SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Menjaga tubuh sehat selama berlibur dan sesudahnya, sangat penting bagi keluarga. Beberapa hal yang perlu diketahui antara lain menjaga kesehatan kulit, terutama bagi berpergian ke negara iklim yang berbeda, kesehatan anak dan ibu hamil.
Memiliki kulit yang sehat merupakan hal yang diinginkan oleh semua orang. Beberapa yang mempengaruhi jenis dan kondisi kulit adalah faktor genetik, iklim, aktivitas, penyakit kulit, makanan, produk perawatan kulit, dan kosmetik.
“Meskipun genetik berperan paling penting, perubahan iklim berpengaruh cukup besar pada kondisi kulit,” jelas dr.Matahari Arsy SpKK, dokter spesialis dermatologi-Venerologi dari Klinik Bamed, Jakarta, baru-baru ini kepada Suaraindonews.com.
Dikatakannya, iklim yang sangat dingin akan membuat kulit mudah menjadi kering, hingga skin barier kulit dapat rusak. Skin barrier yang rusak menyebabkan kulit menjadi sensitif dan mudah iritasi. Tampilan kulit juga menjadi kusam, hingga kulit tampak bersisik, pecah-pecah dan mengelupas.
Berbeda dengan kondisi iklim yang sangat panas dan kering, kelenjar dan minyak akan menjadi lebih aktif, sehingga berpotensi membuat kulit sensitif, berjerawat kambuh, atau menyebabkan iritasi kelenjar keringat. Bahkan terjadi infeksi di area yang mudah berkeringat.
Dokter Matahari Arsy, menjelaskan satu hal sudah pasti pada saat berlibur adalah aktivitas yang banyak di luar ruangan. Pajanan sinar UV tentu akan membuat kulit yang memiliki flek dapat kambuh, serta memicu penuaan kulit dari luar yang lebih cepat.
Untuk menjaga kulit tetap sehat sebelum dan sesudah liburan, tentu diperlukan persiapan yang baik. Sebelum liburan, pastikan untuk mengetahui jenis kulit serta regimen skincare yang tepat untuk tiap jenis kulit dan permasalahannya.
Sementara itu, terkait dengan liburan bagi anak, Dr. Rista Harwita Putri, Sp.A, mengatakan agar anak dapat menikmati liburan dengan optimal, sangat penting menjaga kesehatannya sebelum selama liburan. Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan, yaitu tubuh anak harus dalam keadaan sehat saat berangkat liburan.
Caranya yaitu dengan mengonsumsi asupan nutrisi bergizi seimbang dan cukup istirahat sebelum berpegian. Sehingga anak dapat berangkat berlibur dalam kondisi prima. Penuhi vaksinasi anak sesuai dengan jadwal sebelum berlibur. Anak lebih dari 6 tahun juga sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Menyiapkan pakaian sesuai dengan lokasi dan daerah tempat berlibur. Perilaku hidup bersih dan sehat dengan menerapkan protokol kesehatan yang benar jika membawa anak ke tempat rekreasi yang ramai pengunjung. Bila anak masih belum bisa menggunakan masker dengan patuh karena masih bayi, sebaiknya bawa anak berlibur bukan di tempat keramaian.
Istirahat yang cukup selama liburan perlu dilakukan. Orang tua perlu membatasi jam bermain dan mengatur waktu istirahat anak selama liburan. Waktu bermain dan istirahat harus seimbang, sehingga membuat kekebalan tubuh anak tetap optimal.
Selain itu, mengonsumsi makanan bergizi selama liburan, zat gizi seimbang yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral dalam jumlah yang sesuai untuk menjaga daya tahan tubuhnya tetap baik. Sebagai tambahan, selalu menyiapkan termometer, obat demam, serta obat-obatan lain yang biasa dikonsumsi anak bila mereka rutin mengonsumsi obat tertentu.
Dijelaskannya, gejala penyakit yang perlu diwaspadai, seperti munculnya demam, batuk, pilek, diare setelah liburan merupakan gejala yang sering terjadi selama liburan. Bila timbul gejala seperti itu saat liburan, maka orang tua dapat memberikan pertolongan pertama.
