SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Upaya ofensif Kementerian Perdagangan terus dilakukkan untuk mendorong peningkatan target ekspor bagi Atase Perdagangan, Konsul Dagang, Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI), dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC).
Pejabat perwakilan bukan hanya sebagai government agent, tetapi juga menjadi business agent. Tugas pejabat perwakilan antara lain menjadi anggota tim perundingan bilateral Indonesia dengan negara akreditasi, marketing agent sebagai penghubung seller-buyer, merekomendasikan, urai Arlinda, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional.
Selain mengembangkan produk dari merk-merk tertentu, serta memberikan rekomendasi skema trade financing yang efisien. Dan dalam reposisi ini, ditegaskan Arlinda, perwakilan perdagangan harus mencermati perkembangan perdagangan negara akreditasi serta melihat potensi yang dapat dimanfaatkan Indonesia sebagai peluang dalam meningkatkan ekspor Indonesia ke negara akreditasi.
Setiap perwakilan perdagangan di luar negeri akan diberikan target ekspor yang harus dicapai dalam tahun 2017 guna mengejar target peningkatan ekspor nasional sebesar 5,63%.
Sedangkan khusus produk Sulawesi Selatan diharapkan implementatif antara pemerintah pusat dan daerah, perwakilan Indonesia di luar negeri serta pelaku usaha Provinsi Sulawesi Selatan dilakukan.
Sinergi ini diharapkan mampu mencapai target ekspor non migas nasional sebesar USD 138,7 miliar atau naik 5,63℅ dari perolehan tahun lalu. Demikian hasil tersebut mengemuka dalam pertemuan Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bertemakan “Forum Implementasi Pengembangan Pasar Ekspor Produk/Komoditas Unggulan Sulawesi Selatan di Pasar Dunia”.
Melalui forum ini, Kemendag menyinergikan suplai komoditas unggulan Provinsi Sulawesi Selatan dengan permintaan pasar dunia yang dimiliki oleh para perwakilan perdagangan berupa informasi pasar yang komprehensif dan perkembangan terkini, khususnya di negara akreditasi masing-masing perwakilan, papar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Arlinda.
Sulawesi Selatan merupakan provinsi yang memiliki potensi ekspor yang besar. Pada tahun 2015 menyumbang 1,07% dari total ekspor non migas Indonesia dan menduduki peringkat ke-16 nasional. Tetapi, ekspor provinsi ini menurun di tahun 2016 seiring dengan menurunnya harga komoditas di pasar internasional.
Namun demikian, neraca perdagangan non migas Sulawesi Selatan masih menunjukkan surplus USD 424 juta di tahun 2016. Dan sumber kekayaan alam Sulawesi Selatan yang berorientasi ekspor didominasi produk tanaman pangan, perikanan, dan perkebunan.
“Komoditas ini memiliki potensi yang harus terus dikembangkan, mengingat komoditas pangan adalah salah satu isu global yang strategis. Meski ekspor komoditas ini sangat rentan karena harganya fluktuatif, jelas Arlinda.
Ada 54 negara tujuan ekspor produk-produk Sulawesi Selatan dan yang menjadi tujuan ekspor utama antara lain ke Jepang, Amerika Serikat, China, Malaysia, dan Vietnam.
Forum ini menjadi pertemuan penting bagi para pelaku bisnis/eksportir di Sulsel. Diharapkan mereka dapat memanfaatkan secara optimal kehadiran perwakilan perdagangan Indonesia di luar negeri untuk mengetahui berbagai aspek perdagangan dan peluang ekspor, tutup Arlinda. (Tony/yogi)