SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mencatatkan penurunan jumlah penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Korea Selatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penurunan ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi di negara penempatan yang tengah mengalami perlambatan. Hal ini disampaikan oleh Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, dalam acara pelepasan keberangkatan PMI ke Korea Selatan dan Jerman, di Jakarta.
“Ternyata ada masalah situasi ekonomi yang sedang tidak baik di Korea Selatan. Dulu, permintaan majikan terhadap pekerja kita sangat tinggi, namun tahun ini sedikit seret,” ungkap Benny. Ia menambahkan bahwa hingga 23 September 2024, jumlah penempatan tenaga kerja Indonesia ke Korea Selatan tercatat sebanyak 7.316 orang. Benny juga memperkirakan bahwa mencapai target 11.500 pekerja, seperti tahun sebelumnya, akan menjadi tantangan besar pada tahun ini.
Penurunan ini tidak hanya terjadi di Korea Selatan, tetapi juga di berbagai negara penempatan lainnya. Data BP2MI menunjukkan bahwa total penempatan PMI hingga Agustus 2024 sebanyak 23.197 orang, menurun signifikan dibandingkan 28.927 orang pada periode yang sama di tahun 2023. Skema penempatan Private to Private (P to P) mendominasi dengan persentase 75,59%, sementara skema Government to Government (G to G) hanya mencapai 6,70%.
Peringatan Bagi PMI: Jaga Nama Baik Bangsa
Dalam acara tersebut, Benny Rhamdani juga mengingatkan para PMI yang berangkat untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan baik, mengingat dinamika negara penempatan yang tidak menentu. “Jaga niat, jaga kehormatan keluarga, dan jaga nama baik bangsa,” ujarnya. Benny menekankan pentingnya menjaga integritas selama bekerja di luar negeri, terlebih ketika kondisi ekonomi global sedang berfluktuasi.
Sumbangsih PMI Terhadap Perekonomian Nasional dan Usulan Kebijakan
Kontribusi PMI terhadap perekonomian Indonesia melalui devisa yang mereka kirimkan ke tanah air terus meningkat. Data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa pada tahun 2023, devisa yang dihasilkan PMI mencapai Rp227 triliun. Angka ini menunjukkan potensi besar yang dapat terus berkembang, jika diimbangi dengan kebijakan perlindungan yang lebih komprehensif.
BP2MI mengusulkan beberapa langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan PMI, serta mendorong peningkatan kontribusi mereka terhadap perekonomian nasional. Di antara langkah-langkah tersebut adalah penghapusan biaya yang selama ini membebani PMI, seperti tiket pesawat, paspor, dan biaya medical check-up. “Biaya-biaya ini seharusnya ditanggung oleh negara, mengingat betapa besar kontribusi yang diberikan PMI bagi perekonomian kita,” jelas Benny.
Usulan Program Perlindungan dan Pemberdayaan PMI
BP2MI juga mengajukan beberapa program yang diharapkan dapat memperkuat perlindungan dan pemberdayaan PMI. Beberapa usulan tersebut antara lain:
Dana Abadi untuk Perlindungan PMI
BP2MI mengusulkan alokasi dana abadi sebesar Rp3 triliun untuk perlindungan kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi bagi PMI. Dana ini diharapkan dapat menjamin biaya pendidikan anak-anak PMI dan akses kesehatan bagi keluarga mereka, serta membantu biaya pemulangan PMI yang mengalami masalah di luar negeri.
Kerja Sama Antar Kementerian
Untuk mengelola dana ini secara efektif, BP2MI merekomendasikan adanya pembagian tanggung jawab antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta Kementerian Kesehatan. Sementara itu, pemberdayaan ekonomi bagi PMI yang kembali ke tanah air akan dikelola oleh lembaga terkait, guna mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Pemberantasan Sindikat dan Mafia PMI
BP2MI juga mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan tegas terhadap sindikat dan mafia yang kerap memanfaatkan PMI. Penindakan terhadap praktik ilegal ini sangat penting untuk melindungi PMI dari penipuan dan eksploitasi yang dapat merugikan mereka.
Harapan bagi Perlindungan dan Pemberdayaan PMI
Dengan program-program perlindungan dan pemberdayaan yang lebih baik, diharapkan PMI dapat terus memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional, sekaligus meningkatkan kesejahteraan mereka dan keluarga di tanah air. Benny berharap pemerintah dapat segera merealisasikan usulan-usulan ini untuk masa depan yang lebih baik bagi seluruh PMI.
(Anton)