SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Perhelatan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional ke-30 tahun 2024 resmi dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada Minggu, 8 September 2024, di GOR Kadrie Oening, Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Acara ini berlangsung dari 8 hingga 15 September 2024, dan tidak hanya menjadi ajang kompetisi keagamaan, tetapi juga membawa dampak positif bagi sektor ekonomi lokal.
Selain perlombaan tilawatil Qur’an, event ini juga menghadirkan Expo dan Pameran Halal Food, yang menampilkan lebih dari 200 stand, 70 booth kuliner halal, serta 30 produk unggulan dari berbagai daerah di Indonesia. Kehadiran expo ini berhasil menarik perhatian publik dan memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kalimantan Timur.
Ahmad Zayadi, Direktur Penerangan Agama Islam Kementerian Agama dan Ketua Panitia Pelaksana MTQ Nasional ke-30, menyatakan bahwa MTQ bukan hanya sekadar kompetisi keagamaan terbesar di Indonesia, tetapi juga menjadi momentum penting untuk menggerakkan ekonomi daerah yang menjadi tuan rumah acara tersebut.
“Kami melihat peran strategis MTQ dalam meningkatkan sektor ekonomi lokal, khususnya di Kalimantan Timur. Selain sebagai syiar Al-Qur’an, MTQ ini menjadi wadah bagi masyarakat untuk mempromosikan dan mengembangkan produk-produk unggulan daerah mereka,” ujar Zayadi dalam keterangannya, Rabu (11/9).
Zayadi menambahkan, penyelenggaraan MTQ Nasional ini memberikan dampak yang luas pada sektor UMKM, kuliner, dan produk kreatif lainnya. Menurutnya, MTQ tidak hanya memberi dampak spiritual, tetapi juga membantu masyarakat tuan rumah memperoleh manfaat ekonomi yang berkelanjutan.
“MTQ Nasional ini menunjukkan bahwa acara keagamaan bisa menjadi kekuatan untuk membangkitkan ekonomi baru bagi masyarakat lokal,” lanjut Zayadi. Ia juga menyampaikan bahwa MTQ menjadi ajang bagi provinsi lain untuk memamerkan produk unggulan daerah mereka melalui lebih dari 30 booth yang tersedia.
Dampak Ekonomi Positif bagi UMKM Lokal
Bagi para pelaku UMKM di Samarinda, kehadiran MTQ Nasional membawa berkah tersendiri. Salah satu pelaku UMKM yang merasakan dampak ekonomi dari ajang ini adalah Fadliyah Alaydrus (46), pemilik usaha roti maryam dengan merek “Acil Ipad”. Fadliyah mengaku mengalami peningkatan omzet hingga Rp2 juta per hari sejak Expo Pameran Seni Antarbangsa dan Halal Food yang digelar bersamaan dengan MTQ tersebut dibuka.
“Biasanya saya hanya mendapatkan keuntungan sekitar Rp300-500 ribu per hari, namun setelah pembukaan Expo, keuntungan saya bisa mencapai Rp2 juta per hari,” ungkap Fadliyah yang memproduksi 9 paket roti maryam setiap harinya.
Selain Fadliyah, Wahyudi (28), pemilik toko “Aci Baru” yang menjual berbagai suvenir khas Kalimantan Timur, juga merasakan dampak ekonomi dari acara ini. Ia mengaku memperoleh penghasilan penjualan hingga Rp5 juta per hari sejak Pameran Expo dibuka.
“Dari transaksi tunai, saya bisa mendapatkan Rp3 juta, sementara dari QRIS bisa mencapai Rp1-2 juta,” jelas Wahyudi. Ia menjual beragam produk kerajinan khas daerah, seperti manik-manik, anjat, ulap doyo, sarung Samarinda, batik, mandau, sumpit, dan tas kadut yang dirangkai dengan manik-manik secara manual.
MTQ Sebagai Penggerak Ekonomi Kreatif
Zayadi berharap agar ekonomi kreatif yang terbentuk selama MTQ dapat terus berkembang bahkan setelah acara berakhir. “MTQ ini hanya permulaan. Semoga kolaborasi antara pelaku UMKM, pemerintah, dan masyarakat akan terus terjalin sehingga ekonomi kreatif Kalimantan Timur dapat tumbuh lebih pesat,” pungkasnya.
Penyelenggaraan MTQ Nasional ke-30 ini tidak hanya menjadi momentum syiar agama yang penting, tetapi juga menggerakkan perekonomian daerah dan memberikan manfaat nyata bagi para pelaku usaha lokal, khususnya di Kalimantan Timur. MTQ 2024 diharapkan dapat menjadi contoh bahwa ajang keagamaan bisa berperan besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di berbagai sektor.
(Anton)