SUARAINDONEWS.COM, Jakarta — Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS) menyatakan dukungannya terhadap kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang berkomitmen meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai program pro rakyat, termasuk kenaikan gaji guru, buruh, dan hakim. Namun, DNIKS menilai masih ada kelompok strategis yang belum tersentuh secara optimal: para pekerja dan pegiat media.
“Pekerja media adalah profesi mulia dan terhormat, namun belum mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah dalam hal kesejahteraan. Presiden Prabowo perlu merespons hal ini,” ujar Ketua Umum DNIKS, A. Effendy Choirie, yang akrab disapa Gus Choi, dalam acara “Silaturahmi dan Reuni Eks Wartawan Berita Yudha: Menjilid Kenangan dan FGD Bersama DNIKS” di Kantor DNIKS, Jakarta Pusat.
Gus Choi mengungkapkan keprihatinannya terhadap situasi industri media saat ini, yang menghadapi tantangan berat akibat disrupsi digital dan media sosial. Ia menyoroti gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di berbagai perusahaan media sebagai dampak langsung dari perubahan ekosistem informasi.
“Industri media mengalami tekanan hebat. Banyak media gulung tikar, dan pilar keempat demokrasi ini rentan melemah. Maka pemerintah harus hadir memberikan solusi,” tegasnya.
Sebagai solusi awal, Gus Choi mengusulkan kolaborasi antara DNIKS dengan yayasan atau organisasi yang didirikan para pekerja media untuk memikirkan masa depan profesi ini secara bersama-sama. “Soal bentuknya seperti apa, mari kita duduk bersama dan cari jalan keluarnya,” imbuhnya.
Gus Choi juga menyoroti perkembangan pesat media sosial dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang telah mengubah peta ekosistem media secara drastis. Menurutnya, banyak konten kreator digital seperti youtuber kini memperoleh popularitas dan penghasilan tinggi tanpa melalui jalur jurnalisme formal. “Ini fenomena baru yang harus dicermati. Generasi muda bergerak cepat di dunia digital, tapi banyak yang bukan jurnalis dan pekerja media,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Choi juga mengajak para eks jurnalis dan karyawan media untuk kembali mengambil peran aktif dalam kerja-kerja sosial. DNIKS, yang menjadi mitra strategis Kementerian Sosial dan membawahi lebih dari 35 organisasi sosial nasional, membuka ruang partisipasi seluas-luasnya untuk pemberdayaan masyarakat, pengentasan kemiskinan, dan pembangunan ekonomi rakyat.
“Kita mungkin telah menapaki jalan hidup yang berbeda, namun semangat menyuarakan kebenaran, membela kaum lemah, dan mengabdi kepada masyarakat adalah semangat yang tidak pernah usang,” ucap mantan Anggota DPR RI itu.
Acara reuni eks wartawan Berita Yudha ini diawali dengan doa bersama dan sambutan Ketua Panitia, Suryadi. Sesi “Menjilid Kenangan” menghadirkan foto-foto memorabilia, penghormatan bagi rekan-rekan yang telah wafat, dan berbagi kisah inspiratif dari masa-masa perjuangan di dunia jurnalistik. Acara ditutup dengan diskusi santai dan makan siang bersama dalam suasana penuh kehangatan dan nostalgia.
Forum ini menyepakati pentingnya membangun kembali jejaring dan kontribusi kolektif bagi masyarakat. DNIKS pun membuka peluang kolaborasi program-program sosial bersama para eks jurnalis dan insan media yang ingin kembali mengambil peran aktif dalam pembangunan sosial Indonesia.
(Anton)