Bila terjadi demam segera ukur suhu badan anak, berikan obat penurun panas sesuai dengan usia dan berat badan anak, kompres hangat badan anak, pakai pakaian yang tipis dan nyaman, serta pastikan anak mau minum air putih yang banyak.
“Bila anak batuk dan pilek, pastikan tidak ada kondisi gawat seperti nafas sesak, bibir pucat, serta tarikan pada dinding dada. Anak yang sedang batuk pilek tidak boleh beraktivitas di tempat ramai dan butuh istirahat yang cukup. Apabila anak diare ataupun muntah, pastikan kebutuhan cairan anak tetap tercukupi. Tanda anak mulai kekurangan cairan yaitu matanya cekung dan buang air kecil menjadi lebih pekat serta sedikit,” terang dokter Rista.
Lalu bagaimana liburan yang aman dan nyaman untuk ibu hamil atau bumil? Dr. Cherysa Rifiranda, Sp.OG, menjelaskan, waktun yang baik untuk melakukan perjalanan bagi bumil adalah di tengah usia kehamilan, yaitu sekitar minggu ke-14 sampai dengan ke-28 kehamilan.
Selama rentang waktu tersebut energi ibu hamil mual di pagi hari dan membaik atau hilang, ibu hamil masih dapat beraktivitas dengan mudah. Setelah 28 minggu akan lebih sulit untuk bergerak atau duduk dalam waktu lama.
“Semua ibu hamil yang sehat dan tidak mengalami komplikasi boleh untuk melakukan perjalanan traveling. Sebaliknya, ibu hamil yang mengalami komplikasi saat kehamilan tidak dianjurkan melakukan traveling karena dikhawatirkan akan memperburuk kondisi sang ibu hamil dan janin,” katanya.
Beberapa hal yang dapat menghalangi ibu hamil untuk melakukan perjalanan adalah memiliki faktor risiko kelainan medis, memiliki faktor risiko kelainan obstetrik, dan melakulan perjalanan ke daerah berbahaya, misalnya ke daerah endemik malaria.
Selanjutnya dikatakan dr. Cherysa, hal yang perlu dilakukan sebelum perjalanan adalah memeriksakan diri ke dokter kandungan. Beritahu dokter rencana perjalanan sehingga dokter akan membantu memutuskan, apakah perjalanan akan aman atau tidak untuk ibu hamil dan janinnya.
Dokter kandungan juga akan memastikan taksiran persalinan, kondisi kesehatan ibu dan janin saat ini, dan menginformasikan apa saja hal yang harus dilakukan sebelum memulai perjalanan. Ibu hamil, mungkin perlu melakukan vaksinasi sebelum melakukan perjalanan ke negara tetentu.
Dokter juga akan memberi tahu apa saja tanda bahaya kehamilan yang mengharuskan ibu hamil segera memeriksakan diri kepada fasilitas layanan kesehatan terdekat yaitu perdarahan percaginam, nyeri atau kram perut bagian bawah, pecah ketuban, gejala preeclampsia atau sakit kepala hebat, gangguan penglihatan, bengkak di wajah, muntah atau pun diare berat, dan gejala deep vein thrombosis.
“Pemilihan jenis alat transportasi yang digunakan ibu hamil perlu menjadi perhatian, terutama ketika melakulan perjalanan jarak jauh, dengan pertimbangan waktu tempuh untuk keamanan dan kenyamanan ibu hamil. Beberapa kiat liburan dan paska liburan saat sedang hamil yang harus diperhatikan antara lain melindungi kesehatan bumil saat berpegian, bumil aman dan nyaman selama perjalanan, menggunakan pakaian yang longgar dan sepatu yang nyaman, menyusun perjalanan secara terencana, penuhi cukup nutrisi dan cairan. Selain itu menyiapkan rencana bila terjadi kegawatdaruratan medis, dan memahami tanda bahaya kehamilan,” tutup Cherysa Rifiranda, dokter spesialis kebidanan dan kandungan, klinik Bamed, Jakarta. (Ahmad Djunaedi)