Jakarta,-
Sittin on a bed alone in my hotel room
On such a beautiful rainy day
My though are flying … thinking of you
And I hope you’ll be alright
Buddy (Baby) I’ll be home soon
You know I really, really want you to come along
Cause it ain’t easy for me to be away from you
My soul is longing for being close to you
And I know you fell the same way too
‘Cause I am you and you are me
You’re my biggest love and you’ll be forever
My inspiration
You’re the greatest love of all and you’ll be forever
The sun in my heart … in my heart
I’m standing here watching the sun go down
And how I wish that you would be around
You’re my biggest love and you’ll be forever
My inspiration
You’re the greatest love of all and you’ll be forever
The sun in my heart … in my heart … in my heart
The sun in my heart … in my heart … in my heart
You’re my biggest love and you
‘ll be forever
My inspiration
You’re the greatest love of all and you’ll be forever
The sun in my heart … in my heart
You’re my biggest love and you’ll be forever
My inspiration
The sun in my heart
Bertempat di Rumah Lestari di bilangan MBloc Space, Jakarta Selatan, (12/2), Sandhy Sondoro mengembalikan kembali ‘soul of love’ dari lagu ‘The Sun in My Heart’ yang diberikan sebagai bentuk cintanya kepada Aeshan Sachiarputra Sondoro, kini kepada masyarakat pecinta musik Indonesia melalui kekuatan suara ‘Sheryl Crow’ Indonesia, Lala Carmela.
Dan menggantikan kata ‘Buddy’ menjadi ‘Baby’ sekaligus memberikan penekanan pada makna cinta yang semakin universal. Kepada siapa saja dan untuk apapun itu. Bahkan Lala Karmela mengakui bahwa saat pertama dirinya diperdengarkannya, dirinya merasakan hadir harmonizing cinta yang begitu dalam dan begitu kuat, yang tidak hanya untuk sekedar diucapkan dalam kata kata semata.
“Inilah yang pada akhirnya soul lagu ini begitu kuat dan indahnya, sehingga part demi part lagunya dapat dinyanyikan menjadi utuh, saling mengisi, seperti sebuah soulmate yang baru bertemu kembali. Meski lagu ini sesungguhnya dinyanyikan oleh dua orang penyanyi. Dan terpenting makna lagu ini tak hilang,” ungkap Lala Karmela.
Lagu ini dirasakan sangat menyentuh sisi sensisitif hidup kita, lanjut Lala, sing in heart, sebuah strong love song, yang apa adanya. Dan sangat related dengan orang orang yang kita sayang. Inilah magic of the song lagu ini, ujar Lala lagi.
Bagi Sandhy Sondoro, ini bukanlah lagu pertama yang dibuat untuk anaknya, Aeshan. Tapi yang jelas Aeshan merupakan inspirasinya. Melihat Aeshan, selalu melahirkan inspirasi. Aeshan menjadi malaikat penjaga buat Sandhy Sondoro. Apalagi kalau pas pulang pergi Berlin – Jakarta, suka kangen Aeshan. Bahkan ketika diperdengarkan lagu ini kepada Aeshan, Aeshan yang belum genap 8 tahun itu mengatakan bahwa lagu yang dibuatkan papanya buat dirinya itu bagus. Jadi bagi Sandhy Sondoro kuatnya dirinya ini lantaran Aeshan. Selain musiknya serta ibunya.
“Lagu ini sebenarnya sudah dirilis dialbum terakhir saya yang berjudul Beatiful Soul , cuma saya nyanyikan solo alias sendiri. Lagu ini terinspirasi ketika saya kangen dengan anak saya, saya tulis berbahasa inggris Maret 2017 di Bali dari saya bersenandung lalu bersiul saya cari nadanya dan tiba-tiba ilhamnya bahasa Inggris dan memang saya kangen dengan anak saya, seminggu saya di Bali sehingga kangen anak, lalu jadilah lagu itu kemudian di awal tahun 2019 saya kasih dengar ke Lala,” ujar Sandhy.
Sementara untuk penyatuan chemistry, lanjut Sandhy karena kita berdua sudah kenal lama kurang lebih 10 tahun, dimana kita sering hang out bareng ramai-ramai dan saat Lala live performance saya datang, kemudian juga pernah latihan bareng, dimana dia memang senang live perfomance. Project ini dikerjakan disela-sela kesibukan kami (Sandhy dan Lala, red) tetapi karena komitmen kita berdua kuat maka cepat pengerjaan.
Sedangkan bagi Lala Carmela, Sandhy banyak memberikan influence musik yang bagus-bagus ke dirinya. Dan ketika mengerjakan Project Duet ini semua mengalir saja. Duet disini bukan hanya dua orang nyanyi saut-sautan atau membagi lirik untuk dinyanyikan berdua, tetapi lebih kepada agar makna lagu ini tidak hilang. Impact dari lagu ini masih sama yaitu dari hati seseorang yang merindukan.
“Jadi yang terpenting adalah pesan dari lagu itu sendiri sampai kepada para pendengar,” tutup Lala Karmela.
(tjo; foto bonki