SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Pemerintah melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan ekstrem pada 2026. Hal ini disampaikan Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, dalam acara Musrenbangnas RPJMN 2025-2029 yang digelar di kantor Bappenas RI, Senin (30/12).
RPJMN ini merupakan penjabaran visi dan misi Presiden RI Prabowo Subianto, yang terangkum dalam program Asta Cita. Salah satu fokus utamanya adalah penurunan tingkat kemiskinan hingga 4,5% pada 2029 dan penghapusan total kemiskinan ekstrem pada 2026.
“RPJMN menekankan penurunan tingkat kemiskinan menjadi 4,5% pada tahun 2029 dan kemiskinan ekstrem harus menjadi 0% pada tahun 2026,” ujar Rachmat Pambudy.
Strategi Pengentasan Kemiskinan
Untuk mewujudkan target ini, sejumlah strategi telah disiapkan, termasuk:
1. Perlindungan Sosial Terintegrasi: Melibatkan program bantuan berbasis data yang tepat sasaran.
2. Pemberdayaan Masyarakat: Fokus pada pengembangan ekonomi lokal.
3. Peningkatan Pendidikan dan Kesehatan: Menyediakan layanan kesehatan terintegrasi, membangun sekolah unggulan baru, dan meningkatkan kualitas serta kesejahteraan guru.
“Strategi ini juga mencakup pemberian makanan bergizi, penuntasan tuberkulosis, dan program kesehatan untuk ibu hamil serta balita,” tambah Rachmat.
Target Indikator Utama
Selain menghapus kemiskinan ekstrem, RPJMN menargetkan:
– Indeks Modal Manusia mencapai 0,59% pada 2029.
– Pertumbuhan Ekonomi sebesar 8% per tahun.
Untuk mencapai hal tersebut, delapan strategi utama dirumuskan, termasuk peningkatan produktivitas pertanian, hilirisasi industri, penerapan ekonomi hijau dan biru, serta deregulasi perizinan.
“Ekonomi yang tumbuh 8% akan didukung oleh kesinambungan fiskal dan kebijakan moneter yang pro-growth,” jelas Rachmat.
Proyek Strategis Nasional (PSN)
RPJMN juga akan mengarahkan pembangunan melalui Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diprioritaskan untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan.
Salah satu PSN yang mendapat perhatian besar adalah Program Makan Bergizi (MBG). Program ini tidak hanya memastikan gizi ibu hamil, balita, dan anak sekolah terpenuhi, tetapi juga mendorong prestasi siswa dan partisipasi sekolah.
“Program Makan Bergizi akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas, menciptakan lapangan kerja, dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi sebesar 0,86% di tahun pertama RPJMN,” ungkap Kepala Bappenas.
Dengan anggaran Rp71 triliun, program ini juga diharapkan memberikan dampak besar dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.
Optimisme untuk 2029
RPJMN 2025-2029 dirancang untuk menciptakan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Kepala Bappenas menekankan pentingnya kolaborasi seluruh pihak dalam mewujudkan visi ini.
“Dengan RPJMN ini, kita tidak hanya menghapus kemiskinan ekstrem tetapi juga menciptakan ekonomi yang kuat dan masyarakat yang sejahtera,” tutup Rachmat.
RPJMN 2025-2029 bukan hanya sebuah dokumen rencana, tetapi komitmen pemerintah untuk membawa Indonesia lebih maju. Dengan target ambisius dan strategi yang jelas, visi untuk Indonesia yang bebas kemiskinan dan bertumbuh kuat di masa depan semakin nyata.
(ANTON)