SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti meminta Menteri Perdagangan Agus Suparmanto untuk segera melakukan evaluasi dan koordinasi dengan Kemenkes, menyusul menyusutnya produksi komoditas alat kesehatan di dalam negeri. Bahkan kampus UGM sudah bisa memproduksi Ventilator standar ICU yang sama dengan produk impor, hanya saja masih menunggu izin edar dari Kemenkes.
“Termasuk sejumlah pabrik tekstil yang sekarang memproduksi baju APD dan masker. Ini harus mendapat prioritas untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu,” kata LaNyalla RI Agus Suparmanto, di rumah dinas Ketua DPD RI di Jalan Denpasar Raya, Jakarta, Kamis (18/6/2020) petang.
Aspirasi LaNyalla tersebut setelah menyerap aspirasi daerah dan masukan dari Apindo dan Kadin Indonesia di masa reses. LaNyalla juga mengingatkan Mendag terkait keputusan Vietnam dan India yang menghentikan ekspor produk pangan utama mereka. Hal ini harus dimaknai bahwa potensi krisis pangan dunia sudah ada di depan mata menyusul pandemic Covid-19.
“Sebaiknya Kemendag segara koordinasi dengan Bulog dan Kementan untuk melakukan antisipasi fenomena ini. Karena saya secara pribadi sudah menyampaikan kepada Presiden tentang perlunya membangun ketahanan di sektor pangan,” ungkap mantan Ketua KADIN Jawa Timur itu.
Sedangkan Mendag menegaskan pihaknya akan menseriusi aspirasi Ketua DPD khususnya komoditas barang jadi yang menjadi perhatian APINDO dan KADIN Indonesia. Salah satu opsinya, Kemendag akan menempuh pemberlakuan safeguard, dengan menaikkan bea masuk impor terhadap komoditas tersebut.
“Sehingga produk dalam negeri terlindungi. Sedangkan terkait impor alat kesehatan terkait Covid-19, yang memang diberi relaksasi pembebasan izin impor, akan dievaluasi per tanggal 30 Juni 2020 mendatang,” tegas Mendag.
Perlu diketahui, terhitung sejak Januari hingga April 2020, nilai impor alat kesehatan mencapai 1,1 milyar USD, naik 11,6 persen YoY. Kenaikan ini didominasi empat produk, yakni Masker, Hand Sanitizer, PCR Test dan Ventilator. Sementara terkait peningkatan impor sayur dan buah-buahan, dikatakan Mendag, dikarenakan adanya permintaan dari kelas konsumen premium. Terutama dari kalangan ekspatriat yang belanja di super market kelas atas.(EK)