SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Kementerian Perdagangan RI melalui Wakil Menteri Jerry Sambuaga terus melakukan peningkatan kinerja perdagangan dari mulai komoditas tradisional maupun non tradisional. Hal itu terlihat dari neraca perdagangan diera pandemi sampai akhir bulan Desember 2020 nilai ekspor meningkat. Dan berikut petikan wawancara khusus suaraindonews.com dengan Wakil Menteri Jerry Sambuaga di ruang kerjanya Jl.M.I Ridwan Rais, Jakarta Pusat (25/3/2021).
1.SIN : Apa strategi Kemendag untuk meningkatkan arus ekspor indonesia di tengah situasi pandemi ini dan di ke negara mana saja ?
Jerry Sambuaga :
Kementerian Perdagangan telah menetapkan 5 strategi peningkatan ekspor nonmigas, yakni :
• Mempertahankan pasar dan produk utama
Mempertahankan pasar utama (RRT, Amerika Serikat,Jepang, Singapura,India, Malaysia) menjadi suatu keharusan, karena pasar ini memegang lebih dari 80% total ekspor non migas nasional.
• Pemberdayaan UKM ekspor
Hal ini sekaligus sebagai tindak lanjut arahan Presiden Joko Widodo untuk membantu UKM Indonesia hingga mampu bersaing di pasar global, di antaranya fokus pada digitalisasi.
• Penetrasi Pasar nontradisional
Terkait dengan penetrasi produk ekspor indonesia ke pasar internasional, Kementrian Perdagangan telah melakukan identifikasi dan pemetaan terhadap pasar utama (traditional market) dan pasar potensial ( non traditional market ) termasuk produk-produk yang akan didorong nilai ekspornya.
Kementerian Perdagangan juga telah mengidentifikasi negara-negara tujuan ekspor non tradisional yang akan menjadi fokus dimulai dari tahun 2021 ini, meliputi negara-negara di kawasan Afrika Utara, Afrika Barat, Afrika Timur, Eropa Timur, Amerika Latin, Timur Tengah, Eurasia, Ocenia, dan Asia Selatan. Masing-masing negara yang berada di kawasan tersebut, diharapkan dapat memberikan kenaikan nilai ekspor non migas dengan proyeksi senilai USD 587,4 juta atau sebesar 6% dari kenaikan total ekspor non migas (USD 9,8 milliar), Daftar negara terlampir.
• Membuka akses pasar dan utilisasi perjanjian kerja sama perdagangan internasional.
Pemanfaatan skema perjanjian perdagangan internasional untuk mendorong ekspor nonmigas indonesia.
• Reformasi Regulasi
Penyederhanaan, percepatan penerbitan perizinan dan non perizinan ekspor/ impor merujuk pada implementasi UU Cipta Kerja.
Salah satu upaya penetrasi pasar yang dilakukan Kementrian Perdagangan adalah melalui kegiatan promosi dagang, baik partisipasi pameran dagang internasional maupun misi dagang. Pada tahun 2021, indonesia akan berpartisipasi pada Expo 2020 Dubai, yang menjadi ajang branding indonesia di mata masyarakat dunia. Melalui event ini, kita akan menampilkan potensi indonesia , di sektor perdagangan, investasi, pariwisata, dan kebudayaan kepada pengunjung yang berasal dari berbagai negara, selama 6 bulan mulai 20 Oktober 2020 – 21 April 2021. Penyelenggaraan misi dagang fokus pada negara-negara non tradisional, di antaranya Kenya dan Ukraina.
2.SIN : Produk Komoditas Ekspor indonesia apa saja yang diminati oleh pasar-pasar luar negeri?
Jerry Sambuaga :
Produk ekspor nonmigas yang memberikan kontribusi nilai ekspor indonesia, di antaranya produk minyak sawit dan turunannya, batubara, produk logam, produk elektronik, tekstil dan produk tekstil, produk kimia, produk otomotif, alas kaki, logam primer, dan produk kertas.
Untuk tahun 2021 , Kementrian Perdagangan telah menetapkan produk ekspor potensial dan pasar ekspor yang menjadi teargetnya, sebagai berikut :
1. Batu Bara , target pasar : Bangladesh, Brunei Darussalam;
2. Produk sawit , target pasar : Vietnam, Itilia, India, dan Spanyol;
3. Besi dan Baja , target pasar : Turki, RRT, PEA, dan Flipina;
4. Tekstil dan garmen, target pasar : pakistan, Belgia, dan Amerika Serikat;
5. Produk Karet , target pasr : RRT, Australia, dan Vietnam;
6. Alas kaki , target pasar : Belgia,RRT, Kore Selatan, Amerika Serikat;
7. Produk Kertas , target pasar : RRT, Taiwan, Australia,Kuwait;
8. Produk makanan, target pasar : PEA , Amerika Serikat, Malaysia;
9. Produk Elektronik, target pasar : Amerika Serikat, Australia, dan RRT;
10. Produk Kimia, target pasar : Nigeria, Pakistan, Australia, dan Italia;
11. Produk otomotif, target pasar : RRT, Brazil, Myanmar;
12. Perhiasan , target pasar : Swiss, Australia, Jepang;
13. Produk kayu, target pasar : Irak, Amerika Serikat, Arab Saudi;
14. Produk Plastik, target pasar : Amerika Serikat, Korea Selatan, Arab Saudi;
15. Produk Seafood , target pasar : Kanada, Thailand, Srilanka.
- SIN : Adakah kemudahan-kemudahan yang diberikan pemerintah kepada pengusaha ekspor Indonesia, selama pandemi ini?
