SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara (DjPb) Kementerian Keuangan Provinsi DKI Jakarta, Mei Ling mengatakan kebutuhan penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke luar negeri secara layak bermakna cukup strategis.
Hal itu menjadikan PMI semakin bersemangat untuk ikut menggerakkan roda perekonomian Tanah Air dan juga menciptakan lapangan pekerjaan baru sekembalinya mereka ke Indonesia, katanya.
Kepada wartawan di Jakarta Utara, Selasa (03/10/2023) kemarin, Mei Ling mengatakan pihaknya akan berupaya memastikan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) yang dikeluarkan untuk pemberangkatan PMI tetap efektif dan efisien.
“Saya melihat pemberangkatan PMI dengan cara seperti ini merupakan satu program yang baik ya, dan ini membuktikan bahwa negara hadir untuk rakyatnya,” kata Mei Ling usai menyaksikan pemberangkatan pekerja migran Indonesia ke Korea Selatan dan Jerman di hotel kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Ia mengatakan sebagian penghasilan PMI tentu dikirimkan ke Indonesia. Nanti itu akan meningkatkan kesejahteraan keluarganya.
“Ketika keluarga PMI bisa naik taraf hidupnya, mereka bisa berbelanja, dan bisa menggerakkan perekonomian bahkan bisa memiliki modal usaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan,” lanjut Mei Ling.
Dukungan fiskal dari APBN maupun APBD akan terus diupayakan untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat. Manfaatnya juga diharapkan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani mengatakan dari sejumlah PMI yang diberangkatkan dari Jakarta ke Jerman dan Korea pada Selasa, terdapat para perawat yang berkompeten dalam bidang kesehatan karena telah mampu menyelesaikan berbagai seleksi level satu.
“PMI ini orang-orang berpendidikan yang terampil berbahasa, kompeten ada sertifikasinya dan juga pejuang keluarga serta pahlawan devisa yang patut kita apresiasi,” kata Benny.
Maka jika negara berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, kata Benny, maka BP2MI pun berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang cepat dan murah kepada PMI.
Tidak ada lagi biaya yang dipungut BP2MI selama masa persiapan keberangkatan (preliminary), menginap di hotel bintang empat di Jakarta selama dua malam, hingga pada saat pulang ke tanah air pun disediakan jalur cepat (fast track) khusus saat pemeriksaan imigrasi di delapan bandara internasional di Indonesia serta ruang tunggu (lounge) VVIP secara gratis.
“Kalau dulu PMI yang berangkat itu telantar, pulang jadi bancakan, sekarang sudah tidak boleh lagi. Saya bermimpi melepas PMI seperti negara melepas kontingen olimpiade dan menyambutnya sebagaimana orang penting di negara ini,” kata Benny.
Benny juga menyebutkan, penempatan kerja seperti G to G seperti ini harus digelorakan, agar mimpi anak-anak muda Indonesia yang ingin bekerja ke luar negeri dapat menjadi kenyataan.
Benny juga memastikan pelindungan dan keselamatan kepada seluruh PMI selama berada di negara penempatan di bawah tanggung jawab pemerintah Indonesia sepanjang pemberangkatan yang dilakukan secara resmi.
Oleh karena itu, mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI itu mengimbau kepada seluruh PMI yang diberangkatkan secara resmi untuk melaporkan kepada perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia di negara penempatan, jika mendapat perlakuan yang tidak nyaman dari perusahaan.
Data BP2MI menyebutkan pada Selasa terdapat 105 PMI yang diberangkatkan ke Korea Selatan lewat program G to G terdiri atas 101 PMI yang bekerja di sektor manufaktur dan empat PMI yang bekerja di sektor perikanan.
Dominan yang ditempatkan di Korea Selatan pada Selasa adalah laki-laki (102 orang), sedangkan perempuan hanya tiga orang.
Selanjutnya, ada sembilan perawat yang diberangkatkan ke Jerman terdiri atas tujuh perempuan dan dua laki-laki. Khusus perawat di Jerman, nantinya akan memperoleh gaji setara Rp40.513.747 sampai Rp43.596.590. (ANT/AM)