SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Perusahaan energi milik Rusia Gazprom mengungkapkan jaur utama pipa gas ke Eropa akan ditutup selama tiga hari pada akhir bulan ini untuk menjalani pemeliharaan rutin.
Dimana hal ini bakal semakin menekan pasokan energi ketika Jerman mencoba membangun stok untuk musim dingin. Ditambah bakal membuat Eropa terguncang krisis gas yang makin parah.
Sebagai informasi seperti dilansir Bloomberg, harga gas patokan berjangka Eropa melonjak sebanyak 9% setelah produsen Rusia itu mengatakan tidak akan mengirimkan gas ke Jerman melalui pipa Nord Stream dari 31 Agustus hingga 2 September karena pemeliharaan.
Pekerjaan ini akan melibatkan satu-satunya turbin yang berfungsi yang dapat memompa gas ke dalam tautan. Pasar gas Eropa telah bergejolak selama berbulan-bulan karena Rusia secara progresif memotong pengiriman melalui pipa Nord Stream, baru-baru ini menjadi hanya 20% dari kapasitas.
Gazprom beralasan penutupan aliran karena adanya masalah dengan turbin, tetapi politisi Eropa bersikeras pembatasan itu bermotif politik dengan menuding Rusia membalas sanksi yang dijatuhkan kepada Moskow setelah menginvasi Ukraina.
Perintah pemeliharaan yang tidak terjadwal pada pipa Nord Stream 1, yang mengalir di bawah Laut Baltik ke Jerman, memperdalam kebuntuan energi antara Moskow dan Brussel telah mendorong lonjakan inflasi di wilayah tersebut dan meningkatkan risiko penjatahan dan resesi.
Mengutip Reuters, Gazprom pada Jumat melaporkan satu-satunya turbin yang beroperasi di stasiun kompresor utama di sepanjang pipa, yang menghubungkan Rusia Barat dan Jerman, akan ditutup untuk perawatan rutin 31 Agustus-2 September.
“Sesuai kontrak, perawatan rutin akan dilakukan bersama dengan spesialis Siemens,” kata perusahaan tersebut, merujuk pada mitranya di Jerman, Siemens Energy.
Penutupan akan dilakukan selama sebulan setelah Gazprom memulihkan pasokan gas alam melalui pipa menjadi hanya seperlima dari kapasitasnya setelah penutupan sebelumnya untuk pemeliharaan.
Rusia menyatakan bahwa pengurangan pasokan melalui pipa adalah masalah teknis tetapi Jerman menyebutnya sebagai langkah politik untuk menabur ketidakpastian dan mendorong harga di tengah konflik Ukraina.
Penghentian pasokan yang baru saja diumumkan itu memberikan kekhawatiran berlebih bahwa Rusia dapat sepenuhnya memangkas pasokan gas ke pembangkit, industri hingga kebutuhan rumah tangga untuk mencoba mendapatkan pengaruh politik atas Eropa.
Secara bisnis, sebagai importir gas Rusia, Jerman melakukan bailout hingga USD15,1 miliar untuk menutupi kekrugian setelah bulan lalu Rusia secara drastis memotong aliran dan memaksanya untuk membeli gas di tempat lain dengan harga yang jauh lebih tinggi.
Shutdown aliran gas terjadi tepat ketika Jerman bergegas untuk mengisi penyimpanan gas setidaknya hingga kapasitas mencapai 95% pada bulan November.
Namun hal itu juga tidak menjamin akan ada cukup gas untuk musim dingin jika Rusia memutus pasokan, kata regulator energi Jerman. Rusia diketahui telah membatasi pengiriman ke Eropa melalui Ukraina.
Meskipun mematikan Nord Stream selama tiga hari merupakan pukulan serius bagi pasar Eropa yang sudah rapuh, namun itu bisa menjadi lebih buruk.
Pemeliharaan untuk waktu singkat dan tidak dilakukan di tengah puncak permintaan menunjukkan bahwa turbin tunggal sedang dijaga sehingga dapat terus berfungsi untuk saat ini.
Kembali pada bulan Juli, pipa sempat ditutup selama 10 hari untuk pemeliharaan rutin tahunan, dan banyak yang khawatir persediaan tidak akan dilanjutkan sama sekali.
Harga gas Eropa membukukan kenaikan mingguan terlama tahun ini pada perdagangan Jumat waktu setempat, mengintensifkan rasa sakit bagi industri dan rumah tangga, dan mengancam akan mendorong ekonomi ke dalam resesi.
Pemeliharaan akan dilakukan dengan Siemens Energy, yang membuat turbin dan memiliki kontrak layanan dengan Gazprom, menurut pernyataan itu.
“Setelah selesaikan melakukan pengecekan dan ternyata tidak ada kerusakan teknis, transportasi gas akan dikembalikan ke level 33 juta meter kubik per hari,” kata Gazprom.
Itu sama dengan 20% dari kapasitas yang berlaku sekarang. Pipa Nord Stream sendiri dapat membawa sekitar 167 juta meter kubik per hari.
Stasiun kompresor Portovaya di Rusia, tempat pipa dimulai, dirancang untuk mengoperasikan enam turbin utama dan dua turbin yang lebih kecil.
Satu turbin terdampar di Jerman setelah tertahan di Kanada, sementara yang lain masih di Rusia dimana membutuhkan perbaikan baik di Kanada atau di lokasi tersebut. (wwa)