SUARAINDONEWS.COM, Bali-Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Amir Uskara memberi apresiasi kepada Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Bali yang mendapat penerimaan surplus di tengah pandemic Covid-19. Penerimaan Bea Cukai Bali sudah mencapai target hingga 104,83 persen.
Amir Uskara menilai capaian ini perlu diapresiasi, mengingat di daerah lain justru banyak mengalami defisit.
“Saya kira ini sesuatu yang perlu kita apresiasi, karena hampir seluruh daerah yang kita datangi tak mencapai target. Mungkin satu-satunya yang bisa surplus hanya Kanwil Bali,” kata Amir usai menggelar pertemuan Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi XI DPR RI dengan Kepala Kanwil Bea Cukai Bali, Jumat (20/11/2020).
Target penerimaan Bea Cukai Bali sudah mencapai target sampai 100,4 persen pada pertengahan November ini. Situasi Ini disebabkan ada pelayanan ekspor yang terus dilakukan ke beberapa negara. Misalnya, ekspor produk UMKM, padahal, kondisi Bandara Ngurah Rai, Bali juga masih terlihat sepi. Bahkan, pertumbuhannya minus 12,25 persen pada triwulan III. Semuanya karena wabah Corona.
“Pada kondisi Covid-19 saat ini, Kanwil Bea Cukai Bali malah bisa mencetak penerimaan surplus. Surplus karena mereka mendorong UMKM di Bali bergerak untuk melakukan ekspor.
Dari sisi internal sendiri, Bea Cukai Bali menggerakkan semua potensi yang dimiliki. Karena bandara tidak terlalu sibuk, maka mereka bergerak ke masyarakat mendorong UMKM sehingga bisa memberikan income bagi Bea Cukai,” ungkap politisi PPP itu.
Dalam paparannya di hadapan delegasi Komisi XI DPR RI, Kepala Kanwil Bea Cukai Bali menyebutkan, dari target penerimaan tahun 2020 sebesar Rp 590,85 miliar, terealisasi mencapai Rp 619,40 miliar. Penerimaan ini diperoleh dari Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Ngurah Rai dan KPPBC Denpasar.
Realisasi penerimaan Bea Cukai Bali dalam tiga tahun terakhir mengalami tren peningkatan. Kalau pada tahun 2018 dari target penerimaan sebesar Rp 558,51 miliar, terealisasi Rp 651,94 miliar atau 116,73 persen. Pada 2019 targetnya Rp 692,95 miliar, terealisasi Rp 806,86 miliar atau 116,44 persen. (Tumpak S)