SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Kopi Indonesia ternyata kian menarik banyak minat pencinta kopi di Korea Selatan. Buktinya pada acara Seoul Coffee Expo 2017, 6-9 April 2017, di Convention & Exhibition Center (COEX), Seoul, Korea Selatan, partisipasi Indonesia pada acara tersebut adalah yang ketiga kalinya. Menurut siaran pers dari Kementerian Perdagangan, kopi arabika Indonesia dari Toraja, Java, Mandailing dan Gayo meraih perhatian khusus dan sangat diminati para buyer.
Menurut Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan, Arlinda, tahun ini Indonesia mendapat penghormatan sebagai Guest of Country di pameran tersebut. Paviliun Indonesia menempati lahan 90 m2 di Hall A dengan menampilkan di antaranya kopi luwak, specialty coffee arabika, green bean, roasted, blend, brewing coffee dari 9 perusahaan/eksportir terpilih.
Dirinya juga menjelaskan selama lima tahun terakhir, tren positif terjadi pada ekspor kopi Indonesia ke Korea Selatan. “Pada 2012-2016 pertumbuhan meningkat 14,39% dan menjadi salah satu pendongkrak performa ekspor kopi Indonesia,” tambahnya.
“Sebagai Guest Country, Paviliun Indonesia mendapat tempat terhormat dan strategis, termasuk mendapat peliputan utama media setempat jenis kopi terbaik Indonesia, pada penyelenggaan even tersebut,” paparnya. Indonesia tidak hanya memamerkan produk kopi, namun juga menyelenggarakan berbagai acara untuk memeriahkan paviliun lewat coffee cupping, coffee seminar, dan pemutaran video tentang kopi Indonesia dalam rangka nation branding Indonesia.
Coffee cupping diadakan bagi produk yang telah melawati proses seleksi yang ketat. Adapun jenis kopi yang ditampilkan pada coffee cupping di antaranya Sumatera Arabica Aceh-Gayo Coffee, Sumatera Arabica Mandailing Lintong Coffee, Sumatera Arabica Kerinci Natural Coffee, Sumatera Arabica Bengkulu Kaba Mountain Coffee, West Java Preanger Agro Jabar Arabica Coffee, Java Arabica IJEN Bondowoso Coffee, Flores Arabica Bajawa Coffee, Sulawesi Arabica Toraja Coffee, Flores Robusta Natural Manggarai Coffee, dan Java Robusta Temanggung Baron Coffee.
Selama pameran tercatat transaksi potensial senilai USD270.000, dan diperkirakan akan bertambah, karena banyaknya permintaan/inquiries dari potential buyer yang harus ditindaklanjuti oleh para peserta. Peluang pasar produk kopi di Korsel masih cukup besar dengan nilai impor kopi Korsel dari dunia pada 2016, USD562,77 juta. Indonesia perlu lebih meningkatkan citra rasa kopi dan keunikan khas yang tidak dimiliki negara lain kepada masyarakat Korsel.
Di samping itu, kebiasaan minum kopi juga telah menjadi tren di antara anak muda Korea sehingga banyak kedai kopi baru yang bermunculan di Korsel. “Saya optimis melalui kerja sama yang kuat dengan para perwakilan Indonesia, terutama Atase Perdagangan di Seoul dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) di Busan yang terus aktif dilakukan, dapat menggenjot ekspor Indonesia, kopi salah satunya,” tegas Arlinda.
Seoul Coffee Expo merupakan pameran internasional yang dimulai sejak tahun 2012 dengan menampilkan produk premium coffee, coffee ingredients, machinery & equipment, gourmet food, dan franchise & coffee shop supplies. Pameran dikuti tidak kurang dari 250 perusahaan untuk 800 booth termasuk diantaranya Brasil, Kolombia, AS, Italia, Ghana, Kenya, India, dan Korsel. Pengunjung yang datang tercatat sekitar 45.000 orang baik dari domestik maupun internasional.
Sejumlah perusahaan yang tampil dalam Paviliun Indonesia yaitu PT. Erefindo Jaya Indonesia, PT. Agro Jabar, CV. Packaging House, PT. Sabani Internasional, PT. Gede Makmur Jaya, Ventura Coffee, PT. Aneka Coffee Industry, PT. Goesar Trading Persada dan PT. Bustabica Bumi Pasemah dan dua perusahaan importir kopi Indonesia di Korea, Mandheling Coffee Korea dan A3bout Coffee. [Nonie]