SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Pesawat militer AS jenis C-17, yang biasanya digunakan untuk misi perang, kini menjadi saksi bisu drama terbesar tahun ini. Jumat (24/1/2025), ratusan imigran ilegal diterbangkan keluar dari Amerika Serikat. Operasi besar-besaran ini menjadi bukti nyata bahwa Presiden Donald Trump tidak main-main soal janji kampanyenya.
“Janji telah dibuat. Janji ditepati,” ujar Karoline Leavitt, Sekretaris Pers Gedung Putih, dalam unggahannya di media sosial X (dulu dikenal sebagai Twitter).
538 Imigran Ditangkap. Ratusan Dideportasi. Mimpi Pupus.
Ini bukan film atau serial dokumenter. Ini adalah kenyataan. Sejak dilantik kembali sebagai presiden, Trump langsung tancap gas. Di hari pertamanya menjabat, ia menetapkan “darurat nasional” di perbatasan selatan, mengerahkan ribuan tentara, dan memerintahkan operasi deportasi terbesar dalam sejarah AS.
“Operasi ini bukan hanya besar, tapi juga brutal,” ujar Wali Kota Newark, Ras J. Baraka. Salah satu insiden paling mengejutkan terjadi di kota ini. Agen ICE (Imigrasi dan Bea Cukai) dilaporkan menggerebek sebuah perusahaan lokal tanpa surat perintah, menangkap penduduk tanpa dokumen, dan bahkan menahan seorang veteran militer AS.
“Veteran yang dulu berjuang untuk Amerika, kini malah dikhianati,” kata Baraka penuh emosi.
Drama di Perbatasan: Mimpi Amerika yang Hancur
Di balik angka-angka ini, ada realita yang bikin hati perih. Anak-anak terpisah dari orang tuanya. Keluarga hancur dalam sekejap. Di Guatemala, ratusan orang yang baru saja dideportasi harus menerima kenyataan pahit bahwa mimpi mereka untuk kehidupan lebih baik kini telah berakhir.
“Kami hanya ingin bekerja, tidak lebih. Tapi sekarang kami kembali tanpa apa-apa,” kata seorang pria sambil menggendong putrinya yang menangis.
Di sisi lain, Trump berdiri teguh di balik kebijakannya. Menurutnya, langkah ini penting untuk menjaga keamanan nasional. Tapi di media sosial, tagar seperti #DeportasiTrump dan #HumanityMatters menjadi trending. Banyak yang mempertanyakan, apakah ini benar-benar solusi atau hanya memperpanjang luka kemanusiaan?
Viral di Media Sosial: Protes dan Ketakutan
Kebijakan ini bikin heboh internet. Banyak yang mengunggah video detik-detik penggerebekan ICE yang terlihat seperti adegan action film Hollywood. Protes bermunculan di kota-kota besar seperti Los Angeles, New York, dan Newark.
“Kamu tahu nggak, salah satu yang ditahan ICE itu veteran AS? Serius, ini keterlaluan banget,” tulis seorang pengguna X yang mendapatkan ribuan retweet.
Namun, pendukung Trump punya pandangan berbeda. “Kalau mereka masuk ilegal, ya mereka harus keluar. Titik.” Komentar seperti ini juga membanjiri diskusi di media sosial.
Mimpi Amerika yang Pudar: Siapa yang Sebenarnya Menang?
Apa sebenarnya arti American Dream kalau begini jadinya? Di satu sisi, Trump dianggap tegas dan menjaga negara. Tapi di sisi lain, ribuan keluarga hancur, komunitas hidup dalam ketakutan, dan negara ini terlihat lebih terpecah dari sebelumnya.
Entah Anda pendukung Trump atau tidak, satu hal yang jelas: Deportasi massal ini lebih dari sekadar kebijakan, ini adalah babak baru dalam sejarah Amerika yang akan terus dibahas.
Jadi, bagaimana menurut kalian? Tegas atau terlalu kejam? Tulis di kolom komentar, dan jangan lupa share artikel ini biar teman-teman kalian juga tahu apa yang sedang terjadi di dunia!
(ANTON)