SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Ruang Birawa, Hotel Bidakara, Jakarta mendadak penuh energi saat Ketua Majelis Syuro PKS, Dr. Salim Segaf Aljufri, membuka acara Konsolidasi Nasional dan Bimbingan Teknis Nasional (Bimteknas) Fraksi PKS se-Indonesia. Suasana serius tapi santai? Bisa dibilang begitu.
Dalam pidato berapi-apinya, Dr. Salim mengingatkan para kader: “Bangun komunikasi, kolaborasi yang berjalan terus-menerus. Jangan pernah lelah berbuat untuk negeri ini!” tegasnya.
Katanya, perjuangan itu bukan hanya soal duduk di ruang rapat sambil mikirin strategi politik, tapi juga soal memperkuat spiritualitas. Keikhlasan, kata beliau, adalah kunci.
“Tidak usah menunggu balasan dari manusia. Seperti benih yang disebar di bumi, nanti akan tumbuh dengan izin Allah,” lanjutnya bijak. Ya, kira-kira seperti menanam kebaikan tanpa nunggu like di sosial media.
Tak lupa, Dr. Salim menyoroti keberagaman Indonesia yang kaya raya — 1.300 suku, 700 bahasa, 17.000 pulau. Ini, katanya, adalah anugerah luar biasa yang harus diurus dengan penuh cinta dan kejelian.
“Bangsa ini mampu memimpin dunia, jika kita sukses mengelola keberagaman ini,” ucapnya penuh harapan.
Di tengah panas-dingin politik global dan revolusi teknologi yang kencang banget, Dr. Salim juga menyentil kader PKS supaya jangan lelet. Bonus demografi 2045 sudah di depan mata, bro-sis!
Dalam klimaks sambutannya, Dr. Salim memanggil kembali semangat kemanusiaan, khususnya dukungan penuh untuk Palestina:
“Perjuangan membela Palestina bukan hanya karena keimanan, tapi juga perintah konstitusi kita. Kita harus menjadi yang terdepan dalam memperjuangkan kemerdekaan dan keadilan dunia!” serunya, memancing gemuruh “Free-free Palestine!” dari seluruh peserta.
Acara pun ditutup dengan penuh semangat, ala-ala konser solidaritas. Ada yang berpelukan, ada yang angkat tangan tinggi-tinggi — lengkap sudah dramanya.
(Anton)