SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan PSSI untuk menyetop kompetisi sampai ada evaluasi dan perbaikan dilakukan imbas tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 125 orang pelaksanaan kompetisi Liga 1 selama sepekan.
“Saya juga memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1 sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan,” ujar Jokowi secara daring di YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (2/10/2022).
Jokowi sendiri menyampaikan rasa duka yang mendalam atas kejadian tragedi sepak bola yang terjadi ini. Sampai berita ini ditayangkan, jumlah korban tewas Tragedi Kanjuruhan 130 orang dan korban luka mencapai 180 orang.
“Saya menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya 129 orang saudara saudara kita dalam tragedi sepak bola di Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur,” tuturnya.
Presiden juga berharap tragedi yang terjadi ini menjadi yang terakhir kali terjadi di sepak bola tanah air.
“Saya menyesalkan terjadinya tragedi ini dan saya berharap ini adalah tragedi terakhir sepak bola di tanah air. Jangan sampai ada lagi tragedi kemanusiaan seperti ini di masa yang akan datang,” katanya.
“Sportivitas, rasa kemanusiaan, dan rasa persaudaraan bangsa Indonesia harus kita jaga bersama,” imbuhnya.
Selain memerintahkan PSSI untuk menghentikan liga, Jokowi juga memerintahkan Menpora untuk, Kapolri, serta Ketua Umum PSSI untuk mengevaluasi kejadian ini.
“Saya juga telah perintahkan kepada Menpora, Kapolri dan ketua umum PSSI untuk melakukan evaluasi menyeluruh tentang pelaksanaan pertandingan sepakbola dan juga prosedur pengamanan penyelenggaraannya,” ujar Jokowi.
“Khusus kepada Kapolri saya minta melakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus ini,” tambahnya.
PSSI Minta Maaf
Sementara itu, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan PSSI meminta maaf dan menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban dan pihak yang terkait peristiwa nahas kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).
Dalam rilis yang dikeluarkan PSSI pada Minggu (2/10/2022) dini hari, PSSI menyesalkan tindakan suporter Aremania di Stadion Kanjuruhan hingga menyebabkan terjadinya kerusuhan.
“Kami berduka cita dan meminta maaf kepada keluarga korban serta semua pihak atas insiden tersebut. Untuk itu PSSI langsung membentuk tim investigasi dan segera berangkat ke Malang,” ucap Iriawan menambahkan.
Selanjutnya PSSI mendukung pihak kepolisian menyelidiki kasus ini. Menurut PSSI insiden nahas di Stadion Kanjuruhan mencoreng wajah sepak bola Indonesia.
“Untuk sementara kompetisi Liga 1 2022/2023 kami hentikan selama satu pekan. Selain itu tim Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi musim ini,” tutur Iriawan.
Pernyataan Iriawan itu berbeda dengan yang dikeluarkan Ketua Komdis PSSI Erwin Tobing. Dalam rilis sebelumnya Komdis PSSI menyebut Arema terancam dilarang menjadi tuan rumah di Liga 1 pada sisa musim ini.
Kerusuhan di Kanjuruhan bermula dari bentrok suporter Arema FC dengan kepolisian. Pendukung marah karena Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya dalam laga Liga 1.
Perintahkan Investigasi
Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali memerintahkan investigasi secara menyeluruh tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan setidaknya 130 orang.
Dengan kata lain, kata Zainudin, investigasi tidak hanya untuk kejadiannya saja, melainkan juga semua hal yang berkaitan dengan peristiwa itu.
“Saya sudah meminta investigasi secara menyeluruh bukan hanya kejadian itu saja, tetapi secara keseluruhan,” kata Zainudin Minggu (2/9/2022)
Menurutnya, investigasi tragedi tersebut harus dilakukan secara serius. Sebab, dia tidak ingin dunia sepak bola kembali terpuruk.
“Tidak mau sepakbola kita ini akan kembali hal-hal yang di luar teknis atau di luar pembinaan di luar prestasi,” ucapnya.
Selain itu, Zainudin juga menilai investigasi harus dilakukan secara serius untuk mengetahui pihak yang bertanggung jawab atas peritiwa yang menewaskan ratusan orang tersebut.
Zainudin menuturkan pihak yang bertanggung jawab nantinya harus dikenakan sanksi mengacu pada peraturan yang ada. Peraturan itu dapat mengacu pada peraturan yang dikeluarkan oleh PSSI maupun hukum yang ada.
Sebelumnya, kerusuhan di Stadion Kanjuruhan terjadi usai suporter Arema memasuki lapangan karena timnya kalah 2-3 dari Persebaya, Sabtu (1/10/2022. Insiden itu direspons polisi dengan menghadang dan menembakkan gas air mata.
Gas air mata itu ditembakkan tidak hanya kepada suporter yang memasuki lapangan, tetapi juga ke arah tribun penonton yang kemudian memicu kepanikan suporter.
Akibatnya, massa penonton berlarian dan berdesakan menuju pintu keluar, hingga sesak nafas, penumpukan massa, dan terinjak-injak. (wwa)