SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Sebagian pasangan calon yang diajukan oleh partai dalam menjajaki koalisi tidak menarik dan tidak memberikan signal untuk menjawab harapan rakyat dan perubahan ke depan. Demikian dinyatakan oleh Assoc Prof Dr.TB Massa Djafar, Sekretaris Jenderal Partai Masyumi, ketika ditemui di Jakarta, Kamis (23/6/2022).
Ditambahkannya, jejak rekam pasangan calon presiden yang berkembang belakangan ini, kurang meyakinkan, misalnya soal kapasitas, integritas dan visinya dalam membawa Indonesia ke depan menghadapi masalah domestik yang sangat berat dan tantangan ekonomi politik global.
“Koalisi sebuah kelaziman dalam kontestasi politik dan akan menarik jika koalisi yang terbangun menengok lebih jauh bagaimana respon balik dari publik,” ucap lelaki kelahiran Kuta Binjai, Aceh Timur.
Menurutnya, yang tidak kalah penting, koalisi bukan sekedar otak-atik Paslon Pilpres di tengah proses pembangunan demokrasi. Atau juga, sekedar “ngecek ombak” atau “test water”. Tapi ada bagusnya, sejak dini sudah digulirkan, agar rakyat punya waktu cukup dan bisa memastikan Paslon Presiden yang layak dipilih.
Meskipun Pilpres lima tahun sekali, tapi keputusan pemilih atas pilihan politiknya, punya dampak strategis baik kepentingan pribadi maupun kebaikan bagi masa depan bangsa dan negara.
Terkait dengan tuntutan penghapusan presidential treshold 20 persen, menurut nya sangat masif, meluas ke berbagai segmen masyarakat. Bahkan para elit politik strategis, misalnya Ketua DPD RI memotori judicial review ke Mahkamah Konstitusi.
Padahal, kata TB Massa, banyak calon yang lebih layak dan tapi tidak terjaring dalam mekanisme rekruitmen capres. Oleh karenanya, PT 20 persen, merupakan faktor penghambat munculnya calon Pilpres. Karena pilihannya terbatas dan hanya berkutat pada pilihan para oligharki.
Sementara rakyat “dipaksa” untuk memilih yang bukan pilihannya. “Dari sini, nampak ada pergeseran sangat serius, bukan kedaulatan rakyat, tapi kedaulatan sudah dibajak oleh oligharki,” tandas Ketua Program Doktor, Ilmu Politik, Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Nasional, Jakarta.
Saat ditanyakan bagaimana langkah ke depan Partai Masyumi menjelang Pemilihan legislator dan presiden, partainya concern pada usaha untuk mengembalikan praktek demokrasi dan ekonomi sesuai prinsip konstitusi UUD 1945. Penguatan pilar ekonomi nasional, terutama peran BUMN dan Koperasi. Kemudian juga, akan mendorong peran swasta sebagai pelaku ekonomi nasional dalam persaingan global dan pengembangan industri strategis.
Selain itu, pihaknya berusaha membentuk karakter bangsa berbasis spiritual agama, akhlak dan nilai-nilai moral serta mendorong pertumbuhan kelas menengah ekonomi.
Partai Masyumi juga berusaha menjadi partai modern dengan ketersediaan sumber daya politik yang cukup dan membangun kualitas kemandirian partai, kualitas demokrasi, mewujudkan pemerintahan yang bersih, berwibawa dan profesional.
Sedangkan dalam rangka penguatan penyelenggaran otonomi dan kemandirian daerah, partainya mendorong otonomi daerah yang mampu bersaing di kancah persaingan global.
“Landreform, distribusi kepemilikan lahan untuk petani, percepatan dan pemerataan ekonomi, produktifitas, peningkatan swadaya pangan dan enerji dan keberlanjutan program konservasi, menjadi visi partai kami. Selain itu juga bagaimana meningkatkan diplomasi dan pertahanan keamanan serta kedaulatan NKRI,” tutup TB Massa Jafar, mantan Wakil Ketua HMI Cabang Jakarta, tahun 1980-an. (Aji).