyboardis) Keraton Band mencoba dengan memberikan sentuhan yang sangat bagus untuk lagu ini. Karena pertama kali mendapat materi lagu ini dari Amirzidane belum sempat mendengarkan keseluruhannya.
Dan baru pada mau take saya mendengarkan lagu Nikmat Mana Yang Engkau Dustakan. Setelah take latihan pertama itu, ada breake, dan merasakan materi ini kurang menyentuh. Jadi sepanjang brake latihan, saya diam saja dahulu untuk mencari melodi yang pas dan berusaha menahan diri untuk tidak seribet mungkin. Saya ingin menyentuh hal-hal yang wajar saja, dengan kata lain dengan musik ini saya ingin menyentuh semua orang. Saya ingin orang mendengar lagu ini dan bergetar hatinya, itu saja sudah cukup, tegas Dani.
Bagi Keraton Band, Nikmat Tuhanmu Yang Mana Yang Engkau Dustakan, yang nampaknya sederhana itu, malah dalam prosesnya justru rumit. Karena saya ingin yang sederhana dan menyentuh yang tidak terbatas usia, pendidikan, yang tidak terbatas segala sesuatu orang yang menyebabkan suka musik.
Dari kembali berkumpulnya Keraton Band, setelah 21 tahun bahwa banyak hal-hal yang nampaknya sederhana untuk menuju pendewasaan itu, ternyata lebih sulit, lebih rumit tapi pastinya, musiknya, jadi asyik, pungkas Dani.(Tjoek)