Jerry Sambuaga
Sejak awal pandemi, Kementrian Perdagangan bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mempertahankan/meningkatkan kinerja ekspor nonmigas, yakni:
a. Penyederhanaan kebijakan Lartas Ekspor dan Percepatan Proses Ekspor melalui National Logistics Ecosytem.
b. Percepatan Pelayanan penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) barang ekspor melalui penerapan affixed signature dan Stamp.
c. Penugasan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) melalui trade financing bagi para eksportir.
d. Program Pendampingan ekspor melalui kegiatan Export Coaching Program bekerja sama dengan pemerintah daerah dan lembaga lainnya.
e. Pemberdayaan UKM ekspor melalui strategi fasilitasi, digitalisasi, dan kolaborasi.
f. Penyediaan fasilitas sertifikasi mandiri di kawasan ASEAN (ASEAN-Wide Self Certification) untuk mendorong ekspor ke kawasan ASEAN.
- SIN :Adakah perjanjian perdagangan yang menjadi prioritas pemerintah terkait ekspor produk indonesia ke sejumlah negara ?
Jerry Sambuaga :
Saat ini Pemerintah telah menyelesaikan sebanyak 23 perjanjian perdagangan internasional, baik yang bersifat PTA,FTA, dan CEPA. Ketiga jenis perjanjian dagang tersebut terkait dengan ekspor produk indonesia. Bedanya kalu PTA hanya beberapa pos tarif saja yang disepakati seperti dengan mozambik Indonesia hanya mengkomitmenkan 217 pos tarif, sedangkan FTA hampir seluruh pos tarif yang dikomitmenkan kecuali untuk beberapa produk yang sensitif. Dan yang terakhir CEPA lebih luas, selain produk, juga jasa, investasi, HAKI, Kerja sama ekonomi dan lainnya. Pada tahun 2021 pemerintah akan memprioritaskan 4 perjanjian dagang yaitu EU, Turky, Bangladesh dan Tunisia.
- SIN :Apa yang menjadi kendala pada umumnya terkait perjanjian perdagangan yang berorientasi ekspor ?
Jerry Sambuaga :
Beberapa kendala terkait dengan perjanjian perdagangan, antara lain :
a. Covid-19, beberapa negara mitra runding lebih fokus pada penanganan pandemic covid-19 dan melakukan penutupan perbatasannya, namun demikian beberapa perundingan dapat dilakukan secara virtual;
b.Adanya beberapa Negara mitra yang masih belum memenuhi request Indonesia karena menunggu perkembangan disektor lainnya; Indonesia tetap berupaya agar apa yang menjadi request Indonesia masuk dalam komitmen yang disepakati.
6.SIN : Terkait produk ekspor Indonesia, atau yang akan diekspor nantinya, apa yang menjadi catatan penting bagi pemerintah ?
Jerry Sambuaga :
Beberapa catatan penting untuk peningkatan ekspor nonmigas Indonesia ke depan, diantaranya :
a. Dengan FTAA Bilateral dan regional yang kita telah miliki produk ekspor Indonesia akan mendapatkan tarif dibawah tarif MFN, artinya produk kita lebih kompetitif dibandingka dengan produk negara pesaing yang belum memiliki FTA;
b. Pemerintah telah mengubah fokus kebijakan produk ekspor yang semula berbasis raw material menjadi produk bernilai tambah.
c. Pemerintah dalam mendukung ekspor nonmigas mendorong upaya pengembangan produk berbasis desain, pemenuhan kualitas/ spesifikasi teknis produk di negara tujuan, dan harga yang bersaing dengan harga kompetitor.
d. Mempertahankan ekspor produk utama ke pasar utama, seperti minyak sawit dan turunnya, produk elektronik, kendaraan bermotor, produk mesin-mesin, makanan olahan, alas kaki, produk kertas.
e. Promosi dan penetrasi produkpotensial ke negara-negara nontradisional meliputi batubara,produk sawit, besi dan baja, tekstil dan garmen, produk karet, alas kaki, produk kertas, produk makanan, produk plastik, serta produk seafood.
- SIN : Sebenernya sebesar apa gambaran perbandingan ekspor dan impor perdagangan Indonesia saat ini ?
Jerry Sambuaga :
Berdasarkan neraca perdagangan periode 2016-2020, komposisi ekspor menunjukkan dominasi sektor nonmigas, dengan rata-rata pertumubuhan pertahun sebesar 3,44%. Sedangkan untuk sektor migas pada periode yang sama mengalami penurunan rata-rata pertumbuhan pertahun -11,34%. Hal ini menunjukkan bahwa indonesia telah mengurangi ketergantungan pada sektor minyak dan gas bumi, dan telah mengubah fokus ekspor pada produk bernilai tambah.
Dari sisi impor, memiliki komposisi yang tidak jauh berbeda dengan ekspor, dimana impor migas dalam periode 2016-2020 juga menunjukkan tren pertumbuhan sebesar -6,25% per tahun. Sedangkan untuk impor nonmigas, pada periode yang sama tren pertumbuhan sebesar 2,93% per tahun.
Pada tahun 2020, total perdagangan Indonesia dengan dunia tercatat sebesar USD 304,9 milliar, mengalami penurunan sebesar 10,06% dibandingkan tahun 2019 (USD 339 milliar). Penurunan ini diasumsikan sebagai akibat dari pandemi covid 19 yang melanda seluruh dunia.
Untuk neraca perdagangan, di tahun 2020 tercatat surplus sebesar USD 21,7 milliar, menunjukkan kenaikan sebesar 705,04% dibandingkan tahun 2019 (defisit USD 3,6 milliar). Surplus ini menjadi salah satu indikator bahwa indonesia masih dapat memanfaatkan peluang di tengah masa pandemi.(Heri. S/EK)